Luar Negeri

Korban Tewas Gempa Taiwan Bertambah Jadi 12 Orang, Tim Evakuasi Hadapi Ancaman Tanah Longsor

Korban tewas akibat gempa Taiwan bertambah menjadi 12 orang. Sedangkan korban luka mencapai lebih dari 1.000 orang.

|
Editor: Faisal Zamzami
TVBS Via CNN
Gempa bumi mengguncang Taiwan dengan kekuatan M 7,4 mengakibatkan sejumlah bangunan runtuh. 

SERAMBINEWS.COM, TAIPEI - Korban tewas akibat gempa Taiwan bertambah menjadi 12 orang. Sedangkan korban luka mencapai lebih dari 1.000 orang.

Saat ini, tim penyelamat menghadapi ancaman tanah longsor.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di wilayah Hualien pada Rabu (3/4/2024) menyebabkan ratusan orang mengungsi di taman nasional saat batu-batu besar berjatuhan dari pegunungan.

"Hujan meningkatkan risiko jatuhnya batu dan tanah longsor, yang saat ini merupakan tantangan terbesar kami," kata Su Yu-ming, pemimpin tim evakuasi yang membantu upaya penyelamatan, dikutip dari Reuters pada Jumat (5/4/2024).

"Faktor-faktor ini tidak dapat diprediksi, yang berarti kami tidak dapat memastikan jumlah hari yang diperlukan untuk operasi pencarian dan penyelamatan," imbuh dia.

Pemadam kebakaran Taiwan mengatakan dua mayat ditemukan di pegunungan, namun tidak segera memperbarui jumlah korban tewas.

Sedangkan jumlah orang hilang mencapai 18 orang, tiga di antaranya warga negara asing berkewarganegaraan Australia dan Kanada.

Nama tersebut dikeluarkan dari daftar orang hilang yang merupakan warga negara India yang dianggap sebagai kesalahan dalam penyertaannya, namun tidak dijelaskan lebih lanjut.

Sementara itu sekelompok 50 pekerja hotel yang terdampar di jalan menuju taman nasional kini sebagian besar aman.

"Saya beruntung bisa selamat. Kami ketakutan saat gempa pertama kali terjadi. Kami pikir semuanya sudah berakhir," ungkap David Chen (63) seorang manajer keamanan di hotel tersebut setelah diselamatkan.

"Batu-batu masih berjatuhan di lereng terdekat saat kelompok kami pergi. Dan kami harus melewati celah di antara bebatuan yang jatuh dengan tim penyelamat berada di depan," jelas dia.

Ibu Chen yang berusia 85 tahun menangis lega karena bisa bertemu kembali dengan putranya, karena keluarganya menunggu kabar apakah putranya masih hidup atau tidak.

"Saya senang ketika dia kembali," kata sang ibu, Chen Lan-chih. "Saya tidak tidur sama sekali tadi malam dan tidak bisa makan apa pun," ujarnya.

 

Baca juga: VIDEO Imbas Gempa M 7,4 yang Guncang Taiwan, Kemlu RI Belum Peroleh Informasi Ada Korban WNI

Sebelumnya, dikutip dari Reuters pada Kamis (4/4/2024), gempa itu juga mengguncang bangunan-bangunan di ibu kota Taipei, namun kerusakan dan gangguan di sana tidak terlalu parah.

Departemen pemadam kebakaran Taiwan mengatakan jumlah korban luka mencapai 1.050 orang.

Pada Rabu malam, pusat komando penanggulangan bencana mengatakan pencarian pekerja hotel dalam perjalanan ke Ngarai Taroko, sebuah taman nasional, merupakan fokus utama mereka.

Pihak berwenang berencana mengirim drone dan helikopter untuk mencari mereka dan mengirimkan pasokan jika mereka ditemukan.

Orang lain yang terjebak secara bertahap ditemukan dan dibawa ke tempat yang aman.

Sedangkan hari ini, sebuah helikopter menyelamatkan enam orang yang terjebak di area pertambangan, informasi dari pemadam kebakaran.

Jalur kereta api ke Hualien juga dibuka kembali lebih cepat dari jadwal pada hari Kamis, meskipun satu stasiun pedesaan di utara kota Hualien masih ditutup karena kerusakan.

Di kota Hualien, di mana upaya penyelamatan bagi orang-orang yang terjebak di dalam bangunan telah selesai.

Khawatir adanya gempa susulan, beberapa orang tidur di luar rumah sepanjang malam ketika puluhan gempa susulan mengguncang wilayah tersebut.

Seorang wanita bernama Yu (52), mengatakan dia masuk ke tenda di lapangan olahraga di tempat penampungan sementara takut untuk tidur di apartemennya yang masih berantakan.

"Gempa susulannya sangat mengerikan. Tidak henti-hentinya. Saya tidak berani tidur di dalam rumah," terang dia.

Banyak orang mengunjungi tempat-tempat wisata, seperti Hualien, yang terkenal karena keindahannya, namun gempa bumi telah menghancurkan bisnis, dan banyak pemesanan dibatalkan, kata beberapa pengusaha.

"Ini sebenarnya bencana bagi kami karena tidak peduli hotel, hostel, restoran sangat bergantung pada pariwisata," terang pemilik hostel Aga Syu seraya menambahkan bahwa perhatian utamanya adalah kesejahteraan para tamu.

"Saya harap ini tidak merusak citra mereka tentang Hualien," harap dia.

 

Baca juga: Ini Respons Raffi Ahmad Dituduh Terlibat Kasus Korupsi Harvey Moeis

Baca juga: Idul Fitri Lebih Cepat 5 Hari, Ini Aliran yang Dianut Jemaah Aolia, Diklaim Tersebar ke Luar Negeri

Baca juga: VIDEO Ritme Serangan di Laut Merah Melambat, AS EJEK Houthi! Sebut Mulai Kehabisan Stok Rudal

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved