Berita Luar Negeri

Rudal Houthi Menyerbu, Kapal Perang Tercanggih AS Terpaksa Gunakan Lapisan Pertahanan Terakhir

Akibatnya, kapal perang AS jenis kapal perusak USS Gravely harus mengaktifkan sistem pertahanan jarak dekat (CIWS) untuk pertama kalinya

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
AFP
Kapal perusak berpeluru kendali USS Gravely (DDG 107) milik angkatan bersenjata Amerika Serikat 

Rudal Houthi Menyerbu, Kapal Perang Tercanggih AS Terpaksa Gunakan Lapisan Pertahanan Terakhir

SERAMBINEWS.COM - Sebuah rudal jelajah yang diluncurkan milisi Houthi di Yaman mendekati sasarannya, sebuah kapal perang milik Amerika Serikat (AS).

Serangan yang diluncurkan Houthi, menurut sejumlah laporan, belum pernah terjadi sebelumnya.

Akibatnya, kapal perang AS jenis kapal perusak USS Gravely harus mengaktifkan sistem pertahanan jarak dekat (CIWS) untuk pertama kalinya untuk melindungi diri.

Insiden ini terjadi pada 30 Januari 2024, dan kapal USS Gravely mempu menembak jatuh rudal tersebut, kata pejabat AS kepada CNN, dikutip dari 24h.vn.

CIWS adalah sistem artileri antipesawat otomatis kaliber 20mm, yang bertanggung jawab untuk mencegat benda berbahaya yang mendekati kapal perang.

Baca juga: Korea Utara Bangun Kapal Perang Baru, Kim Jong Un: Angkatan Laut Bagian Penting Persiapan Perang

Kapal Perang Amerika Serikat. AS dilaporkan menenggelamkan Kapal Yaman sebagai sinyal pecahnya perang Laut Merah.
Kapal Perang Amerika Serikat. AS dilaporkan menenggelamkan Kapal Yaman sebagai sinyal pecahnya perang Laut Merah. (Photo credit: U.S. Naval Forces Europe-Africa via AP)

Ini adalah lapisan pertahanan terakhir kapal perang AS setelah solusi intersepsi lainnya gagal.

Kemampuan sistem CIWS untuk berhasil mencegat benda tidak diketahui.

Namun versi serupa dari sistem ini dilengkapi di darat yang disebut C-RAM dan mampu mencegat 70 - 80 persen rudal, peluru artileri, dan mortir.

C-RAM digunakan oleh Washington untuk melindungi kedutaan AS di Irak.

Menurut CNN, menyerang sasaran yang bergerak di laut seperti kapal perang secara akurat adalah tugas yang sulit bahkan bagi kekuatan militer yang memiliki senjata berteknologi tinggi.

Oleh karena itu, fakta bahwa rudal Houthi dapat menargetkan kapal perang AS, yang mendekat pada jarak kurang dari 1,6 km, sangatlah mengkhawatirkan. 

Namun, seorang pejabat AS mengatakan hal ini tidak berarti pasukan Houthi telah meningkatkan kemampuan serangan mereka, namun bisa jadi disebabkan oleh banyak faktor berbeda.

Tom Karako, direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), mengatakan dia sangat prihatin dengan perkembangan baru ini.

Baca juga: Bela Palestina, Houthi Yaman Serang 30 Kapal dan Satu Dibajak di Laut Merah, Ini Daftarnya

Kapal perang didukung helikopter tempur melakukan latihan di Selat Hormuz, Iran.
Kapal perang didukung helikopter tempur melakukan latihan di Selat Hormuz, Iran. (AFP)

“Jaraknya kurang dari 1,6km artinya sangat dekat. Rudal itu dalam keadaan hendak mengenai kapal perang,” katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved