Opini
Mahir Membedakan antara Bentuk Terikat dengan Sufiks
Dalam berbahasa, terutama bahasa tulis, ada kalanya kita bingung untuk membedakan yang mana bentuk terikat, mana pula sufiks.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Oleh: Yarmen Dinamika, Wartawan Serambi Indonesia
Sejauh yang saya amati, ada dua bagian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang derajat kesukaran pemahamannya tinggi.
Dengan kata lain, tidak dengan mudah pembaca awam langsung paham cara menggunakannya dengan hanya melihat KBBI sepintas lalu. Jadi, perlu percermatan dan pendalaman.
Kedua bagian yang sukar dipahami itu adalah fonem atau kata yang tergolong "bentuk terikat" dan satu lagi adalah "sufiks".
Dalam berbahasa, terutama bahasa tulis, ada kalanya kita bingung untuk membedakan yang mana bentuk terikat, mana pula sufiks.
Pada kesempatan ini, kita batasi untuk membahas sufiks terlebih dahulu karena jumlahnya tak sebanyak dan tak seruwet penggunaan bentuk terikat. Untuk membahas bentuk terikat, saking panjangnya, perlu dua hingga empat tulisan. Jadi, kita bahas dari bagian yang lebih simpel saja dulu, yakni sufiks.
Sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada kata dasar. Misalnya -an; -kan; -i; -wan; -wati.
Untuk mudah diingat, sebagaimana kita pelajari ketika di SD dulu, sufiks itu adalah nama lain dari akhiran.
Setidaknya ada 12 sufiks dalam bahasa Indonesia yang kalau tidak teliti berkemungkinan kita akan menganggapnya sebagai bentuk terikat. Padahal, bukan. Apalagi penandanya sama dengan kode penulisan bentuk terikat, yakni sama-sama memakai tanda hubung (-) yang ditulis di depan kata dasar. Misalnya, -anda; -lah; -kah; -sentris.
Nah, sufiks pun memiliki ciri penanda yang sama, yakni diawali dengan tanda hubung (-), baru disusul dengan kata dasar.
Misalnya, -an; -is, -isme; -wan; -wati.
Untuk lebih jelasnya, agar kita tidak keliru membedakan antara bentuk terikat dan sufiks, berikut kita uraikan secara alfabetis kata-kata yang tergolong sufiks atau akhiran tersebut.
1. -an
Sufiks ini mengandung banyak sekali arti.
Pertama, -an sebagai sufiks pembentuk nomina hasil tindakan.
Contoh: buatan, catatan, didikan, dan gemblengan.
Catatan: Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misalnya hotel adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak hotel, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.
(Klausa adalah satuan gramatikal atau tata bahasa yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat).
Kedua, -an sebagai sufiks pembentuk nomina yang biasa dikenai tindakan; yang di-.
Contoh: makanan, bacaan, bawaan, dan bungkusan.
Ketiga, -an sebagai sufiks pembentuk nomina tempat; lokasi.
Contoh: kubangan, pangkalan, tepian, dan tanjakan.
Keempat, -an sebagai sufiks pembentuk nomina alat untuk melakukan yang dinyatakan verba (kata kerja).
Contoh: sedotan, timbangan, meteran, dan kukuran.
Kelima, -an sebagai sufiks pembentuk nomina hal atau cara.
Contoh: tembakan, pukulan, tusukan, dan tikaman.
Keenam, -an sebagai sufiks pembentuk nomina kumpulan; gugusan.
Contoh: daratan, lautan, ratusan, dan ribuan.
Ketujuh, -an sebagai sufiks pembentuk nomina yang mempunyai atau mengandung.
Contoh: durian, rambutan, panauan, dan kudisan.
Kedelapan, -an sebagai sufiks pembentuk nomina yang menyerupai.
Contoh: gunungan, piringan, lempengan, dan celengan.
Kesembilan, -an sebagai sufiks pembentuk nomina tindakan yang berkenaan dengan pelaku atau tindakan yang banyak/massal.
Contoh: Lebaran, takbiran, natalan, dan syukuran.
Kesepuluh, -an sebagai sufiks pembentuk adjektiva (kata sifat) mengenai sesuatu yang memiliki sifat atau rasa.
Contoh: asinan dan manisan.
Kesebelas, -an sebagai sufiks pembentuk adjektiva intensitas.
Contoh: tinggian, besaran, luasan,, dan jauhan.
Kedua belas, -an sebagai sufiks pembentuk verba (kata kerja) melakukan sesuatu yang pelaku atau tindakannya banyak (saling)
Contoh: pacaran, tunangan, nikahan, dan besanan.
2. -hedral
Artinya, berhubungan dengan hedron.
Hedron sendiri adalah struktur geometris yang memiliki bidang permukaan dengan jumlah tertentu, misalnya pentahedron (bangun yang memiliki lima bidang).
Contoh: polihedral (berkaitan dengan atau berbentuk polihedron).
3. -hedron
Artinya, struktur geometris yang memiliki bidang permukaan dengan jumlah tertentu.
Contoh:
- pentahedron (bangun yang memiliki lima bidang),
- heksahedron (bangun yang memiliki enam bidang),
- heptahedron (bangun yang memiliki tujuh bidang), dan
- polihedron (bangun yang dibatasi oleh segi banyak bidang; bentuk zat padat yang bidang-bidang sisinya bersegi banyak).
4. -i
Sufiks ini mengandung tiga arti.
Pertama, sufiks -i merupakan sufiks pembentuk adjektiva berkenaan dengan; berdasarkan pada.
Contoh: alami, alamiah; badani, badaniah; surgawi, surgawiah; dan ukhrawi, ukhrawiah.
Kedua, sufiks -i sebagai sufiks pembentukan verba memberikan.
Contoh: selimuti, sampuli, pagari, dan obati.
Ketiga, sufiks -i sebagai sufiks pembentuk verba berulang-ulang.
Contoh: lempari, pukuli, gebuki, dan sirami.
5. -iah
Sufiks ini merupakan sufiks pembentuk adjektiva berkenaan dengan; berdasarkan pada.
Contoh: ilmiah, islamiah, jasmaniah, dan rohaniah.
6. -if
Sufiks ini merupakan sufiks pembentuk adjektiva bersifat melakukan atau menunjukkan mutu kegiatan.
Contoh: kohesif, reaktif, relatif, dan responsif.
7. -is
Sufiks -is mengandung dua arti atau digunakan dalam dua keadaan.
Pertama, sufiks ini merupakan sufiks pembentuk adjektiva berhubungan dengan.
Contoh: antropologis, astronomis, biologis, dan psikologis.
Kedua, sufiks ini juga merupakan sufiks pembentuk verba orang yang bekerja atau ahli dalam bidang tertentu.
Contoh: jurnalis, kartunis, linguis, dan arsiparis.
8. -isme
Sufiks ini merupakan sufiks pembentuk nomina sistem kepercayaan yang berdasarkan politik, sosial, dan ekonomi.
Contoh:
- animisme (kepercayaan kepada roh yang mendiami berbagai benda, meliputi pohon, gua, gunung, sungai, laut, dan sebagainya),
- islamisme (ajaran Islam),
- komunisme (paham atau ideologi politik yang menganut ajaran Karl Marx, yang hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh negara), dan
- sekularisme (paham yang berpendirian bahwa paham agama tidak dimasukkan ke ranah politik, negara, atau institusi publik).
Catatan: Sufiks -isme ini diserap dari bahasa Inggris yang dalam bentuk aslinya ditulis -ism.
9. -itas
Sufiks ini merupakan akhiran pembentuk nomina kualitas; keadaan; tingkat.
Contoh: loyalitas, intensitas, kuantitas, dan kualitas.
Catatan: Sufiks -isme ini diserap dari bahasa Inggris yang dalam bentuk aslinya ditulis -ity.
10. -kan
Sufiks ini merupakan sufiks pembentuk verba (kata kerja) yang terdiri atas tiga item.
Pertama, sufiks pembentuk verba menjadikan.
Contoh: jalankan, datangkan, hitamkan, dan kuningkan.
Kedua, sufiks pembentuk verba sungguh-sungguh.
Contoh: dengarkan, camkan, pikirkan, dan renungkan.
Ketiga, sufiks pembentuk verba untuk; kepada orang lain.
Contoh: sewakan, pinjamkan, bacakan, dan diktekan.
11. -man
Sufiks pembentuk nomina orang yang berbakat di bidang tertentu atau memiliki kualifikasi tertentu.
Contoh: seniman dan budiman.
12. -wan
Sufiks -wan mengandung tiga arti atau digunakan dalam tiga keadaan.
Pertama, -wan sebagai sufiks pembentuk nomina orang yang ahli dalam bidang tertentu.
Contoh: ilmuwan, budayawan, industriawan, dan dramawan.
Kedua, -wan sebagai sufiks pembentuk nomina orang yang bergerak dalam.
Contoh: wartawan, kamerawan, karyawan, pustakawan, dan sukarelawan (bentuk baku dari relawan).
Ketiga, -wan sebagai sufiks pembentuk nomina orang yang memiliki barang atau sifat khusus: dermawan, hartawan, rupawan, dan bangsawan.
13. -wati
Sufiks -wati adalah varian dari sufiks -wan untuk versi femininnya.
Contoh kata yang menggunakan sufiks -wati tergolong banyak. Mulai dari karyawati, wartawati, hingga santriwati, kata yang baru muncul di KBBI.
Syedara lon, sebatas ini saja pembahasan kita tentang sufiks (akhiran). Besok kita lanjutkan dengan pembahasan bentuk terikat yang lebih rumit dengan tetap merujuk pada KBBI terbaru.
Semoga bermanfaat.
Lancar jalan karena ditempuh, lancar kaji karena diulang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.