Berita Luar Negeri

Rusia Gempur Ukraina dengan 20 UAV dan 44 Rudal pada 7 Februari, Kyiv Hancur, Zelensky Beri Respon

Tentara Rusia meluncurkan puluhan rudal dan pesawat tak berawak (UAV) ke banyak wilayah di Ukraina, fokus serangannya adalah ibukota Kyiv.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Sergei Supinsky / AFP
Tim penyelamat dan staf medis Ukraina bekerja di samping apartemen yang rusak akibat serangan rudal di Kyiv pada 7 Februari 2024, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Serangan rudal Rusia ke Ukraina pada 7 Februari 2024 menewaskan satu orang di kota selatan Mykolaiv dan melukai sedikitnya enam orang di Kyiv, di mana sebagian kota mengelami putus listrik. 

Menurutnya, Pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh 15 UAV dan 29 rudal.

Mobil yang hancur setelah terkena serangan rudal di Kota Kharkiv, Ukraina, Selasa (23/1/2024). Gempuran terbaru dalam perang Rusia-Ukraina ini menewaskan enam orang dan puluhan korban luka-luka.
Mobil yang hancur setelah terkena serangan rudal di Kota Kharkiv, Ukraina, Selasa (23/1/2024). Gempuran terbaru dalam perang Rusia-Ukraina ini menewaskan enam orang dan puluhan korban luka-luka. (AFP/SERGEY BOBOK)

Baca juga: Ukraina Kalah’ Perang usai Tak Lagi Didukung Barat, 26 Persen Wilayah Dikuasai Rusia,Zelensky:Buntu

Presiden Ukraina, volodymyr zelensky memperingatkan bahwa tentara Ukraina pasti akan merespons serangan yang dilakukan tentara Rusia pada 7 Februari itu.

“Serangan besar-besaran itu menargetkan banyak wilayah di Ukraina. 6 area diserang musuh. Tentara kami melakukan segala upaya untuk melindungi masyarakat,” ungkap Zelensky.

Kementerian Pertahanan Rusia mengakui telah melakukan serangan besar-besaran pada 7 Februari.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tentara Rusia menyerang dengan rudal dan UAV yang menargetkan "fasilitas industri militer" Ukraina.

Menurutnya, semua target yang ditentukan tercapai.

Militer Rusia berulang kali membantah menargetkan warga sipil di Ukraina.

 

Ukraina Menunjukkan Tanda Kekalahan: Amunisi Habis

Ukraina mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahan dan kesulitan menghadapi invansi Rusia yang masih terus berlangsung.

Hingga kini tak banyak yang bisa dilakukan oleh tentara Ukraina di medan perang karena kekurangan amunisi tempur.

Tentara Ukraina mungkin terpaksa mengambil keputusan sulit dalam memilih wilayah pertahanan prioritas di garis depan, dan membiarkan wilayah yang kurang penting jatuh ke tangan Rusia.

Hal itu diungkapkan oleh Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Amerika Serakat (AS) dalam laporannya yang memperbarui situasi perang di Ukraina pada 2 Februari 2024.

Menurut ISW, kurangnya peluru artileri dan tertundanya dukungan AS menyebabkan rencana pertempuran Ukraina terpengaruh secara signifikan.

Uni Eropa (UE) juga baru-baru ini mengakui bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan target pengiriman 1 juta peluru artileri ke Ukraina hingga batas waktu yang ditetapkan pada Maret 2024.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved