Berita Banda Aceh

ICMI Aceh Terima SK Baru Penyempurnaan Pengurus Wilayah Aceh, Taqwaddin Usulkan 30 Nama

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)  Aceh menerima SK baru tentang Penyempurnaan Pengurus ICMI Aceh.

|
Editor: Faisal Zamzami
For Serambinews.com
Ketua MPW ICMI Aceh, Dr Taqwaddin 

SERAMBINEWS.COM - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)  Aceh menerima SK baru tentang Penyempurnaan Pengurus ICMI Aceh. SK tersebut ditandangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yaitu Prof Arif Satria dan Dr Andi Yuliani Paris, MSc.

Hal itu disampaikan Ketua MPW ICMI Aceh, Dr Taqwaddin, Selasa sore 14 Mei 2024 di Sekretariat ICMI Komplek Bapperis Banda Aceh.

“Iya benar, kami baru saja menerima SK baru tentang Penyempurnaan Pengurus ICMI Aceh yang bertandatangan 8 Mei 2024. ” ungkap Dr Taqwaddin.

Taqwaddin mengatakan bahwa dalam rangka mempecepat gerak dan memperkuat eksistensi oraganisasi cendekiawan ini, pada tanggal 26 April lalu pihaknya membuat rapat dengan mengundang semua Pengurus Harian ditambah dengan Ketua dan Sekretaris Penasihat serta Ketua dan Sekretaris Dewan Pakar.

Dalam pertemuan tersebut, dirinya menjelaskan bahwa tolok ukur cendekiawan itu bukan hanya mereka yang memiliki ijazah doktor dan professor. Tapi siapa saja yang memiliki kapasitas dan kualitas kepribadian, terlebih lagi kepedulian terhadap sesama.

Menurut Taqwaddin, setiap orang yang memiliki kapasitas intelektualitas yang diakui public dan peduli pada pada masyarakatnya, itu sudah memenuhi prinsip kecendekiawanan. Jadi bagi Taqwaddin, tolok ukur cendekia bukan pada kertas ijazah, tetapi lebih pada kapasitas intelektualitas.

Baca juga: ICMI Aceh Ajukan 10 Kriteria Calon Gebernur Aceh, Berdasarkan Islam Hingga Adat Budaya Aceh

Taqwaddin mencontohkan Buya Hamka misalnya, tidak memiliki kertas ijazah kesarjanaan, tetapi beliau diakui sebagai ulama dan cendekiawan.

Begitu juga dengan Soedjatmoko, Rektor Universitas Bangsa-Bangsa di Tokyo Jepang dulu juga bukan sarjana, tetapi kedua mereka mendapat anugerah profesor doktor dari perguruan tinggi ternama dunia karena karya-karya mereka.

Di Aceh kata Taqwaddin, Pak Nab Bahany dan Pak Yarmen misalnya, kualitas akademik dan keahlian mereka diakui publik di Aceh.

"Pak Nab, Budayawan ini memiliki kontribusi pemikiran begitu banyak melalui berbagai tulisan beliau yang memukau dan mencerahkan. Begitu juga dengan Pak Yarmen yang memiliki keahlian Ilmu Bahasa Indonesia yang sangat mumpuni. Kedua mereka saya usulkan menjadi Pengurus ICMI Aceh" ucap Taqwaddin.

Taqwaddin menambahkan, ICMI Aceh sekarang bukan hanya kumpulan akademisi dan birokrasi. Tetapi juga banyak diusulkan dari kalangan professional (dokter, wartawan, konsultan, dan hakim ad hoc).

" Ada juga dari kalangan politisi DPR RI dan DPRA seperti Nasir Jamil, Muslim Ayub, Irawan Abdullah dan ada beberapa orang lagi lainnya" jelas Taqwaddin.

Bahkan,  kata Taqwaddin, dari kalangan pengusaha juga kami ajak bergabung untuk memperkuat ICMI Aceh, antara lain Ismail Rasyid (Owner Trans Continent), Sayid Salim (Owner Group Hotel Grand Arabia, Hotel Renggali, dll), Azhar Idris (Owner Djarwal Group), Zaki (Pemilik Usaha Bus Harapan Indah), Jafaruddin Husin (Kontraktor yang juga Owner Kuala Village Resort).

"Dalam Keputusan Majelis Pengurus Pusat ICMI Nomor 009/SKO-P/ICMI/05/2024 tentang Penyempurnaan Kepengurusan Majelis Pengurus Wilayah (MPW) ICMI Aceh periode 2021 - 2026, nama-nama yang saya sebutkan di atas ada dalam SK baru ini”, ungkap Dr Taqwaddin, yang dipercaya sebagai Ketua MPW ICMI Aceh sejak 1 April 2024.

Baca juga: ICMI Aceh Galang Donasi untuk Duafa dan Anak Yatim

Merespon ajakan Ketua ICMI Aceh, Ismail Rasyid sendiri menyambut baik bisa bergabung jadi pengurus ICMI Aceh. Ismail Rasyid juga menyatakan kesiapannya jika diberikan kepercayaan  jadi pengurus ICMI Aceh.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved