Berita Kutaraja

Tangkapan Ikan Melimpah, DKP Aceh Cari Potensi Pasar, Cegah Ikan Membusuk

Hal itu karena tangkapan yang melimpah dan tidak terserap pasar, bahkan tidak mampu tertampung di cold storage.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Saifullah
Serambinews.com
Nelayan membuang hasil tangkapan ikan yang sudah busuk ke salah satu bak yang telah digali di PPS Kutaraja, Lampulo, Kamis (2/5/2024). DKP Aceh mencari potensi pasaran agar tangkapan ikan nelayan tersalurkan. 

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dalam beberapa hari ini, Aceh dihebohkan dengan aksi nelayan yang membuang ikan karena membusuk.

Hal itu karena tangkapan yang melimpah dan tidak terserap pasar, bahkan tidak mampu tertampung di cold storage.

Bahkan, fenomena melimpahnya hasil tangkapan nelayan yang terjadi dalam beberapa hari ini di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja Lampulo yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga ikan.

Kepala DKP Aceh, Aliman, SPi, MSi mengatakan, merespons persoalan itu, pihaknya melakukan beberapa upaya sebagai solusinya.

Salah satunya mencari potensi pasar di beberapa tempat seperti Sibolga, Belawan, dan Jakarta.

Katanya, dari hasil penelusuran tersebut, ada pengusaha yang masih mau menampung, namun dengan syarat kualitas ikannya masih bagus.

"Di satu sisi kita patut bersyukur bahwa saat ini ketersediaan ikan di laut kita melimpah. Hanya saja dalam pemanfaatan sumber daya yang berlimpah ini membutuhkan kehati-hatian dan strategi agar harga dan mutu ikan dapat terjaga," ujar Aliman.

Ia menjelaskan, nelayan dalam menjalankan usaha menangkap ikan di laut agar perlu memperhatikan kapasitas tampung (fishing capacity) dari pada kapal masing-masing, terutama dengan jumlah ketersediaan es di kapal.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga mutu ikan.

"Jadi kami sosialisasikan pada nelayan agar menangkap secukupnya dan menjaga kualitasnya, tidak menangkap sebanyaknya tapi penanganan tidak baik sehingga kualitasnya rusak," ujarnya.

Menurutnya, faktor lain yang menyebabkan banyaknya hasil tangkapan ikan karena di WPPRI 572 sedang mengalami musim ikan, sehingga semua armada penangkapan ikan yang beroperasi di wilayah tersebut (barat Sumatera) mengalami peningkatan hasil tangkapan.

Oleh karena itu, pihaknya sudah mengintruksikan kepada syahbandar agar mengurangi trip penangkapan ikan guna menghindari kerugian nelayan.

"Sementara itu, permintaan pasar atau kebutuhan ikan secara domestik tidak meningkat atau mengalami stagnasi. Ketika permintaan ikan di pasar tetap, sementara produksi meningkat, maka yang terjadi adalah harga ikan akan menurun," tambah Aliman.

Berdasarkan pengamatan pihaknya di lapangan, ikan yang tidak tertampung oleh cold storage maupun pedagang dikarenakan memang kualitas ikan yang didaratkan di pelabuhan sudah dalam kondisi kurang baik atau di bawah standar.

Selain itu, jumlah cold storage yang ada di wilayah Banda Aceh jumlahnya sangat terbatas. Sehingga tidak mampu menampung semua hasil tangkap.

Namun, kata Aliman, terbatasnya jumlah cold storage juga disebabkan oleh faktor ketersediaan ikan segar yang tidak selalu stabil dalam sepanjang.

“Jadi ikan akan melimpah saat sedang musimnya saja,” ujar Aliman.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved