Perang Gaza
Turki Tangkap Dua Agen Mata-mata Israel, Jual Informasi ke Mossad untuk Buru Pentolan Hamas
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Yerlikaya mengatakan polisi telah menahan delapan orang yang diyakini mengumpulkan dan menjual info
SERAMBINEWS.COM - Pihak berwenang Turki telah menangkap dua orang yang diduga menjadi mata-mata intelijen Israel, kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya.
Sejak Januari, pihak berwenang Turki telah menahan atau menangkap serta mendakwa puluhan orang yang diduga memiliki hubungan dengan badan intelijen Israel, Mossad. Enam orang didakwa bulan lalu.
Turki telah memperingatkan Israel akan “konsekuensi serius” jika mereka mencoba memburu anggota Hamas yang tinggal di luar wilayah Palestina, termasuk di Turki.
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Yerlikaya mengatakan polisi telah menahan delapan orang yang diyakini mengumpulkan dan menjual informasi kepada Mossad tentang individu dan perusahaan yang menjadi sasaran di Turki.
Baca juga: Turki Tangkap Tujuh Agen Mossad Israel karena Terlibat Mata-mata
Dari mereka, dua orang telah ditangkap dan enam orang dibebaskan bersyarat, katanya.
Sebelumnya toritas Turki melakukan pencarian besar-besaran agen mata-mata Israel di negara itu.
Selasa (2/1/2024) kemarin, Turki menangkap dan menahan 33 orang yang dituduh mata-mata Israel alias agen Mossad.
Turki masih terus melakukan pencarian terhadap 13 orang lainnya yang diduga memiliki kaitan dengan Mossad Israel
Dilaporkan Associated Press, Rabu (3/1/2023), para tersangka itu ditangkap dalam serbuan di Istanbul dan tujuh provinsi lainnya.
Mereka dituduh melakukan kegiatan pengintaian, penyerangan, dan penculikan warga asing yang tinggal di Turki.
Para tersangka itu diduga direkrut untuk melakukan spionase terhadap warga Palestina yang tinggal di Turki serta aktivis Israel yang menentang pemerintah mereka.
Pejabat Israel diduga menghubungi para tersangka melalui media sosial.
Laporan ini muncul beberapa minggu setelah kepala agen keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet mengatakan melalui rekaman audio bahwa organisasinya siap menghancurkan Hamas di setiap tempat, termasuk di Lebanon, Turki, dan Qatar.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Israel akan konsekuensi serius jika mereka tetap melanjutkan ancamannya untuk menyerang pejabat-pejabat Hamas di tanah Turki.
Meskipun Turki dan Israel memulihkan hubungan pada tahun 2022 dengan mengangkat kembali duta besar setelah beberapa tahun ketegangan, tetapi hubungan tersebut cepat memburuk setelah perang Israel-Hamas.
Sebab pihak Ankara menjadi salah satu kritikus terkuat terhadap tindakan militer Israel di Gaza.
Israel awalnya menarik diplomatnya dari Turki karena alasan keamanan dan kemudian mengumumkan penarikan diplomatnya karena alasan politik, dengan merujuk pada pernyataan-pernyataan yang semakin keras dari pejabat-pejabat Turki. Turki juga menarik duta besarnya dari Israel.
Reaksi Erdogan terhadap perang Israel-Hamas awalnya cukup terkendali.
Namun pemimpin Turki ini kemudian meningkatkan kritiknya terhadap Israel, menggambarkan tindakan mereka di Gaza hampir mendekati genosida.
Ia menyerukan agar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu diadili atas kejahatan perang dan membandingkannya dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Erdogan yang pemerintahannya menjadi tuan rumah bagi beberapa pejabat Hamas di masa lalu juga menyatakan kelompok militan tersebut, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, sedang berjuang untuk pembebasan tanah dan rakyatnya.
Baca juga: Iran Eksekusi Mati Agen Intelijen Mossad Israel, Dituduh Curi Dokumen Rahasia
Bulan Lalu Dieksekusi di Iran
Desember 2023 lalu, pihak berwenang Iran dilaporkan mengeksekusi seorang pria yang dihukum karena menjadi mata-mata Mossad.
Kantor berita IRNA, mengutip keterangan pejabat Iran, melaporkan, terdakwa dinilai terbukti berkomunikasi dengan Mossad dan mengumpulkan informasi rahasia bersama rekannya untuk diberikan kepada badan intelijen Israel.
Setelah penyelidikan dilakukan, pengadilan mendakwa terdakwa dengan dakwaan serius.
"Terdakwa berkerja sama (untuk) intelijen dan spionase untuk kepentingan rezim Zionis yang bermusuhan, mengumpulkan informasi rahasia dan memberikan informasi langsung kepada petugas layanan mata-mata Mossad dengan tujuan mengganggu ketertiban,” tulis laporan IRNA soal persidangan.
Keputusan pengadilan berlangsung di penjara pusat di kota Zahedan di provinsi Sistan dan Baluchistan, di mana pelakunya dijatuhi hukuman mati lewat cara digantung.
Terlepas dari perang Gaza yang tengah berlangsung antara milisi pembebasan Palestina, Hamas dengan tentara Israel, hubungan Iran dan Israel memang dipenuhi konflik selama bertahun-tahun.
Keduanya merupakan musuh besar, dan makin menjadi saat Israel menginvasi Gaza dalam upaya pemberangusan Hamas.(*)
Jajak Pendapat, Mayoritas Warga Israel Yakin tidak ada Orang tak Bersalah di Gaza |
![]() |
---|
Brigade Qassam Sergap Patroli Tentara Israel dengan Bom Tanam, 5 Tewas 20 Luka-luka |
![]() |
---|
Macron kepada Netanyahu: Anda telah Mempermalukan Seluruh Prancis |
![]() |
---|
PBB Sebut Memalukan Penyangkalan Israel atas Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Tentara Israel Terus Merangsek ke Kota Gaza, Bunuh dan Usir warga Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.