Profil Tanri Abeng, Menteri BUMN Era Soeharto Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun, Pendiri Universitas
Jenazah Tanri Abeng akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Simpruk Golf XIII No. 19, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Tanri Abeng kemudian pindah ke Grup Bakrie pada 1991.
Tanri Abeng dinilai berprestasi di Grup Bakrie, berhasil menaikkan penjualan tahunan dari sekitar 50 juta dolar AS menjadi 700 juta dolar AS per 1996.
Selain menjadi CEO, ia juga memegang banyak posisi senior non eksekutif di organisasi kepemerintahan dan LSM, seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, Dana Mitra Lingkungan, Asosiasi Indonesia Imggris, Institut Asia-Australia, Yayasan Mitra Mandiri, dan sebagainya.
Pada tahun yang sama dengan kepindahannya ke Grup Bakrie, Tanri Abeng terjun ke politik dan bergabung dengan Partai Golkar.
Tanri Abeng pun sempat menjadi anggota MPR.
Tanri kemudian diangkat menjabat Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir pemerintahan Soeharto tahun 1998.
Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, ia tetap dipercaya di posisi jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi pada 25 Mei s/d 13 Oktober 1999.
Setelah Tanri tidak menjabat menteri, Tanri lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen.
Ia membuat buku 'Dari Meja Tanri Abeng : Managing atau Chaos', yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan pada tahun 2000.
Pada 2011, Tanri Abeng mendirikan Universitas Tanri Abeng di Jakarta Selatan.
Menurutnya, pembangunan kampus ini dibiayai dengan hasil penjualan Hotel Aryaduta, hotel yang dimiliki Tanri hasil bermitra dengan bos Lippo Group, James Riady.
Tanri mengaku mendirikan universitas sebagai tanda syukur dan terima kasih.
Sepengakuan Tanri, hidup susah pada masa lalu membuatnya menghargai pendidikan.
“Semuanya dimulai dari latar saya. Saya adalah anak dari sebuah desa yang menjadi satu-satunya anak yang pergi ke sekolah, bahkan seluruh keluarga saya buta huruf,” kata Tanri dikutip Kompas.com, 22 Januari 2014.
"Bangsa ini butuh pendidikan, tak ada negara makmur jika pendidikannya tidak mencapai tingkat di mana pendidikan harus dikuasai."
Baca juga: Gandeng 17 Developer, BSI Tawarkan Promo Menarik Margin Setara 2,22 Persen
Baca juga: Daftar Top Skor Euro 2024: Penyerang Georgia Bersaing Ketat dengan Jamal Musiala
Baca juga: Tim Gabungan Tertibkan Belasan Gepeng Dari Simpang 5 Banda Aceh
Perjuangan Terhenti, Jenazah Cahaya, Balita Bocor Jantung Diantar ke Meulaboh |
![]() |
---|
Tangis Zulkifli Ayah Affan Kurniawan, Ungkap Putranya Putus Sekolah Demi Cari Nafkah Bantu Keluarga |
![]() |
---|
Fachrul Razi Calon Dokter yang Berpulang sebelum Wisuda, Tangis Kakak Pecah Saat Wakili Sang Adik |
![]() |
---|
AAC Sendu! Fachrul Calon Dokter Berpulang sebelum Wisuda, Tangis Sang Kakak Pecah Saat Terima Ijazah |
![]() |
---|
Remaja 13 Tahun di Kairo Meninggal Dunia Usai Makan 3 Bungkus Mi Instan Mentah Sekaligus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.