PBB Masukkan Israel ke Daftar Hitam Pembantai Anak-Anak di Palestina, Kini Zionis Setara ISIS

Laporan tersebut akan disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada tanggal 14 Juni dan selanjutnya secara resmi diterbitkan pada 18 Juni 2024.

Editor: Faisal Zamzami
MAHMUD HAMS/AFP
Seorang pria berjalan di antara mayat-mayat yang terbungkus kafan dari mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, di rumah sakit Shuhada Al-Aqsa di kota yang sama pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 

Dujarric mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Erdan adalah hal mengejutkan dan “tidak dapat diterima”.

Dujarric mengungkapkan bahwa hal itu adalah sesuatu yang belum pernah dilihatnya selama 24 tahun melayani PBB.


Palestina sambut baik

Pejabat senior Palestina Riad Malki menyambut baik keputusan PBB itu, meski langkah tersebut sudah terlambat.

 
“Sekarang, dihadapkan pada bencana di Gaza yang dunia lihat dengan mata telanjang dengan genosida yang secara khusus menargetkan anak-anak dan perempuan, Sekjen PBB tidak lagi punya alasan untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar hitam,” ucap Malki dilansir dari AlJazeera, Jumat (7/6/2024).

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengutuk pemboman dan pengepungan Israel di Gaza terhadap anak-anak Palestina di wilayah itu.

Para ahli PBB juga menjelaskan, pembatasan Israel terhadap pengiriman makanan, air, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya telah menciptakan krisis kemanusiaan.

Badan PBB untuk hak-hak anak, UNICEF menerangkan bahwa 90 persen anak Palestina di Gaza hidup dalam kemiskinan pangan yang parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan, lebih dari 80 persen anak-anak Palestina di Gaza tidak makan sepanjang hari.

WHO memperkirakan, anak-anak Palestina makan setidaknya satu kali dalam tiga hari terakhir.

Defense for Children International-Palestine (DCIP) juga telah melaporkan dampak mengerikan dari serangan militer Israel yang terus berlanjut di Gaza, termasuk ribuan anak Palestina yang mengalami luka kritis sejak Oktober 2023.

DCIP menambahkan, runtuhnya sistem perawatan kesehatan di Gaza telah menyebabkan banyak pasien, termasuk anak-anak, tidak dapat memperoleh perawatan yang mereka butuhkan.

“Anak-anak Palestina yang selamat dari serangan Israel menghadapi pemulihan seumur hidup untuk sembuh dari trauma fisik dan psikologis,” ungkap direktur program akuntabilitas DCIP Ayed Abu Eqtaish.

Baca juga: Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Satu Keluarga di Musi Rawas, Berdalih Ritual untuk Kuda Lumping

Baca juga: Bos Rental Meninggal Usai Diamuk Massa, Dituduh Maling Saat Mau Ambil Mobilnya

Baca juga: Diduga Jalani Program Diet Berlebihan, Aurel Hermansyah Masuk Rumah Sakit Jelang Naik Haji

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved