Internasional

Rusia Kerahkan Senjata Nuklir Dalam Latihan Militer, Siap Hadapi Ancaman Barat

Pemerintah Rusia akan mempraktikkan pengerahan senjata nuklir taktis sebagai bagian dari latihan militer untuk menghadapi ancaman Barat.

Editor: Muhammad Hadi
Russian Defense Ministry/TASS
Rudal balistik berhulu ledak nuklir antar-benua (intercontinental ballistic missile/ICBM) Sarmat RS-28 milik Rusia yang dijuluki negara Barat sebagai Satan 2. 

Latihan perang nuklir tersebut bertujuan untuk memastikan integritas dan kedaulatan teritorial Rusia.

“Sebagai respons terhadap pernyataan provokatif dan ancaman pejabat Barat tertentu terhadap Federasi Rusia”, katanya.

Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 10.600 dari 12.100 hulu ledak nuklir yang ada di dunia. 

Sementara China memiliki persenjataan nuklir terbesar ketiga, diikuti oleh Prancis dan Inggris.

Rusia memiliki sekitar 1.558 hulu ledak nuklir non-strategis, menurut Federasi Ilmuwan Amerika, meskipun ada ketidakpastian mengenai jumlah pasti senjata tersebut karena kurangnya transparansi.

Baca juga: Jika Pakai Senjata Nuklir, Rusia Akan Menang Perang di Ukraina

Tidak ada negara yang menggunakan senjata nuklir dalam perang sejak Amerika Serikat melancarkan serangan bom atom pertama di kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945.

Negara-negara besar yang memiliki nuklir secara rutin memeriksa senjata nuklir mereka.

Namun sangat jarang secara terbuka mengaitkan latihan tersebut dengan ancaman tertentu seperti yang dilakukan Rusia.

Risiko Perang Nuklir

Presiden AS Joe Biden mengatakan tahun lalu bahwa ia merasa tidak ada prospek nyata bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir

Namun CNN melaporkan bahwa para pejabat tinggi AS melakukan perencanaan darurat untuk potensi serangan nuklir Rusia terhadap Ukraina pada tahun 2022.

Beberapa pejabat negara-negara Barat dan Ukraina mengatakan bahwa Rusia melakukan gertakan mengenai senjata nuklir untuk menakut-nakuti negara-negara Barat.

Meskipun Kremlin telah berulang kali mengindikasikan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk melanggar tabu nuklir jika keberadaan Rusia terancam.

Baca juga: Pasukan Nuklir Rusia Melakukan Latihan, Antipasi Bantuan Roket Canggih AS ke Ukraina

“Kami tidak melihat sesuatu yang baru di sini,” kata Andriy Yusov, juru bicara intelijen militer Ukraina. 

“Pemerasan nuklir adalah praktik yang terus dilakukan rezim Putin.”

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved