Kajian Islam

Bisa Jadi Nasihat Jelang Pemilu, Buya Yahya Ingatkan Dosa yang Harus Dihindari Saat Memilih Pemimpin

Mendekati Pemilu serentak, pendakwah Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam memilih pemimpin.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
FACEBOOK/BUYA YAHYA
Buya Yahya 

SERAMBINEWS.COM - Rabu, 14 Februari 2024 yang tinggal menghitung hari merupakan hari yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. 

Pasalnya, pada hari tersebut masyarakat Indonesia menentukan pilihannya dalam pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Wakil Anggota DPR RI, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota maupun DPD RI. 

Nah, pendekati Pemilu serentak, Rabu, 14 Februari 2024, pendakwah Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam memilih pemimpin.

Dikatakan Buya Yahya, ada dosa besar yang perlu dihindari saat memilih seorang pemimpin.

Penunjukan pemimpin bukan hanya masalah dunia semata.

Tetapi menurut Buya adalah pemimpin yang menyangkut soal amanah dan keadilan.

Dosa besar yang perlu dihindari saat memilih seorang pemimpin tak hanya berlaku untuk pemilihan calon Presiden saja, tetapi juga berlaku pada pemilihan Legislatif.

Dilansir Serambinews.com dari laman Al Bahjah, berikut adalah penjelasan dan panduan yang disampaikan oleh Buya Yahya terkait hal-hal yang harus dihindari saat memilih pemimpin.

Baca juga: Kapan Wanita Harus Shalat Dzuhur pada Hari Jumat? Begini Saran dari Buya Yahya

1. Hindari Memilih Pemimpin karena Kepentingan Dunia

Buya Yahya menegaskan bahwa memilih pemimpin semata-mata karena kepentingan dunia, seperti mendukung bisnis atau proyek pribadi, adalah dosa besar.

Bahkan jika misalnya pemilik pondok ataupun ustaz, memilih pemimpin hanya karena dijanjikan untuk dibantu dibangunkan mesjid atau pondoknya, padahal kita tau bahwa pemimpin tersebut tidak baik, maka kita berdosa besar.

Pemimpin seharusnya dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan, integritas, dan keadilan, bukan semata karena janji dukungan bisnis yang diberikan oleh calon pemimpin.

2. Pemilihan Pemimpin Harus Berdasarkan Kepantasan

Buya Yahya memberikan nasihat bahwa pemilihan pemimpin harus didasarkan pada kepantasan dan kesesuaian dengan tugas kepemimpinan.

Tidak pantas jika seseorang dipilih hanya karena janji untuk mendukung proyek pondok atau masjid, tetapi tidak memiliki kualifikasi atau integritas yang diperlukan untuk memimpin dengan adil.

Baca juga: Bolehkah Menangis dalam Shalat? Simak Penjelasan Buya Yahya

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved