Kupi Beungoh
Generasi Z dan Peradaban Islam Amerika
Kisah perubahan agama di Amerika, sering kali dianggap sebagai akibat dari keputusan dibuat oleh generasi muda yang hidup dengan nilai-nilai berbeda.
Oleh : Teuku Azhar Ibrahim *)
Kisah perubahan agama di Amerika, sering kali dianggap sebagai akibat dari keputusan dibuat oleh generasi muda yang hidup dengan nilai-nilai berbeda.
Generasi muda saat ini mempunyai pengalaman keagamaan dan sosial yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Orang tua dari generasi milenial dan Generasi Z kurang mendorong partisipasi dalam ibadah formal dan memberi contoh perilaku keagamaan pada anak-anak mereka.
Generasi Z Amerika memilih meninggalkan agama anutan keluarga.
Warga Amerika yang tidak beragama mengungkapkan skeptisisme yang signifikan mengenai manfaat agama bagi masyarakat, bahkan menolak pentingnya membesarkan anak berdasarkan keyakinan agama, dan melihat pendidikan agama tidak mampun membentuk prilaku moral bagi anak-anak muda.
Partisipasi warga terhadap rangkaian kegiatan agama hanya terbatas pada acara menikah dan memiliki anak.
Selebihnya tidak terikat dengan kegiatan keagamaan.
Dalam kehidupan rumah tangga, terutama anak-anak tidak melihat dan merasakan peran agama sejak masa kecilnya.
Keadaan itu berakibat langsung menurunnya kepercayaan terhadap organisasi agama dan meningkatnya tren hubungan sekuler dan pernikahan yang lepas dari ritual agama dan mendorong warga muda Amerika terus berjalan ke depan meninggalkan agama sebagai tradisi keluarga.
Kemunduran agama juga berdampak pada kehidupan sipil dan sosial Amerika.
Orang Amerika yang religius umumnya lebih aktif secara sosial. Namun, frekuensi partisipasi keagamaan menjadi faktor paling penting dalam menentukan tingkat keterlibatan dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan lainnya.
Orang Amerika yang rutin menghadiri kebaktian jauh lebih terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah menghadiri kebaktian keagamaan.
Bila keterlibatan dalam masyarakat sebagai standar maka warga Amerika yang berpendidikan perguruan tinggi dan taat beragama cenderung menunjukkan tingkat keterlibatan sosial yang paling tinggi, menunjukan agama bukan faktor utama tapi diikuti dengan tingkat Pendidikan.
Identitas agama Amerika telah mengalami penurunan yang konsisten selama hampir tiga dekade.
Potret Toleransi Agama di Aceh: Imelda Purba Nyaman Berbisnis Buah-buahan di Pasar Lambaro |
![]() |
---|
Untuk Tiga Perempuan Seniman Aceh: Benarkah Aturan Jilbab Syariat Islam Merendahkan Perempuan? |
![]() |
---|
Mengapa Mendirikan Fakultas Kedokteran di UTU? |
![]() |
---|
Prof Jarjani Usman: Representasi Gen X yang Optimistis dan Anti FOMO |
![]() |
---|
MIGAS Mengalir ke Medan, Kemiskinan Mengendap di Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.