Info Pemerintahan

Baru Ada 704 Orang, Aceh Masih Butuh 476 Lagi Dokter Spesialis

angka Usia Harapan Hidup (UHH) di Aceh tahun 2023, yakni meningkat dari 72,92 tahun pada 2022 menjadi 73,06 tahun atau meningkat 0,14 poin.

Editor: IKL
ist
Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki menerima penghargaan dari pemerintah pusat yang diserahkan Wapres KH Ma’ruf Amin di Jakarta 

SERAMBINEWS.COM,JAKARTA - Dalam laporannya di hadapan Irjen Kemendagri di Jakarta,Penjabat
(Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki juga merincikan Capaian Kinerja Triwulan II Pemerintah Aceh sebagai berikut:

1. Jumlah dokter spesialis pada rumah sakit umum (RSU) di Aceh sebanyak 704 orang, tersebar di 27 RSU daerah (RSUD). Namun, Aceh masih butuh 476 orang lagi dokter spesialis.

2. Aceh memiliki 3 RSU dengan 15 jenis alat kesehatan (alkes) yang tersebar di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA), 12 jenis alkes di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), mulai dari pencitraan resonansi magnetik (MRI) hingga Phaco, plus termasuk 21 jenis layanan keahlian spesialis.

3. Sampai dengan Desember 2023 jumlah pasien di tiga rumah sakit Pemerintah Aceh (RSUZA, RSIA, dan Rumah Sakit Jiwa/RSJ) yang terlayani sebanyak 560.473 orang.

Baca juga: Rp 3,11 Triliun untuk Mengatasi Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024

Achmad Marzuki juga melaporkan upaya yang telah dilakukan untuk fasilitasi dokter spesialis dan kelengkapan prasarana dan sarana rumah sakit, yaitu:

1. Dinkes Aceh untuk tahun 2024 telah mengajukan beasiswa dokter spesialis sebanyak 712 orang kepada Kementerian Kesehatan RI. Selanjutnya, untuk kelengkapan prasarana dan sarana rumah sakit, Pemerintah Aceh telah mengupayakan prioritas kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) melalui Program Strengthening Indonesia’s HealthCare Referral Network (SIHREN).

2. Pada tiga rumah sakit provinsi sedang dilaksanakan program pendidikan subspesialis di RSIA, kerja sama dengan universitas dalam rangka ketersediaan dokter spesialis di RSJ, pembukaan layanan baru, optimalisasi peralatan kesehatan, upgrade alkes yang ‘discontinue’, serta perbaikan ruang rawat di RSUZA.

3. Pada kesempatan itu, Pj Gubernur Aceh juga melaporkan upaya yang akan dilakukan untuk fasilitasi dokter spesialis dan kelengkapan prasarana dan sarana rumah sakit, sebagai berikut:
a. Dinkes Aceh akan mendorong terbentuknya RS kelas B di daerah menjadi RS kelas
B Pendidikan.
b. Rumah sakit provinsi akan menyediakan alkes seperti ultrasonografi (USG) Fetomaternal, Probe Histeroscopy, dan alkes pendukung khusus keperluan poli saraf, serta optimalisasi pelayanan kesehatan di RSIA.

c. Pembangunan bunker, pengadaan alat radioterapi, membuka pendidikan fellowship dokter spesialis, perluasan instalasi gawat darurat (IGD), pengembangan pelayanan eksekutif dan pembangunan klinik pratama di RSUZA.

Angka harapan hidup meningkat Selanjutnya, Pj Gubernur Aceh melaporkan, angka Usia Harapan Hidup (UHH) di Aceh tahun 2023, yakni meningkat dari 72,92 tahun pada 2022 menjadi 73,06 tahun atau meningkat 0,14 poin.

Hal lain yang dilaporkan Pj Gubernur Aceh kepada Irjen Kemendagri adalah masalah stunting (tengkes). Menurutnya, jumlah kasus stunting di Aceh berdasarkan data E-PPGBM adalah 21.400 balita pada bulan Desember dan mengalami penurunan 6.549 balita dari bulan Oktober 2023.

Kondisi ini dicapai dengan melibatkan 22.410 orang personel tim pendamping keluarga melalui Program Rumoh Gizi Gampong yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh.

Adapun upaya yng telah dilakukan dalam penurunan stunting di Aceh, menurut
Achmad Marzuki, dilakukan melalui lima pilar yaitu:
- Pilar 1. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi melalui Pergub Roadmap Reformasi Birokrasi Aceh Tahun 2023-2026 yang memuat rencana aksi mendukung penurunan stunting dengan melibatkan tim pendamping keluarga dan optimalisasi pemberdayaan posyandu.

Baca juga: Inflasi Aceh Terendah di Indonesia

- Pilar 2. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui pemberian makanan tambahan dan vitamin untuk balita kurus dan ibu hamil kurang energi kronis (KEK), Safari Gemar Ikan, Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius), Rumah Gizi Gampong, pemanfaatan pekarangan dan pembangunan lumbung pangan.

- Pilar 3. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat melalui promosi kesehatan untuk stunting sebanyak 50 kali, pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk penanggulangan stunting, pembinaan gampong syariat dan daí perbatasan sebagai strategi komunikasi perubahan perilaku hidup sehat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved