Profil Tanri Abeng, Menteri BUMN Era Soeharto Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun, Pendiri Universitas

Jenazah Tanri Abeng akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Simpruk Golf XIII No. 19, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Tanri Abeng, mantan Menteri BUMN yang meninggal dunia hari ini, Minggu (23/6/2024). 

Tanri Abeng kemudian pindah ke Grup Bakrie pada 1991.

Tanri Abeng dinilai berprestasi di Grup Bakrie, berhasil menaikkan penjualan tahunan dari sekitar 50 juta dolar AS menjadi 700 juta dolar AS per 1996.

 Selain menjadi CEO, ia juga memegang banyak posisi senior non eksekutif di organisasi kepemerintahan dan LSM, seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, Dana Mitra Lingkungan, Asosiasi Indonesia Imggris, Institut Asia-Australia, Yayasan Mitra Mandiri, dan sebagainya.

Pada tahun yang sama dengan kepindahannya ke Grup Bakrie, Tanri Abeng terjun ke politik dan bergabung dengan Partai Golkar.

Tanri Abeng pun sempat menjadi anggota MPR.

Tanri kemudian diangkat menjabat Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir pemerintahan Soeharto tahun 1998.

Hingga masa pemerintahan B.J. Habibie, ia tetap dipercaya di posisi jabatan yang sama dalam Kabinet Reformasi pada 25 Mei s/d 13 Oktober 1999.

Setelah Tanri tidak menjabat menteri, Tanri lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk penulisan buku manajemen.

Ia membuat buku 'Dari Meja Tanri Abeng : Managing atau Chaos', yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan pada tahun 2000.

Pada 2011, Tanri Abeng mendirikan Universitas Tanri Abeng di Jakarta Selatan.

Menurutnya, pembangunan kampus ini dibiayai dengan hasil penjualan Hotel Aryaduta, hotel yang dimiliki Tanri hasil bermitra dengan bos Lippo Group, James Riady.

Tanri mengaku mendirikan universitas sebagai tanda syukur dan terima kasih.

Sepengakuan Tanri, hidup susah pada masa lalu membuatnya menghargai pendidikan.

“Semuanya dimulai dari latar saya. Saya adalah anak dari sebuah desa yang menjadi satu-satunya anak yang pergi ke sekolah, bahkan seluruh keluarga saya buta huruf,” kata Tanri dikutip Kompas.com, 22 Januari 2014.

"Bangsa ini butuh pendidikan, tak ada negara makmur jika pendidikannya tidak mencapai tingkat di mana pendidikan harus dikuasai."

 

Baca juga: Gandeng 17 Developer, BSI Tawarkan Promo Menarik Margin Setara 2,22 Persen

Baca juga: Daftar Top Skor Euro 2024: Penyerang Georgia Bersaing Ketat dengan Jamal Musiala

Baca juga: Tim Gabungan Tertibkan Belasan Gepeng Dari Simpang 5 Banda Aceh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved