Gempa

Gempa M 5 Guncang Pacitan Jawa Timur hingga 9 Wilayah Termasuk Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG

Gempa magnitudo 5,0 mengguncang Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Selasa (7/5/2024) pukul 10.34 WIB pagi.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
KOMPAS.COM
Ilustrasi - Gempa magnitudo 5,0 mengguncang Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Selasa (7/5/2024) pukul 10.34 WIB pagi. 

SERAMBINEWS.COM - Gempa mengguncang Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Selasa (7/5/2024).

Dikutip Serambinews.com dari situs BMKG, gempa magnitudo 5,0 itu terjadi pukul 10.34 WIB pagi.

Gempa tersebut terjadi pada titik koordinat 8,82 lintang selatan (LS) dan 110,93 bujur timur (BT).

 


Pusat gempa berada di laut 73 km barat daya Pacitan dengan kedalaman 24 km.

Menurut keterangan BMKG, gempa tersebut dirasakan 9 wilayah meliputi skala MMI III Bantul, III Yogyakarta, III Wonogiri, III Pacitan, II-III Trenggalek, II-III Blitar, II-III Tulungagung, II-III Malang dan MMI II Nganjuk.

Baca juga: Kisah Azka, Bocah Selamat Terkubur Reruntuhan 3 Hari saat Gempa Cianjur, Berbekal Feeling Ayah

Baca juga: IDF Bingung Kenapa Irone Dome Tak Lagi Bekerja saat Roket Hamas Hantam dan Tewaskan Tentara Israel

Memahami arti Skala MMI

MMI merupakan singkatan dari Modified Mercalli Intensity.

Dikutip dari laman resmi BMKG, skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan.

Terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Baca juga: Kisah Dede Sumiati, Ibu Hamil 9 Bulan yang Meninggal dalam Reruntuhan Gempa Cianjur

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved