Berita Banda Aceh

Sikapi Kasus HIV/AIDS di Banda Aceh DPRK Panggil Sejumlah Dinas

Farid Nyak Umar menyatakan bahwa dewan sudah pernah mengingatkan pemerintah kota agar melakukan langkah antisipasi saat menerima informasi terkait kas

Editor: mufti
HUMAS DPRK BANDA ACEH
RAPAT KOORDINASI - Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah dinas menyikapi melonjaknya kasus HIV/AIDS di Banda Aceh di gedung dewan pada Jumat (14/6/2024). 

“Pemko harus fokus dan perlu gerakan bersama untuk menanggulangi HIV/AIDS ini, sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan tetapi perlu keterlibatan lintas sektoral.” Farid Nyak Umar, Ketua DPRK Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – DPRK Banda Aceh memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) dan beberapa dinas lain pada Jumat (14/6/2024). Panggilan itu untuk membahas persoalan kasus HIV/AIDS yang terus meningkat di Banda Aceh.

Rapat dipimpin Ketua DPRK, Farid Nyak Umar didampingi Wakil Ketua I, Usman dan Wakil Ketua II, Isnaini Husda. Turut hadir Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV, M Arifin dan Syarifah Munira serta anggota komisi, Musriadi Aswad dan Kasumi Sulaiman.

Sedangkan dari dinas hadir Kadis Kesehatan, Lukman, Kadis Syariat Islam, Ridwan Ibrahim, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Sulaiman Bakri, Kasatpol PP dan WH, M Rizal, Dirut RSUD Meuraxa, Riza Mulyadi, kepala puskesmas se-Banda Aceh serta instansi lainnya.

Dalam pertemuan itu, Farid Nyak Umar menyatakan bahwa dewan sudah pernah mengingatkan pemerintah kota agar melakukan langkah antisipasi saat menerima informasi terkait kasus HIV/AIDS dari Dinas Kesehatan.

Saat ini, sambungnya, perkembangan kasus HIV/AIDS sudah sangat memprihatinkan. DPRK minta pemko untuk segera melakukan langkah-langkah konkrit menangani kasus ini dengan melibatkan lintas instansi.

Diberitakan sebelumnya, Dinkes Banda Aceh mengeluarkan data mengejutkan dimana kasus HIV/AIDS meningkat di ibu kota provinsi Aceh. Mirisnya lagi, penularan kasus ini didominasi dari kelompok homo.

Berdasarkan laporan Dinkes, kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dari tahun 2008 hingga Mei 2024 di Banda Aceh mencapai 441 kasus, dengan rincian 336 kasus HIV dan 105 kasus AIDS.

Periode Januari-Mei 2024 saja, kasus HIV/AIDS di Banda Aceh mencapai 68 kasus. Dengan rincian, Januari ada 14 kasus HIV dan 6 kasus AIDS (total 20 kasus), Februari 14 kasus HIV dan 2 kasus AIDS (total 16 kasus).

Sementara pada Maret, 10 kasus HIV dan 5 kasus AIDS (total 15 kasus), April 5 kasus HIV dan o kasus AIDS (total 5 kasus), serta Mei 11 kasus HIV dan 1 kasus AIDS (12 kasus).  

Untuk penularannya didominasi oleh kelompok LSL (laki-laki seks laki-laki) atau homoseksual. Dari kelompok usia, paling banyak dari kalangan remaja yang masih berusia 20-29 tahun.

“Pemko harus fokus dan perlu gerakan bersama untuk menanggulangi HIV/AIDS ini, sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan tetapi perlu keterlibatan lintas sektoral,” kata Farid.

Farid mendesak pemko membentuk tim khusus penanggulangan HIV/AIDS di Banda Aceh. Hal ini menjadi penting karena sebagian besar pelaku atau korban kasus ini adalah mereka yang terkait dengan LGBT.

“Pemerintah Kota perlu membentuk tim khusus dengan melibatkan forkopimda serta menggandeng ormas dan stakeholder lainnya agar ada kesamaan gerak dalam mencegah kasus HIV/AIDS tersebut,” katanya.

Selain itu perlu juga ada regulasi khusus bagi tenaga kesehatan yang melakukan skrining di lapangan. “Yang paling penting bagaimana pelibatan aparatur gampong sehingga HIV/AIDS dan LGBT bisa ditanggulangi,” tambah politisi PKS ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved