Perang Gaza

Perundingan Hamas-Israel Buyar tanpa Kesepakatan, Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dan Tukar Sandera

Serangan yang diklaim bagian dari operasi militer untuk menghabisi berigade Hamas di Rafah ini banyak ditentang berbagai negara karena akan mengakibat

Editor: Ansari Hasyim
tangkap layar twitter
Tentara Israel (IDF) mengevakuasi rekan mereka yang terluka dalam pertempuran melawan milisi pembebasan Palestina di Gaza. Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dilaporkan menggagalkan misi operasi penyelamatan IDF di Gaza Selatan pada Selasa (9/1/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Perundingan antara kelompok pejuang Palestina Hamas dan wakil sejumlah faksi perlawanan dengan Israel berakhir tanpa keputusan, setelah Israel menolak semua tuntutan yang diajukan Hamas.

Bahkan Perdana Menteri Israel semakin berambisi untuk melancarkan serangan ke Rafah yang dihuni lebih 1,5 juta pengungsi yang telantar.

Serangan yang diklaim bagian dari operasi militer untuk menghabisi berigade Hamas di Rafah ini banyak ditentang berbagai negara karena akan mengakibatkan bencana kemanusia di Gaza semakin parah dan berakibat timbulnya banyak korban jiwa.

Dalam pernyataannya pihak Hamas menyebutkan Israel tidak menyetujui tuntutan utama Hamas.

Dikutip dari Al Jazeera sebelumnya dilaporkan tim delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo di mana diskusi mengenai kesepakatan gencatan senjata baru dengan Israel sedang berlangsung.

Baca juga: Banyak Tentara Israel Tewas, Kepala Staf Angkatan Darat Israel: Perang Gaza Dibayar Nyawa

Husam Badran, anggota biro politik Hamas Kamis malam (7/3/2024) berbicara dengan Al Jazeera tentang masa depan perundingan gencatan senjata.

Berikut penegasannya kepada Al Jazeera:

Delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo untuk bertemu dengan para pemimpin Hamas untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Jelas bahwa Netanyahu dan pemerintah Israel bersikeras untuk bermain-main dengan semua pihak.

Mereka tidak menanggapi tuntutan utama tidak hanya dari Hamas tetapi juga dari rakyat Palestina, yang mencakup tercapainya gencatan senjata, mengizinkan pengungsi untuk kembali ke Gaza utara ke rumah mereka, mengizinkan bantuan kemanusiaan mengalir dengan bebas tanpa syarat, dan rekonstruksi Gaza setelah perang.

Pemerintah AS bukanlah mediator yang netral dan adil. AS mendukung Netanyahu secara politik, militer, dan finansial.

Apa yang diucapkan AS hanyalah pernyataan belaka tanpa kemauan nyata untuk menghentikan perang atau mencapai kesepakatan, bahkan kesepakatan sementara. AS harus memberikan tekanan pada Israel.

AS mengatakan perundingan di Gaza tidak gagal, perbedaan pendapat semakin menyempit

Jack Lew, duta besar AS untuk Israel, mengomentari perundingan gencatan senjata di Gaza dengan mengatakan bahwa perundingan tersebut belum “gagal”.

“Perbedaannya semakin dipersempit. Itu belum mencapai kesepakatan. Semua orang menantikan Ramadhan, yang sudah dekat,” katanya pada konferensi di Tel Aviv, mengacu pada bulan suci umat Islam yang dimulai minggu depan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved