Pidie
Sungai Tangse Berubah hingga Terdapat Liang Sedalam 5 Meter, Begini Tanggapan Keuchik
Rusaknya aliran sungai itu diduga akibat banjir hingga aktivitas galian c yang dilakukan di aliran Sungai Lhok Keutapang...
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Eddy Fitriadi
"Saya berharap pengambilan pasir digeser ke lokasi yang jauh dari pemukiman masyarakat atau pihak waskita mencari lokasi lain. Pemerintah juga diharapkan untuk memperhatikan kelangsungan masyarakat tempatan, agar kehidupan sosial mereka tidak terganggu," kata putra Keumala Pidie.
Ia menambahkan, pemerintah jangan menutup mata terhadap daerah yang terkena dampak pengambilan sirtu untuk PSN, sehingga diharapkan adanya kebijakan yang lebih arif, dengan tidak membabi buta mengambil sirtu.
Penggiat Lingkungan Pidie, Zian Mustaqim, kepada Serambi, Selasa (4/6/2024) mengungkapkan, Sungai Lhok Keutapang yang merupakan DAS Krueng Baro sangat memprihatinkan, akibat pengambilan galian c. Aktivitas galian c secara tidak beraturan, tanpa ada larangan pemerintah dan aparat keamanan terdekat.
"Kita heran aktivitas galian c di depan mata APH, tapi diabaikan. Pemkab dan APH harus menjelaskan kepada masyarakat, karena kondisi telah merusak ekosistem di dalam sungai," ungkapnya.
Kata Zian, jika aktivitas galian c itu memiliki izin, namun telah menyebabkan kerusakan sungai. Apakah dibenarkan izin dikeluarkan untuk pengambilan galian c.
Untuk itu, sebut Zian, APH harus menangkap pelaku pengrusakan alam. Jangan hanya ditangkap pekerja saja, tapi aktor intelektual harus diciduk. Sebab, untuk menyelamatkan sungai salah satu sumber air di Pidie di masa mendatang.
Menurutnya, DAS Krueng Baroe terletak di Beungga dan Lhok Keutapang merupakan sumber air untuk PDAM Tirta Krueng Baroe, sebagai pemasok air bersih untuk masyarakat Pidie. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.