Idul Adha Sudah Selesai, Masih Adakah Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah? Simak Penjelasan UAS Berikut
berdasarkan dalil tersebut, lanjutnya, jika ada yang ingin mengerjakan puasa penuh di bulan Dzulhijjah dibolehkan.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Masih adakah puasa sunnah yang dianjurkan dikerjakan usai lebaran idul adha ?
Hal ini mungkin masih menjadi pertanyaan bagi Sebagian umat muslim.
Diketahui, idul adha 1445 H yang diperingati pada 10 dzulhijjah 1445 H telah berakhir.
Sesuai dengan ketetapan pemerintah, idul adha 1445 H jatuh jatuh pada Senin (17/6/2024) lalu.
Begitu juga dengan hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 dzulhijjah, juga sudah berlalu.
Sebagaimana diketahui, bulan dzulhijjah merupakan satu dari empat bulan mulia dalam islam.
Pada bulan dzulhijjah umat muslim dianjurkan untuk berpuasa, terutama pada awal dzulhijjah sebelum hari raya idul adha tiba.
Puasa yang dikerjakan pada bulan dzulhijjah ini hukumnya sunnah.
Namun pada hari raya idul adha atau 10 dzulhijjah, umat muslim dilarang untuk berpuasa.
Begitu juga dengan hari tasyrik, umat muslim juga diharamkan untuk menunaikan ibadah puasa selama tiga hari tersebut.
Baca juga: Berikut 4 Amalan Selain Puasa Sunnah yang Dapat Dikerjakan di Hari Tarwiyah
Lalu setelah idul adha, apakah masih ada anjuran untuk melaksanakan puasa sunnah?
Mengenai soal waktu-waktu berpuasa di bulan dzsulhijjah ini sebenarnya sudah pernah dibahas dan dijelaskan oleh dai kondang asal Riau, Ustad Abdul Somad.
Berikut penjelasan Ustad Abdul Somad yang telah dirangkum Serambinews.com.
Waktu puasa sunnah Dzulhijjah
Penjelasan mengenai jumlah hari yang dianjurkan ber puasa di bulan Dzulhijjah pernah disampaikan Ustad Abdul Somad dalam sebuah kajian yang videonya banyak tersebar di YouTube.
Salah satunya seperti diunggah oleh channel YouTube Fodamara Tv pada 9 September 2016 lalu.
Dalam video berdurasi 1 menit 19 detik unggahan Youtube Fodamara Tv, dai yang akrab disapa UAS ini menjelaskan, dalam Islam, ada 4 bulan haram atau mulia.
Di bulan-bulan haram itu, umat ada muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa.
Baca juga: Berbeda di Tanah Suci Hari Raya Idul Adha, Ini Jadwal Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah
Berikut video penjelasan lengkap UAS .
Seperti disampaikan UAS dalam video tersebut, sesuai dengan QS. At-Taubah ayat 36, ada 4 bulan haram dalam Islam.
Keempat bulan yang dimaksud itu adalah Dzulqaedah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab.
Dalam keempat bulan ini, kata UAS, ada sebuah dalil yang menyerukan untuk melaksanakan puasa di bulan-bulan haram tersebut.
Akan tetapi, dalil yang dimaksud itu merupakan dalil umum.
“Waminal hurumi fashaum, ber puasalah engkau di bulan-bulan haram,” ujar UAS.
Berdasarkan dalil tersebut, lanjutnya, jika ada yang ingin mengerjakan puasa penuh di bulan Dzulhijjah dibolehkan.
Kecuali 4 hari yang diharamkan dalam bulan ini, yakni hari nahar (10 Dzulhijjah) dan hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
“30 kurang 4, berarti 26. Boleh dia puasa 26 hari, boleh," kata UAS.
Akan tetapi, dari sebanyak 26 hari yang tidak diharamkan puasa, ada hari yang paling afdhal untuk menunaikan ibadah ini pada bulan Dzulhijjah.
Baca juga: Puasa Arafah dan Keutamaannya
Menurut Ustad Abdul Somad, puasa dzulhijjah paling afdhal dilaksanakan pada awal bulan yaitu tanggal 1-9 Dzulhijjah.
"Diantara 26 itu yang paling afdhal yang mana ? 1 sampai 9,” tutur Ustad Abdul Somad.
Kemudian dari 9 hari tersebut, ada 1 hari yang terlebih afdhal di antara yang lainnya.
Yakni ber puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau disebut dengan puasa Arafah.
Berdasarkan penjelasan UAS tersebut, maka umat muslim diperbolehkan kembali menjalani ibadah puasa setelah idul adha dan hari tasyrik, atau tepatnya mulai 14 Dzulhijjah.
Begitu pun bagi yang hendak melunaskan utang puasa ramadhan atau puasa qadha, juga sudah bisa kembali dilaksanakan.
Adapun pada 14-16 dzulhijjah, umat muslim juga dianjurkan untuk berpuasa.
Puasa ini disebut juga dengan puasa ayyamul bidh atau puasa hari putih, yaitu puasa sunnah yang dilaksanakan setiap pertengahan bulan qamariyah (tahun hijriah).
Atau tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah.
Namun khusus Dzulhijjah, ayyamul bidh dilaksanakan pada 14, 15, dan 16.
Oleh karena itu, puasa ayyamul bidh Dzulhijjah dapat dilaksanakan mengikuti jadwal berikut ini:
- 14 Dzulhijjah 1445 H: Jumat, 21 Juni 2024
- 15 Dzulhijjah 1445 H: Sabtu, 22 Juni 2024
- 16 Dzulhijjah 1445 H: Minggu, 23 Juni 2024.
Baca juga: Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah, Ini Batas Waktu Puasa Dzulhijjah 1445 H
Menggabung puasa Dzulhijjah dengan puasa Senin-Kamis
Dilansir dari laman resmi Kemenag Bali, umat muslim dibolehkan menjalankan puasa Senin dan Kamis pada bulan dzulhijjah.
Bahkan bagi yang ingin menggabungkan puasa dzulhijjah dengan puasa pada hari Senin atau Kamis, juga dibolehkan.
Adapun contoh niat puasa hari Senin atau hari Kamis yang sekaligus digabung dengan puasa bulan Zulhijah adalah sebagai berikut:
-
Niat puasa dzulhijjah dan puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ اْلاِثْنَيْنِ وَشَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil istnaini wa syahri dzilhijjah sunnatan lillaahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Senin dan puasa bulan Dzulhijah, sunnah karena Allah.
-
Niat puasa dzulhijjah dan puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيْسِ وَشَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamisi wa syahri dzilhijjah sunnatan lillaahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Kamis dan puasa bulan Dzulhijah, sunnah karena Allah.
-
Niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah
Sementara bagi yang ingin melaksanakan puasa dzulhijjah saja, niatnya ialah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzilhijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Sementara bagi yang ingin melaksanakan puasa Ayyamul Bidh, berikut niat yang dapat dibaca sebelum berpuasa.
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: Saya niat puasa hari-hari putih, sunah karena Allah ta'ala.
Menurut kitab Fatawa Ibn Baz, puasa Ayyamul Bidh lebih afdhal (utama) dikerjakan selama tiga hari berturut-turut.
Meski begitu, muslim tidak harus berpuasa selama tiga hari.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Jadwal dan Niat Puasa Sunnah di Bulan Muharam 1447 H, Lengkap Tasua, Asyura, dan Ayyamul Bidh |
![]() |
---|
Besok Tahun Baru Islam, Jangan Lewatkan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun, Ini Waktu Memanjatkan Doanya |
![]() |
---|
Sambut 1 Muharram 1447 H Dengan Doa Awal dan Akhir Tahun, Ini Bacaannya, Simak Juga Anjuran Puasanya |
![]() |
---|
1 Muharram 1447 H Jatuh Pada 27 Juni, Simak Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam |
![]() |
---|
Berikut Amalan Khusus di Bulan Muharram Menurut Ustadz Adi Hidayat yang Sayang Jika Dilewatkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.