Pilkada Aceh Utara

Khaidir Abdurrahman Kembalikan Berkas Pendaftaran Cabup Aceh Utara ke Partai Gerindra Aceh

Khaidir Abdurrahman menyatakan bahwa alasan maju dalam kontestasi Pilkada mendatang merupakan panggilan hati untuk mengabdi di tanah kelahiran.

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Taufik Hidayat
Dok Pribadi
Khaidir Abdurrahman SIP MAP 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Mantan anggota DPR RI dari Gerindra, Dr (C) Teungku Khaidir Abdurrahman SIP MAP telah mengembalikan berkas pendaftaran bakal calon bupati Aceh Utara pada Pilkada 2024 ke DPD Partai Gerindra Aceh, Rabu (1/5/2024).

Berkas pendaftaran diserahkan oleh tim sukses dan kerabatnya, lantaran Khaidir Abdurrahman tidak bisa hadir langsung lantaran sedang berada di Jakarta. 

Mereka disambut Sekretaris Partai Gerindra Aceh, Abdurrahman Ahmad bersama Ketua dan Sekretaris Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah Gerindra Aceh, Nasrul Sufi dan Mahfudz Y Loethan.

Sementara Khaidir Abdurrahman saat dihubungi Serambinews.com menyatakan bahwa alasan maju dalam kontestasi Pilkada mendatang sebagai panggilan hati untuk mengabdi di tanah kelahiran.

“Saya sebagai putra asli Aceh Utara merasa terpanggil untuk berbakti kepada tanah kelahiran. Di samping saya juga sudah berbakti melalui lembaga DPR RI dan instansi pemerintah lainnya,” kata Khaidir.

Khaidir menilai kondisi Aceh Utara saat ini sedang terpuruk baik dari segi pendapatan masyarakat maupun situasi daerah. “Maka saya pikir, saya harus membantu mencari solusi untuk kemakmuran rakyat di Aceh Utara,” imbuhnya.

Pria kelahiran Desa Matang Panyang, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara 11 Mei 1971 ini mengungkapkan ada beberapa persoalan Aceh Utara saat ini yang harus mendapat perhatian serius.

Mengurus Aceh Utara saat ini tentu tidak sama ketika PT Arun masih menjadi tulang punggung negara. Muntahan perut bumi telah mengubah nama daerah itu menjadi Petro Dollar. 

Kini Aceh Utara menggantungkan nasibnya pada pertanian dan perkebunan. Pembangunan Aceh Utara tidak bisa ditopang dengan dana APBK yang habis untuk belanja rutin dan operasional.

“Ketika saya di DPRK Aceh Utara, kita berusaha bangun Waduk Keureto untuk mengatasi banjir. Tapi hingga kini persoalan itu belum final. Dan Aceh Utara selalu banjir tiga kali setahun,” sebutnya.

Satu hal lagi, sambung dia, sebagian masyarakat Aceh Utara sudah hampir 4 tahun tidak bisa menanam padi akibat tidak ada pengairan dan sumber air yang memadai.

“Karena itulah dasar mengapa Aceh Utara terpuruk dari segi ekonomi dan pembangunan. Salah satu penyebabnya itu, bertani tidak bisa rutin setiap tahun 2 kali, musibah banjir kita juga setahun 2 sampai 3 kali,” ujar dia.

“Inilah keniscayaan yang harus kita cari solusi dan itu tidak bisa kita bangun dengan kemampuan fiskal daerah. Tapi harus kita mengupayakan dana APBN bisa turun ke Aceh Utara agar persoalan ini bisa selesai,” imbuhnya. 

Ketika menjadi Anggota DPR RI periode 2014-2019, Khaidir salah satu tokoh Aceh yang mencurahkan pikirannya untuk kemajuan dan pembangunan Aceh secara umum, dan Aceh Utara secara khusus.

Pikiran Khaidir pernah terganggu dengan banyak media memberitakan Aceh sebagai provinsi termiskin berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved