Dermaga Pulo Sarok Singkil Ditargetkan Jadi Terminal Ekspor Minyak Mentah Kelapa Sawit 

"Pokok bahasan rencana pemanfaatan dermaga Pulo Sarok untuk pengapalan minyak sawit atau CPO ke luar daerah dan ke luar negeri," kata Azmi bersemangat.

Penulis: Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Terminal dermaga minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Pulo Sarok, di Kecamatan Singkil, hampir satu dasawarsa terbengkalai. 

Setelah Gubernur Aceh, Zaini Abdullah meresmikan peletakan batu pertama pembangunan central tangki CPO HGU pada 2014 lalu.

Selanjutnya tidak satupun perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit (PMKS) membangun tanki CPO. 

Sehingga hanya jadi hamparan tanah lapang tak bertuan.

Padahal sudah menghabiskan investasi uang negara miliaran rupiah untuk pematangan lahan.

Lama tak terdengar, Penjabat (Pj) Bupati Aceh Singkil, Azmi, MAP tiba-tiba membuat gebrakan dengan memanggil perusahaan PMKS dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerahnya, Rabu (24/4/2024). 

Dalam pertemuan yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) itu, Azmi mengemukakan bahwa dermaga Pulo Sarok dijadikan terminal ekspor CPO.

"Hari ini kita melaksanakan rapat koordinasi antara pemerintah daerah, Forkopimda dan perusahaan HGU,"

"Pokok bahasan rencana pemanfaatan dermaga Pulo Sarok untuk pengapalan minyak sawit atau CPO ke luar daerah dan ke luar negeri," kata Azmi bersemangat.

Baca juga: Harga TBS Sawit di Abdya Fluktuasi, Saat Ini Harga Pembelian di Perusahaan Rp 2.150/Kg

Selain fungsionalkan pelabuhan Pulo Sarok, Azmi juga mempersilahkan PT Perkebunan Lembah Bhakti dan PT Delima Makmur, memanfaatkan pantai Singkil Utara, sebagai lokasi dermaga pengiriman CPO. 

Dengan catatan memenuhi persyaratan  teknis dan administrasi.

"Dalam pertemuan perusahaan sepakat  memanfaatkan pelabuhan Pulo Sarok dan Singkil Utara sebagai pelabuhan pengangkutan CPO," ujar Azmi. 

Terkait program tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, berharap dukungan penuh dari Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat. Sehingga dapat terealisasi dalam waktu dekat. 

Pihak perusahaan dan Pemkab Aceh Singkil, sepakat melanjutkan pertemuan teknis pada pekan pertama Mei 2024. 

Sebelumnya Pj Bupati Aceh Singkil, Azmi saat berkunjung ke kantor Mabes Serambi Indonesia di Banda Aceh, pada 4 November 2023 mengatakan, daerahnya merupakan penghasil minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Dari puluhan ribu hektar kebun sawit di Kabupaten itu, menghasilkan 350 ribu ton CPO per tahunnya. 

Hanya saja yang menangguk untung dari pajak ekspor CPO adalah Sumatera Utara (Sumut). 

Lantaran CPO yang diproduksi pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dari kebun di Aceh Singkil, diekspor dari Belawan, Sumut. 

"10 persen saja pajak eskpor CPO sudah berapa Aceh kehilangan pendapatan. Nahasnya lagi ketika dicek ekspor CPO bukan atas nama Singkil, tapi Sumut," kata Azmi.

Menurut Azmi, bukan hanya kehilangan pendapatan dari pajak.

Baca juga: Bergiat di Kebun Sawit Sambil Menunggu Waktu Wisuda

Masyarakat Aceh Singkil, juga kehilangan peluang usaha dari lalu lintas ratusan kendaraan pengangkut CPO. 

"Jika diekspor dari Aceh, tentu awak angkutan yang ratusan itu makan dan minum di warung orang Aceh. Maka hiduplah rumah makan," ujar Azmi. 

Terkait hal itu, Azmi usulkan kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat, agar membuka keran ekspor CPO langsung dari Aceh. 

Mengingat CPO, bukan hanya dihasilkan oleh Aceh Singkil. Melainkan dihasilkan oleh kabupaten/kota lain di Aceh. 

Tak hanya beretorika, Azmi menggagas terminal CPO di daerahnya yang lama terbengkalai menjadi pelabuhan ekspor minyak mentah kelapa sawit dengan menggandeng perusahaan.(*)

Baca juga: Capai Rp 2.480 Per Kg, Harga TBS Kelapa Sawit di Nagan Raya Semakin Naik Jelang Lebaran