Infrastruktur

Terkait Pembangunan Pelabuhan CPO, Ini Pandangan Tokoh Masyarakat Aceh Singkil

Pada dasarnya sebut Syuhaimi, pihaknya mendukung pembangunan pelabuhan CPO di Aceh Singkil untuk memajukan perekonomian melalui pendapatan yang akan d

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBINEWS
AKBP Purnawirawan Syuhaimi 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil telah berinvestasi dalam pematangan lahan terminal minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Pulo Sarok, Kecamatan Singkil.

Hamparan tanah kosong dekat pelabuhan barang tersebut lebih dikenal dengan sebutan pelabuhan CPO.

Sayangnya sejak Gubernur Aceh, Zaini Abdullah meresmikan peletakan batu pertama pembangunan central tangki CPO HGU di terminal CPO tersebut pada 2014 belum ada kelanjutan pembangunannya hingga memasuki pertengahan 2024.

Belakangan mencuat kembali wacana pembangunan pelabuhan CPO tersebut.

Baca juga: Bertahan, Berikut Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini, Minggu 5 Mei 2024

Terkait hal itu tokoh masyarakat Aceh Singkil, AKBP Purnawirawan Syuhaimi menyampaikan pandangannya.

Pada dasarnya sebut Syuhaimi, pihaknya mendukung pembangunan pelabuhan CPO di Aceh Singkil untuk memajukan perekonomian melalui pendapatan yang akan diterima nanti.

Tapi semua harus melalui mekanisme dan ketentuan yang ada sesuai regulasi.

Chief Executive Officer (CEO) PT RKMA sebuah pabrik kelapa sawit hasil patungan putra putri Aceh Singkil itu, mengatakan sebelum pembangunan pelabuhan CPO diwujudkan sebaiknya lakukan penelitian dan pengkajian secara menyeluruh.

Seperti Amdal apakah sudah sesuai dan memenuhi syarat. Kemudian regulasi persyaratan ekspor CPO jika nanti akan diekspor.

Mengingat salah satu persyaratannya pabrik kelapa sawit (PKS) harus punya pabrik minyak goreng 20 persen dari produk diperuntukkan ke pabrik tersebut.

"Jika CPO tidak diekspor dan kirim lokal apakah lebih efektif atau malah cost/biaya semakin tinggi," kata Syuhaimi.

Selanjutnya mendengarkan saran dan masukan dari pemilik pabrik kelapa sawit.

Lantaran sebagai pelaku usaha tentu hitungannya lebih detail dan terukur.

Bila penelitian dan pengkajian sudah dilakukan dengan baik, baru dilanjutkan pembangunannya.

Walau diakuinya belum cukup karena masih perlu dilihat faktor lain seperti sarana pendukung, SDM, infrastruktur dan fasilitas lainnya sehingga pembangunan pelabuhan CPO tepat guna, tepat waktu dan tepat sasaran.

"Tidak menjadi sia sia atau mangkrak seperti bangunan lain yang ada di Kabupaten Aceh Singkil," kata Syuhaimi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved