Breaking News

Infrastruktur

Aceh Tamiang Manfaatkan Batang Kelapa Sawit Ubah Arus Sungai

Ratusan bantang kelapa sawit ini ditanam di satu titik sungai di Pekan Seruway, Aceh Tamiang

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Proses jembuatan krib di Pekan Seruway, Aceh Tamiang menggunakan batang kelapa sawit, Minggu (22/1/2024). Krib bertujuan untuk mengalihkan arus sungai agar tidak langsung menghantam tanggul yang sudah rusak parah. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang memanfaatkan batang kelapa sawit untuk mengurangi ancaman banjir. 

Ratusan bantang kelapa sawit ini ditanam di satu titik sungai di Pekan Seruway, Aceh Tamiang dengan tujuan mengubah arus sungai.

“Kita membuat krib dari batang kelapa sawit, tujuannya agar arus sungai tidak langsung menghantam dinding tanggul,” kata Kalak BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery melalui Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Fachruddiin, Senin (22/1/2024).

Baca juga: Aniaya CPNS hingga Babak Belur, Anak Kepala Dinas di Sulbar Ditangkap Polisi

Fachruddin mengatakan proses pengerjaan ini sudah dimulai sejak Minggu (21/1/2024) kemarin. Mitigasi bencana ini dilakukan di aliran sungai sepanjang 30 meter dengan menggunakan 300 bataang kelapa sawit.

“Kami memperhatikan kebutuhan di lapangan, bila kurang, nantinya akan ditambah sesuai kebutuhan,” lanjut Fachruddin.

Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra menjelakan pembuatan krib merupakan salah satu solusi jangka pendek terbaik. Krib ini untuk mencegah kerusakan tanggul yang lebih parah. 

“Kondisinya sudah sangat parah, kritis. Kita khawatir kalau kena banjir sekali lagi, ini akan hancur,” kata Asra.

Asra menjelaskan tanggul yang dibangun 2016 itu sudah berulang-ulang dihantam banjir, sehingga terjadi kerusakan yang sangat parah. Pemkab Aceh Tamiang kata dia berinisiatif melakukan pencegahan dini untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

“Ini sekali pukul lagi roboh, perkampungan di sini akan terendam. Kami selaku pemerintah daerah wajib melindungi warga kami dari ancaman bahaya itu,” kata Asra.

Diakuinya kalau krib hanya bersifat sementara karena hanya untuk memperkecil gelombang sungai ke tanggul. Asra kembalimengingatkan agar pemerintah provinsi melakukan penanganan serius karena ancaman banjir di daerah ini telah menghancukan pondasi perekonomian masyarakat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved