Perang Gaza

Biden: Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza karena Tawanan yang Masih Hidup tak Diketahui

Kelompok Palestina menanggapi usulan tersebut minggu ini dengan menawarkan perubahan, yang dikatakan bertujuan untuk menjamin gencatan senjata permane

Editor: Ansari Hasyim
AFP/JIM WATSON via AP
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap gencatan senjata di Gaza Palestina dimulai Senin (4/3/2024) depan. 

SERAMBINEWS.COM - Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa ia tidak berharap untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza dalam waktu dekat, dan mengklaim bahwa proposal yang didukung Amerika dengan dukungan global belum sepenuhnya diterima oleh Israel atau Hamas.

Biden mengatakan para pemimpin internasional telah membahas gencatan senjata pada KTT G7 di Italia, namun ketika ditanya wartawan apakah kesepakatan gencatan senjata akan segera tercapai, Biden hanya menjawab, “Tidak,” dan menambahkan, “Saya tidak kehilangan harapan.”

Kelompok Palestina menanggapi usulan tersebut minggu ini dengan menawarkan perubahan, yang dikatakan bertujuan untuk menjamin gencatan senjata permanen dan menyelesaikan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Proposal yang diumumkan oleh Biden mencakup ketentuan-ketentuan tersebut, namun Hamas telah menyatakan kekhawatirannya apakah Israel akan menerapkan ketentuan-ketentuan tersebut.

Baca juga: Laut Mengamuk, AS Bongkar Dermaga Apung untuk Mengirim Bantuan Kemanusiaan di Lepas Pantai Gaza

Para pemimpin Israel terus bersikeras bahwa Hamas harus dikalahkan dan dihancurkan secara militer, dan menuduh kelompok Palestina menghambat upaya gencatan senjata.

Sebelumnya pada hari Kamis, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan membantah pernyataan bahwa Israel tidak sepenuhnya berkomitmen terhadap rencana gencatan senjata.

Cuplikan cuplikan yang menunjukkan peyanderaan Liri Albag, Karina Ariev, Agam Berger, Daniela Gilboa dan Naama Levy di pangkalan Nahal Oz pada 7 Oktober 2023.
Cuplikan cuplikan yang menunjukkan peyanderaan Liri Albag, Karina Ariev, Agam Berger, Daniela Gilboa dan Naama Levy di pangkalan Nahal Oz pada 7 Oktober 2023. (SERAMBINEWS.COM/The Hostages Families Forum)

Sullivan mengatakan tujuannya adalah “untuk mencari tahu bagaimana kita berupaya menjembatani kesenjangan yang ada dan mencapai kesepakatan”.

Hamas menuduh AS berusaha membebaskan Israel dari tuduhan mengganggu perjanjian gencatan senjata ketika mereka melanjutkan perang di Gaza.

Jumlah tawanan yang masih hidup 'tidak diketahui'

Pada hari Kamis, pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara bahwa tidak ada yang tahu berapa banyak dari 120 tawanan Israel yang ditahan di Gaza yang masih hidup.

Hamas mengatakan bahwa banyak tawanan tewas di Gaza akibat serangan udara dan operasi Israel, termasuk tiga orang yang diduga tewas dalam serangan Israel baru-baru ini di kamp pengungsi Nuseirat.

Perkiraan Israel mengatakan bahwa 41 tawanan diperkirakan tewas.

Pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon menambahkan bahwa kelompoknya memerlukan posisi yang jelas dari Israel untuk menerima gencatan senjata, penarikan penuh dari Gaza, dan membiarkan Palestina menentukan masa depan mereka sendiri.

Hamdan mengatakan bahwa kendala utama adalah durasi gencatan senjata, yang Hamas minta agar gencatan senjata bersifat permanen.

Lebih dari 100 tawanan Israel dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November, sementara kurang dari sepuluh orang berhasil ditemukan hidup-hidup oleh pasukan Israel di Gaza.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved