Perang Gaza

Israel Tolak Gencatan Senjata di Gaza yang Disahkan PBB, Ini Alasannya

Israel “tidak memiliki hak moral untuk menghentikan perang di Gaza,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam pernyataan video dari Washington pada

Editor: Ansari Hasyim
Alberto PIZZOLI / AFP
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. 

“Perdana Menteri Netanyahu menolak saran tersebut,” kata kantornya.

Gantz juga mencatat bahwa keputusan PBB “tidak memiliki signifikansi operasional” bagi Israel, namun menggemakan komentar Gallant tentang kewajiban moral negara tersebut untuk terus berperang sampai para sandera dikembalikan dan ancaman Hamas dihilangkan.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan, sementara itu, menuduh dewan tersebut percaya bahwa “darah Israel itu murah” dalam pernyataannya kepada badan tersebut setelah pemungutan suara.

“Di satu sisi, resolusi tersebut mengatakan bahwa menyandera warga sipil adalah pelanggaran hukum internasional, namun di sisi lain – meskipun Anda tahu Hamas tidak akan mendengarkan seruan Anda dan membebaskan para sandera – Anda menuntut gencatan senjata," dia berkata.

Erdan menuduh bahwa kegagalan dewan dalam mengkondisikan gencatan senjata atas pembebasan para sandera “tidak hanya tidak membantu, namun juga melemahkan upaya untuk menjamin pembebasan mereka. Hal ini merugikan upaya-upaya ini karena memberikan harapan kepada teroris Hamas untuk mencapai gencatan senjata tanpa membebaskan para sandera.”

Dia kemudian membacakan teks resolusi yang menurutnya seharusnya diadopsi oleh dewan hari ini – resolusi yang mengutuk pelanggaran hak asasi manusia seperti penyanderaan dan pemerkosaan serta menuntut kelompok teror yang bertanggung jawab untuk segera menghentikan pelanggaran yang dilakukannya.

Dia mengungkapkan bahwa ini adalah teks resolusi yang diadopsi dewan 10 tahun lalu untuk mengutuk penculikan siswi di Nigeria yang dilakukan Boko Haram.

“Mengapa dewan ini dapat meminta Boko Haram untuk meletakkan senjata mereka, namun hal yang sama tidak dapat dituntut terhadap para teroris Hamas yang kejam?” Dia bertanya.

“Apakah nyawa bayi kecil Kfir Bibas nilainya lebih rendah dibandingkan nyawa seorang anak Nigeria?”

“Sedihnya, ini adalah alasan yang sama mengapa Anda bisa mengutuk serangan teror di Rusia dan Iran, namun tidak di Israel. Bagi dewan ini, darah orang Israel itu murah. Ini sebuah parodi dan saya muak,” tambah duta besar.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved