Perang Gaza

Kekurangan Air Membuat Kondisi Kelaparan di Gaza Semakin Buruk

Seorang perempuan mengatakan bahwa “Israel tidak hanya menghancurkan rumah kami tetapi juga sumur air… kami tidak dapat memberi makan anak-anak kami d

Editor: Ansari Hasyim
Mahmud HAMS / AFP
Pengungsi Palestina tiba di zona yang lebih aman di selatan Kota Gaza pada 12 November 2023, setelah meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza utara di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. -- Israel menyebarkan pamflet yang meminta warga Gaza selatan mengungsi, menyusul pemboman Israel di Khan Yunis. 

SERAMBINEWS.COM - Pasukan Israel telah menghancurkan hampir semua sumur air di Gaza utara. Kurangnya air membuat kondisi kelaparan di Gaza semakin buruk karena warga Palestina kesulitan mendapatkan air minum bersih.

Rekaman yang dibagikan secara online, dan diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan adanya desak-desakan dan kerumunan di antara para pengungsi di sekolah-sekolah UNRWA yang berusaha mendapatkan air minum setiap hari.

“Lihatlah bagaimana masyarakat menderita karena kekurangan air dan penyebaran limbah, tempat tinggal dan tantangan lainnya, termasuk kekurangan makanan dan bantuan,” kata salah satu pengungsi.

“Saya datang selama beberapa hari untuk mencoba mendapatkan air tetapi tidak berhasil,” kata seorang wanita lanjut usia. “Kami mengungsi dari Beit Hanoon setelah kami kehilangan rumah dan sekarang di kamp Jabalia, kami meminta air.”

Baca juga: Perbatasan Rafah Diblokir, Israel Larang 2.500 Jamaah Palestina dari Gaza Tunaikan Ibadah Haji

Seorang perempuan mengatakan bahwa “Israel tidak hanya menghancurkan rumah kami tetapi juga sumur air… kami tidak dapat memberi makan anak-anak kami dan sekarang kami tidak dapat menemukan setetes pun air bersih”.

“Ini bukanlah kehidupan. Bahkan hewan pun memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan kita. Kita dibantai, jika bukan karena pemboman Israel, karena kelaparan dan kekurangan air,” tambahnya.

Selain sumur, serangan dan serangan Israel menghancurkan unit desalinasi dan pasukannya memblokir bahan bakar. Beberapa warga Palestina terpaksa meminum air laut.

Serangan terhadap sekolah-sekolah di Gaza terus meningkat

Lebih dari 76 persen sekolah di Jalur Gaza memerlukan rekonstruksi penuh atau rehabilitasi besar-besaran agar dapat berfungsi di masa depan, menurut sebuah penilaian baru.

Berdasarkan citra satelit yang dikumpulkan pada bulan Mei, penilaian Klaster Pendidikan yang baru menyoroti lonjakan terus-menerus dalam penargetan langsung sekolah-sekolah menurut laporan terkini situasi Gaza dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Dari gedung sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi di Gaza, 69 persen terkena dampak langsung atau rusak dalam serangan, OCHA melaporkan.

Dan lebih dari 96 persen sekolah yang diserang secara langsung – totalnya 296 – berlokasi di wilayah yang tunduk pada perintah evakuasi militer Israel, tambah OCHA.

Talal al-Hathal, direktur Program Al Fakhoora di yayasan Pendidikan Di Atas Segalanya di Qatar, mengatakan serangan Israel telah merusak sektor pendidikan Gaza.

Serangan semacam itu memalukan mengingat krisis pendidikan global di mana kita melihat lebih dari 250 juta anak putus sekolah secara global, kata al-Hathal kepada Al Jazeera.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved