Berita Pidie

Cegah Lima Masalah Besar, Pj Bupati Berharap Pidie Menjadi Sentra Bawang Merah Nasional

Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, menyatakan gagasannya untuk menjadikan Kabupaten Pidie sebagai sentra bawang nasional.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, memaparkan sistem budidaya bawang merah di areal sawah di Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Sabtu (18/5/2024). 

Dikatakan, pengalamannya selama di Solok, saat ini dipraktikkan di Simpang Tiga mulai tahun 1997, dengan menanam bawang.

"Alhamdulillah, kami bisa membuat rumah dari hasil bawang," jelasnya.

Baca juga: Harga Bawang Tinggi di Aceh, Ketua Konsorsium Bawang Merah Pidie Ungkap Cara Jitu Turunkan Harga

Kata Syaifudin, saat ini yang menjadi kendala, lantaran masih membeli bibit dari Pulau Jawa Rp 45 ribu per kg, yang sangat memberatkan petani. 

"Kami berharap, kedepan supaya petani di Pidie bisa lakukan penangkar bibit bawang sendiri. Saya harap dapat dibantu kebutuhan untuk membuat penangkaran bibit bawang merah," ujarnya.

Harus Ada Lahan Abadi

Ketua Konsorsium Bawang Merah Aceh, Zakaria A Gani, Sabtu (18/5/2024) mengungkapkan, pada tanggal 9 hingga 11 Mei 2024 diundang Badan Pangan, untuk berdialog terkait dengan pemberdayaan budidaya bawang, sebagai upaya menangani inflasi.

"Alhamdulillah, di  Pidie sejak 2022, yang saat itu harga bawang mencapai Rp 80 ribu. Tapi, Mei dan Juni harga turun pada kisaran Rp 20 hingga 25 ribu," sebutnya.

Kata Zakaria, tahun 2023 di Provinsi Aceh, inflasi terendah merupakan sumbangsih dari bawang dan cabe.

Di mana harga harga bawang 20 ribu per kg dan harga cabe 30 ribu per kg, yang membuat harga menjadi stabil," jelasnya.

Kata Zakaria, tahun 2024, harga bawang merah melambung lagi, akibat belum adanya stabilitas produksi bawang.

"Disini yang dibutuhkan lahan abadi, sehingga ada kepastian bagi petani saat panen harganya bisa di atas HET, Rp 40 ribu atau 70 ribu per kg," jelasnya.

Menurutnya, pemerintah harus dapat membuat lahan pertanian berbasis kawasan, bekerjasama dengan penyuluh pertanian di Pidie. Sehingga petani dapat menanam dua kali bawang dan satu kali padi.

"Untuk itu perlu sinergisitas antara petani, pengusaha, yang difasilitasi oleh Pemkab Pidie, melalui Dinas Pertanian dan Pangan Pidie," tegasnya.

Zakaria juga menyampaikan kesanggupannya untuk mengembangkan program off taker atau pembelian sumber daya yang dihasilkan petani.

Supaya petani sebagai penggerak tetap konsisten menanam bawang. Selain itu, dapat menjadi partner pemerintah dalam mendukung upaya peningkatan hasil panen dan stabilisasi harga pasokan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved