Breaking News

Perang Iran vs Israel

IRGC Dituduh Sebagai Teroris, Menlu Iran Peringatkan Uni Eropa: Hormati Tentara Negara Kami

Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengingatkan Uni Eropa untuk menghormati Angkatan Bersenjata negaranya sesuai dengan hukum internasional.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Eddy Fitriadi
STRINGER/AFP
Anggota Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) berbaris selama parade militer tahunan di kota Ahvaz di barat daya Iran sebelum serangan. 

IRGC Dituduh Sebagai Teroris, Menlu Iran Peringatkan Uni Eropa: Hormati Tentara Negara Kami

SERAMBINEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengingatkan Uni Eropa untuk menghormati Angkatan Bersenjata negaranya sesuai dengan hukum internasional.

Hal itu disampaikannya usai sejumlah anggota perlemen Uni Eropa meminta Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dimasukan ke dalam daftar organisasi teroris.

Dalam panggilan telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Joseph Borrell pada Rabu (1/5/2024), Amir-Abdollahian memperingatkan Uni Eropa untuk tidak sembrono dengan memasukan IRGC sebagai teroris.

“IRGC memainkan peran konstruktif dalam membangun keamanan abadi di kawasan dan memerangi terorisme,” ujarnya, dikutip dari PressTV.

Sementara itu, Inggris menentang Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) didaftarkan sebagai teroris.

Sebab apabila IRGC didaftarkan sebagai organisasi teroris akan banyak menimbulkan kerugian secara global, dan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron dalam pertemuan dengan Komite Hubungan Internasional dan Pertahanan House of Lords pada Selasa (30/4/2024).

Gambar selebaran yang diberikan oleh kepresidenan Iran pada 22 September 2019 menunjukkan anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memberikan penghormatan militer pada parade militer tahunan
Gambar selebaran yang diberikan oleh kepresidenan Iran pada 22 September 2019 menunjukkan anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memberikan penghormatan militer pada parade militer tahunan. (Kepresidenan Iran / AFP)

Baca juga: Presiden Iran Janji Akan Lenyapkan Israel Beserta Isinya, Serangan IRGC Akan Mengakhiri Rezim Zionis

Ia mengatakan sanksi yang telah dijatuhkan terhadap Iran sudah cukup, dan menentang Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dicap sebagai organisasi teroris.

Cameron mengklaim bahwa tindakan tersebut dapat memutus hubungan diplomatik yang penting bagi Inggris.

“Sejujurnya, terdapat kerugian dari pelarangan ini, yaitu bahwa hal ini secara efektif akan mengakhiri hubungan diplomatic,” katanya, dikutip dari Iran International.

“Saya pikir hal tersebut bukan merupakan kepentingan Inggris, yang tidak akan memperkuat pendekatan kami, dan dalam banyak hal justru akan melemahkannya," jelasnya lagi.

Menurutnya, IRGC juga telah melakukan beberapa upaya plot di wilayah Inggris.

Meskipun demikian, Cameron menyatakan bahwa sanksi yang diterapkan saat ini terhadap IRGC sudah cukup bagi Inggris untuk mengatasi segala aktivitas ilegal yang dilakukan Iran.

“Kami telah memberikan sanksi kepada IRGC secara keseluruhan. Ketika saya bertanya kepada penegak hukum, polisi, badan intelijen, dan lainnya,

apakah langkah pelarangan ekstra ini diperlukan untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap orang-orang ini ketika mereka melakukan hal-hal yang tidak kami setujui, jawabannya adalah tidak,” pungkasnya.

Baca juga: Bersumpah Balas Dendam, Iran Beri Hormat Terakhir ke Para Jenderal IRGC yang Tewas Dibom Israel

Sebelumnya, sejumlah anggota perlemen Uni Eropa bersikeras ingin memasukan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai daftar entitas teroris.

Namun hal tersebut ditentang keras oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

Pada Rabu, (24/4/2024) pekan lalu, ia telah menegaskan kembali penolakan tersebut untuk menyebut IRGC sebagai entitas teroris.

Pernyataannya itu memicu kritik lebih lanjut dari anggota Parlemen Eropa selama debat pleno pada Rabu.

Menanggapi serangan Iran terhadap Israel bulan ini, Josep Borrell mengatakan langkah-langkah baru sedang diterapkan terhadap Teheran.

Termasuk memperluas sanksi yang ada terkait drone dan rudal, serta memperluas tindakan ini ke kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran di Timur Tengah.

Uni Eropa (UE) belum menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris, meskipun ada seruan untuk melakukan hal tersebut dan resolusi Parlemen Eropa tahun lalu yang menyetujui hal tersebut.

“Mendaftarkan organisasi ini (IRGC) sebagai 'organisasi teroris' tidak akan mempunyai dampak praktis,” kata Borrell.

Menanggapi argumen Borrell bahwa dasar hukum untuk memasukan IRGC dalam daftar teroris belum terpenuhi, Charlie Weimers, perwakilan Swedia, menyebut ketua UE tersebut sebagai pembohong.

“Itu tidak masuk akal. Di sini, saya mempunyai pendapat hukum rahasia dewan. Anda tanpa malu-malu berbohong untuk melindungi IRGC. Kami tidak akan merindukan Anda, Tuan Borrell, tapi saya yakin para mullah (pemuka agama Islam) akan merindukan Anda,” kata Weimers.

Baca juga: Iran Ancam Balas Dendam, Israel Waspada Usai Bunuh 2 Jenderal Iran dan 5 Anggota IRGC di Suriah

Anggota parlemen Jerman Hannah Neumann, yang telah lama mendukung pembentukan IRGC sebagai daftar teroris, mengatakan

“Apa lagi yang harus dilakukan rezim ini sampai Anda akhirnya sadar akan kenyataan pahit? IRGC adalah organisasi teror,”

“Drone dan rudal yang menyerang Israel dan menyerang kapal kami di Laut Merah diproduksi di Iran, dan kami seharusnya memberikan sanksi kepada semua pihak yang terlibat beberapa bulan lalu.”

“Dan yang terakhir, rezim tersebut tidak secara sah mewakili rakyat Iran, dan Anda harus berhenti berpura-pura melakukan hal tersebut,” tambah Neumann, yang secara langsung berbicara kepada Borell.

Beberapa anggota Parlemen Eropa dan aktivis telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan landasan bagi UE untuk menindaklanjuti seruan agar IRGC dimasukkan ke dalam daftar organisasi teror.

Juli lalu, dua anggota Parlemen Eropa menyatakan bahwa IRGC dapat didaftarkan tanpa hambatan hukum berdasarkan Pasal 1(4) "Posisi Bersama 2001/931/CFSP."

Pandangan ini juga disetujui oleh mantan pemimpin Iran di pengasingan, Reza Pahlavi.

Ia mengutip sekelompok pengacara Perancis-Iran yang berpandangan bahwa Uni Eropa tidak memiliki hambatan hukum untuk memasukkan Garda Revolusi ke dalam daftar hitam.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved