Konflik Palestina vs Israel

Amerika Serikat dan Inggris Buru Empat Pentolan Houthi, Tak Mempan Dibombardir

Sementara Inggris mengatakan keempat pria tersebut terlibat dalam tindakan yang “mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas Yaman”.

Editor: Faisal Zamzami
Kredit Foto: Yahya Arhab/EPA, via Shutterstock
Pejuang Houthi yang baru direkrut berbaris melewati gambar besar pemimpin mereka, Abdul-Malik al-Houthi, Desember. 

Sebelumnya Houthi telah memerintahkan staf Amerika Serikat, Inggris, dan koordinator kemanusiaan PBB yang bermarkas di ibu kota Yaman, Sanaa untuk meninggalkan negara itu dalam waktu satu bulan.

Seorang pejabat Houthi mengatakan keputusan itu dilakukan menyusul serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan Inggris, dengan dukungan dari negara-negara lain, terhadap sasaran militer kelompok yang bersekutu dengan Iran, yang telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah yang dikatakan terkait dengan Israel.

"Kami ingin menekankan bahwa Anda harus memberi tahu para pejabat dan pekerja dengan kewarganegaraan Amerika Serikat dan Inggris untuk bersiap meninggalkan negara itu dalam waktu 30 hari," kata Kementerian Luar Negeri Houthi dalam sebuah pernyataan kepada penjabat koordinator kemanusiaan PBB, Rabu (24/1/2024).

Menanggapi pernyataan Houthi, Kedutaan Besar Amerika Serikat mengatakan pihaknya mengetahui laporan tersebut, tetapi tidak dapat berbicara atas nama PBB atau organisasi kemanusiaan di Yaman mengenai apa yang mungkin mereka terima dari pihak berwenang Houthi.

Sementara itu, Kedutaan Besar Inggris mengatakan stafnya belum diberitahu untuk pergi dan misi tersebut berhubungan erat dengan PBB mengenai masalah ini.

“PBB memberikan bantuan penting kepada rakyat Yaman melalui jalur laut yang membahayakan Houthi,” kata misi Inggris di Yaman dalam sebuah pernyataan.

“Tidak boleh ada tindakan yang menghalangi kemampuan mereka untuk melaksanakannya,” sambungnya.

Gerakan Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman setelah hampir satu dekade berperang melawan koalisi yang didukung Amerika Serikat dan Saudi.

Perang telah berubah menjadi kebuntuan tanpa perdamaian karena sebagian besar pertempuran telah berhenti, namun kedua belah pihak telah gagal memperbarui secara resmi gencatan senjata yang ditengahi PBB.

 

Baca juga: Rudal Balistik Houthi Hantam Kapal Perang AS di Teluk Aden, Dua Kapal Kargo Terpaksa Mundur

Dua Jam Houthi Lepaskan Rentetan Rudal Balistik, Satu Hantam Kapal Perang AS, Kapal Kawalan Mundur

Kelompok milisi Yaman, Ansarallah (Houthi) dilaporkan melancarkan serangkaian serangan rudal balistik mereka ke arah kapal perang Amerika Serikat di Laut Merah, Rabu (24/1/2024) sore.

Dari rentetan rudal balistik yang diluncurkan, juru bicara Houthi menyebut, satu rudal mengenai kapal perusak AS.


Serangan itu memaksa dua kapal komersial milik AS yang dikawal mundur, kata juru bicara Houthi.

Namun Komando Pusat AS mengklaim kalau semua rudal Houthi yang datang ke arah kapal mereka telah ditembak jatuh.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved