Pilkada Aceh 2024
Prof Saiful: Banda Aceh Butuh Wali Kota Baru yang Solutif dan Progresif, Agar Tak Tertinggal
Guru Besar UIN Ar-Raniry, Prof Saiful Akmal mengungkapkan, Banda Aceh butuh wali kota baru yang solutif dan progresif, agar tak tertinggal.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Akademisi sekaligus Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr phil Saiful Akmal MA mengungkapkan, sebagai model Smart City, Banda Aceh butuh wali kota baru yang solutif dan progresif, agar tak semakin tertinggal dengan ibu kota provinsi lainnya di Indonesia.
Doktor jebolan Johann Wolfgang Goethe Universitat, Jerman itu mengatakan, sudah waktunya Banda Aceh dipimpin oleh wali kota yang mampu merealisasikan potensinya sebagai kota madani, maju dan modern.
Menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) 2024 dan paska Pilpres dan Pileg, konsolidasi kandidat dan partai politik (Parpol) pengusung yang sudah mulai menggadang-gadang calon, hendaknya bisa memunculkan tokoh baru, muda baik secara umur maupun semangatnya, solutif dan progresif.
“Sebagai ibu kota provinsi, Banda Aceh diharapkan menjadi contoh bagaimana pembangunan yang adil bisa mensejahterakan warganya,” kata Prof Saiful kepada Serambinews.com, Minggu (31/3/2024).
“Di saat yang sama, tema-tema pembangunan yang berkelanjutan juga harus sudah menjadi ikon,” sambungnya.
Baca juga: Fenomena Begal Bukti belum Suksesnya Pemberdayaan Kaum Muda
Baca juga: Guru Perlu Keluar dari Tekanan Administrasi dan Rutinitas Menjemukan
Di tengah segenap tantangan dan dinamikanya, sejumlah hal patut dijadikan prioritas mulai dari tata kelola, tata kota, ruang publik bagi anak muda, ekonomi kreatif berbasis jasa, lapangan kerja, indeks SDM, sekat sosial, transportasi dan mobilitas warga, kemiskinan/daya beli, wisata edukasi/sejarah, masyarakat, menjadi sekian daftar tantangan bagi calon wali kota baru ke depan.
“Banda Aceh harus berubah segera dan cepat, kalau tidak mau semakin tertinggal dari ibukota provinsi lain di Indonesia,” ungkap Prof Saiful.
“Dengan sejumlah potensinya yang masih belum dimaksimalkan, Banda Aceh harus memutuskan untuk menjadi model kota yang bagaimana, dan ini sangat tergantung kriteria siapa dan bagaimana cara memimpin ke depan,” tambahnya.
Guru Besar UIN Ar-Raniry itu mengungkapkan, Banda Aceh sudah bisa dan layak menjadi kota madani serta smart city yang harus punya pemimpin cerdas, peduli, partisipatif, profesional dan berkarakter.
“Karena warganya juga sudah cukup smart dalam memilih siapa pemimpinnya. Semoga,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.