Kupi Beungoh
Kota Banda Aceh Sebagai Role Model Implementasi dan Pengawasan Syariat Islam
Di dalamnya tampak jelas rambu-rambu persepsi keimanan dengan hakikatnya yang besar dan menyeluruh dalam suatu gambaran yang sangat jelas dan detail.
*) Oleh: Irwanda M. Jamil,. S.Ag
Pelaksanaan dan pengawasan syariat Islam selalu relevan dalam menjawab tantangan zaman, terlebih di era di mana sedang terjadinya gelombang pengikisan moral yang begitu dahsyat saat ini.
Dengan semakin terangnya peta jalan penerapan syariat Islam di Aceh, maka semakin besar peluang Kota Banda Aceh untuk menjadi role model pelaksanaan hingga pengawasan syariat Islam.
Dengan pendekatan inklusif dan humanis, kini Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh terus meluncurkan program-program strategis terkait penguatan dan kemajuan bersyariat di Aceh, khususnya Kota Banda Aceh.
Di antara program-program strategis dalam rangka mencapai cita-cita Kota Banda Aceh sebagai role model syariat Islam di Aceh ialah sosialisasi nilai-nilai syariat Islam seperti dakwah kesekolah-sekolah, dakwah daring,
dakwah ke ibu-ibu majelis taklim, dakwah kewarung kopi, dakwah simpatik berjalan dengan mobil patroli informasi, dakwah ke lembaga-lembaga pengembangan al-Quran, termasuk pembentukan kampung percontohan syari'at,
penguatan pegawasan keuangan syari'ah dengan memperkuat Dewan Syariah Kota Banda Aceh, pembinaan keluarga sakinah mawaddah warahmah, penguatan da'i dan muhtasib (petugas pegawas syari'at) di tingkat desa,
penguatan fardhu kifayah bagi masyarakat desa, pembentukan kader syari'at dan kader dakwah di desa, penguatan publikasi lewat media, peningkatan sarana dan prasarana mesjid, meunasah dan mushalla,
tidak lupa juga tim DSI turun ke beberapa titik kawasan yang dianggap rawan pengabaian atas penerapan nilai-nilai syariat Islam di Kota Banda Aceh seperti bantaran sungai Lamnyong, Uleelhe, tempat hiburan, salon, dan lain-lain.
Hasil dari aktivitas-aktivitas tersebut akan diukur dalam program Indeks Kota Syariah setiap tahunnya.
Hal ini sejalan dengan amanah Allah swt dalam Qs. Al-‘Ashr: 1-3: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS al-Ashr ayat 1-3).
Abu Hayyan al-Andalusi, dalam Tafsîr al-Bahr al-Muhîth menyebutkan walaupun surah ini amat pendek, namun tergambar tatanan yang lengkap tentang kehidupan umat manusia sebagaimana dikehendaki Islam.
Di dalamnya juga tampak jelas rambu-rambu persepsi keimanan dengan hakikatnya yang besar dan menyeluruh dalam suatu gambaran yang sangat jelas dan detail.
Oleh itu Sayyid Quthub dalam Tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân nya juga mengomentari surah ini, ia mengatakan surah ini mampu menjelaskan faktor-faktor yang menjadi sebab kebahagiaan dan kesengsaraan manusia, keberhasilan dan kerugiannya dalam kehidupan.
Sedemikian dalam dan padatnya makna surat ini, Ali Ash-Shabuni dalam kitabnya Shafwah al-Tafâsîr, ketika menjelaskan surah ini beliau mencontohkan kebiasaan sahabat nabi saw, menurutnya dulu apabila dua orang sahabat Nabi saw. bertemu, mereka tidak akan berpisah hingga salah satunya membacakan surah al-Ashr kepada yang lainnya hingga selesai.
Tanpa Badan Khusus, Perpanjangan Otsus Aceh Hanya Buang-Buang Dana |
![]() |
---|
Dilema Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Dari APBD ke Pasar Modal: Mengapa Pemerintah Daerah Harus Berani Menerbitkan Obligasi/Sukuk Daerah |
![]() |
---|
Serakahnomic: Teori Ditolak, Praktek Menjamur? |
![]() |
---|
Prof Siddiq Armia: Alumni Dayah Darussa’adah Aceh yang Masuk Top 2 Persen Scientist Worldwide 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.