Perang Gaza

Amerika Yakin Keputusan soal Kesepakatan Pembebasan Sandera Israel Ada di Tangan Yahya Sinwar

Sumber yang sama melanjutkan - menurut Maariv - bahwa tujuan Hamas adalah untuk bertahan hidup, dan ini dengan sendirinya akan menjadi kemenangannya,

Editor: Ansari Hasyim
MAHMUD HAMS/AFP
Ketua sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dikabarkan dikepung dan terisolasi di dalam bungkernya. Pengepungan itu terjadi saat tentara Israel masuk ke Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Surat kabar Israel Maariv melaporkan bahwa Amerika menjadi yakin bahwa keputusan akhir mengenai nasib perjanjian pembebasan tahanan ada di tangan pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Gaza, Yahya Sinwar.

Maariv mengutip sumber-sumber intelijen Amerika yang mengatakan bahwa Yahya Sinwar yakin bahwa dia mampu melawan Israel, dan yakin bahwa dia berada dalam posisi yang baik untuk bernegosiasi dari posisi di mana dia berada di atas angin.

Sumber yang sama melanjutkan - menurut Maariv - bahwa tujuan Hamas adalah untuk bertahan hidup, dan ini dengan sendirinya akan menjadi kemenangannya, dan seorang anggota senior pemerintahan Amerika percaya bahwa ini secara eksplisit berarti Sinwar yakin dia akan menang.

Baca juga: Hamas Bantah Yahya Sinwar Bicara Soal Perang Melawan Israel di Gaza sebagai Pengorbanan yang Perlu

Sedangkan bagi para mediator Amerika yang berusaha mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, keyakinan Sinwar bahwa ia menang bukanlah faktor yang membantu dalam negosiasi tersebut.

Menurut Menteri Luar Negeri Anthony Blinken kepada keluarga tahanan Amerika yang ditahan di Gaza, “nasib proposal terbaru bergantung pada Sinwar.”

Sementara Amerika Serikat memberikan tekanan pada mereka yang memiliki pengaruh terhadap Hamas untuk mendorong mereka agar menerima perjanjian tersebut.

Baca juga: Tentara Israel Pesta Barbekyu dalam Masjid di Rafah, Menulis Kalimat Hinaan di Dinding untuk Islam

Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat percaya bahwa Sinwar adalah pengambil keputusan akhir, menurut Maariv.

Surat kabar tersebut mengutip perkataan Blinken, “Saya tidak berpikir bahwa orang lain selain kepemimpinan Hamas di Gaza yang membuat keputusan."

Tentara Israel Ubah Masjid di Rafah jadi Tempat Pesta Barbekyu dan Menulis Kalimat Hinaan di Dinding

Sebuah klip video tersebar di platform media sosial menunjukkan tentara Israel mengadakan barbekyu di dalam masjid penyeberangan Rafah di Jalur Gaza selatan, dekat perbatasan Mesir.

Salah satu tentara muncul dalam video tersebut mengucapkan terima kasih kepada kelompok bernama “Mikata,” yang dikenal sebagai “Patroli Serangan Kebakaran,” dan berkata, “Terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam.. Kami mencintaimu.”

Saat tentara Israel memindahkan teleponnya, vandalisme muncul di masjid, merusak barang-barangnya, dan menulis di dindingnya kata-kata yang menghina Islam dan Nabi Muhammad saw.

Video tersebut menyebar dengan cepat di kalangan pengguna Twitter di dunia Arab, memicu kemarahan dan ketegangan.

Moshe memposting video tersebut di akunnya di platform TikTok, mengomentari klip tersebut dengan mengatakan, hanya patroli pemadam kebakaran yang dapat memasuki Rafah dengan 600 gram daging dan ayam serta sekotak penuh permen dan cinta.

Tweeter mengutuk kegigihan pasukan pendudukan dalam menodai tempat ibadah, yang menjaga kesucian dan kesucian semua agama dan hukum, dan mengatakan dengan nada kecaman.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved