Konflik Palestina vs Israel

Mohammed Deif, Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Meningkatnya posisi Hamas selama 30 tahun, Deif mengembangkan jaringan terowongan kelompok tersebut dan keahliannya dalam membuat bom.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS/Global Research
Mohammed Deif (tengah), komandan Brigade Izzudin Al-Qassam Hamas yang diburu Zionis Israel. 

SERAMBINEWS.COM - Pemimpin militer Hamas yang sulit ditangkap, Mohammed Deif, salah satu dalang di balik apa yang disebut Israel sebagai momen 9/11, jarang berbicara dan tidak pernah muncul di depan umum.

Keberadaan rahasianya membantunya selamat dari tujuh upaya pembunuhan.

Kini dia dicari di luar Gaza, tempatnya dituduh mengarahkan serangan 7 Oktober yang mengejutkan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menciptakan krisis bagi pemerintah sayap kanan dengan menyandera lebih dari 250 orang.

Dilansir dari Yahoo News, Kantor kejaksaan Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan pihaknya juga telah meminta surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kepala pertahanannya dan tiga pemimpin Hamas atas tuduhan kejahatan perang, termasuk Deif.

Israel sendiri terus membantah melakukan kejahatan perang dalam perang Gaza.

"Keputusan ICC menyamakan korban dengan algojo," kata seorang pejabat senior Hamas kepada Reuters.

Hakim praperadilan akan menentukan apakah terdapat cukup bukti untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Deif selamat dari tujuh upaya pembunuhan Israel, yang terbaru pada tahun 2021, dalam karier yang panjang dan penuh rahasia di kelompok militan tersebut, membuatnya cacat dan menggunakan kursi roda.

Dalam beberapa bulan sejak 7 Oktober, Deif diyakini telah mengarahkan operasi militer Hamas dari terowongan dan jalan-jalan di Gaza bersama rekan-rekan seniornya.

Meningkatnya posisi Hamas selama 30 tahun, Deif mengembangkan jaringan terowongan kelompok tersebut dan keahliannya dalam membuat bom.

Dia menduduki puncak daftar orang paling dicari Israel selama beberapa dekade dan dianggap bertanggung jawab atas kematian puluhan warga Israel dalam aksi bom bunuh diri.

Dia dan dua pemimpin Hamas lainnya di Gaza membentuk dewan militer beranggotakan tiga orang yang merencanakan serangan pada 7 Oktober, serangan paling berdarah dalam 75 tahun sejarah Israel.

Setelah itu, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji untuk melenyapkan ketiga orang tersebut: Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, Deif, kepala sayap militer, dan Marwan Issa wakilnya, yang dilaporkan dibunuh Israel pada bulan Maret.

Dalam rekaman audio yang disiarkan saat Hamas menembakkan ribuan roket pada 7 Oktober, Deif menyebut serangan itu sebagai "Banjir Al Aqsa", yang menandakan serangan itu adalah balasan atas serangan Israel di masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Pada Mei 2021, setelah penggerebekan di situs tersuci ketiga Islam yang membuat marah dunia Arab dan Muslim, Deif mulai merencanakan operasi tersebut, kata sumber yang dekat dengan Hamas.

 

Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Bakal Ditangkap, ICC Ajukan Surat Penangkapan, Joe Biden Geram

 

Sosok Mohammed Deif

Mohammed Deif adalah salah satu sosok yang disebut paling bertanggung jawab atas operasi Hamas baru-baru ini.

Serangan dadakan Hamas, yang dikenal sebagai Operasi Badai Al Aqsa, pada Sabtu (7/10) kemarin benar-benar membuat Israel murka.

Israel kemudian membalas serangan itu dengan tak kalah galaknya.

Mohammed Deif adalah pemimpin sayap militer Hamas yang juga salah satu orang paling dicari oleh Israel.

Sejumlah laporan media Barat menyebut, mastermind (dalang) di balik serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Sabtu adalah sosok sangat tertutup.

Begitu tertutupnya sampai-sampai cuma sedikit foto dan gambar dari pemimpin pejuang Hamas tersebut yang diketahui.

Dalam beberapa peristiwa, sosok ini hanya ditampilkan dalam bentuk siluet bayangan yang kadang-kadang digunakan dalam demonstrasi.


Sosok yang dimaksud laporan tersebut adalah Mohammed Deif.

Mohammed Deif adalah komandan tertinggi sayap militer Hamas di Jalur Gaza.

"Sayap militer Hamas ini dikenal sebagai Brigade Izzedine al-Qassam," menurut Departemen Luar Negeri AS.

Pada 2015, pemerintah AS menetapkan Mohammed Deif berstatus sebagai teroris internasional, sebuah status yang menjadi pertanyaan bagi sebagian besar warga Palestina.

Tuduhan AS itu lantaran Deif dianggap bertanggung jawab mengerahkan pelaku bom bunuh diri dan melakukan penculikan terhadap tentara Israel.

"Selama Perang Gaza pada tahun 2014, Deif memimpin strategi ofensif Hamas," kata Departemen Luar Negeri.

Meskipun perannya penting dalam beberapa serangan Hamas yang paling terkenal, Deif tetaplah sosok yang sulit dipahami.

"Lokasi tepatnya dia tidak diketahui dan dia tidak muncul di depan umum," menurut laporan The Associated Press.

Bahkan nama aslinya belum dapat dikonfirmasi, The Washington Post melaporkan.

Reuters, mendeskripsikan Mohammed Deif sebagai pria berusia 20 tahunan dan hanya sedikit gambar dan foto dirinya diketahui.

Gambar-gambar terkait sosok misterisu ini, kata laporan itu termasuk sebuah foto seseorang mengenakan topeng dan siluet bayangan yang diyakini milik pemimpin militer tersebut.

Siluet tersebut sebelumnya digunakan dalam demonstrasi pada Agustus 2014, yang menunjukkan dukungan terhadap militan Hamas yang melawan pasukan Israel.

Hanya sedikit gambar Mohammed Deif, pemimpin serangan Hamas dari Brigade Al Qassam terhadap Israel, termasuk siluet bayangan dari sosok yang sulit ditangkap.

Baca juga: VIDEO H Musannif Dapat Dukungan dari Anies Baswedan Sebagai Calon Bupati Aceh Besar

Baca juga: GeRAK Aceh Perluas Penguatan Kebijakan Insentif Fiskal Ekologi di Gayo Lues

Baca juga: Harga Emas Murni di Banda Aceh Turun, Per Mayam Kini Dibandrol Rp 3,94 Juta, Ini Rincian 21 Mei 2024

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved