Pariwisata di Simeulue Kian Hidup, Wisatawan Diharapkan Hormati Budaya Lokal
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh puluhan kepala desa dari kecamatan Teupah Tengah, Teupah Barat dan Teupah Selatan
SERAMBINEWS.COM - Kabupaten Simeulue secara alami telah menjadi destinasi wisata di Aceh. Sektor pariwisata kian hidup di pulau berjuluk Hate Fulawan tersebut.
Wisatawan nasional dan asing datang ke Simeulue umumnya untuk berselancar di bibir pantai yang menghadap Samudera Hindia nan luas.
Selain industri lobster, hidupnya sektor pariwisata telah membuka pundi-pundi rezeki baru bagi warga Simeulue.
Wisatawan umumnya memilih bermukim di kawasan Teupah. Di kawasan Teupah telah berdiri sejumlah bangalaw (penginapan) di bibir pantai.
Dalam kaitan ini, sejumlah kepala desa (geuchik) dari Teupah Tengah, Teupah Barat dan Teupah Selatan menyampaikan aspirasi agar para wisatawan nasional dan asing untuk menghormati budaya lokal yang sarat nilai-nilai Islam di Simeulue.
Aspirasi para geusyik itu disampaikan dalam acara sosialisasi Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama (KUB) dan Pendirian Tempat Ibadah yang digelar di aula Kantor Camat Teupah Tengah, Selasa (14/05/2024).
Baca juga: Kabar Gembira! Mubadala Temukan Lagi Cadangan Gas di Lepas Pantai Aceh, Masuk Blok South Andaman
Baca juga: Inilah Manfaat Daun Bidara Kata dr Zaidul Akbar hingga Cara Menggunakannya untuk Ruqyah Diri Sendiri
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh puluhan kepala desa dari kecamatan Teupah Tengah, Teupah Barat dan Teupah Selatan serta pegawai Kesbangpol Kabupaten Simeulue.
Sosialisasi dibuka oleh Kepala Kesbangpol Simeulue Sabu Nasir MSi dan menghadirkan narasumber dari FKUB Aceh Tgk Abdullah Usman, Ketua FKUB Simeulue Rasmanudin H Rahimin dan akademisi UIN Ar-Raniry Hasan Basri M Nur.
Muammar, geuchik Pusong Kecamatan Teupah Tengah, mengatakan bahwa terkadang terdapat wisatawan yang tidak/belum memahami adanya perbedaan budaya di Simeulue dengan budaya wisatawan itu.
Perbedaan budaya dimaksudkan seperti memakai pakaian yang memperlihatkan aurat di depan umum, makan daging babi, minuman keras dan lainnya.
Ketua FKUB Simeulue Rasmanudin H Rahimin mengatakan, terjadinya fenomena perilaku tamu yang berbeda dari budaya lokal di Simeulue disebabkan belum adanya pemahaman dari sang tamu.
Baca juga: Dua Pemuda, Ditangkap Polisi di Aceh Timur Karena Narkoba, Satu Diantaranya Mahasiswa
"Tidak ada niat dari wisatawan untuk secara sengaja melanggar norma dan budaya lokal di tempat kunjungan," kata Rasman.
Dalam hal ini, lanjut Rasman, adalah kewajiban para tokoh dan pemimpin setempat untuk menyusun aturan berbasis budaya lokal untuk kemudian disosialisasikan kepada para tamu.
Turut hadir dalam acara sosialisasi tersebut Surya Edy Rachman dari Kesbangpol Aceh, Tarmizi A Hamid, kolektor manuskrip Aceh dan Zairil Terbangan dari Kesbangpol Aceh.
Cuaca Aceh Selatan 3 Agustus 2025, 16 Kecamatan Berawan, 2 Udara Kabur |
![]() |
---|
Cuaca Aceh Singkil Mayoritas Cerah Berawan, Ini Ciri-cirinya |
![]() |
---|
Ismail Rasyid Beli Ratusan Anak Sapi untuk Penggemukan di Gorontalo, Jika Sukses Diterapkan di Aceh |
![]() |
---|
Kampus Biru dan Kurikulum Cinta |
![]() |
---|
Tihadijah Terharu Terima Sembako Gratis dari Kapolsubsektor Banda Baro di Aceh Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.