Konflik Palestina vs Israel

Ribuan Pejuang Proksi Iran Siap Gabung dengan Hizbullah untuk Perang Melawan Israel, Situasi Memanas

Situasi di utara memburuk bulan ini setelah serangan udara Israel menewaskan seorang komandan militer senior Hizbullah di Lebanon Selatan.

Editor: Faisal Zamzami
AP Photo
Pejuang dari kelompok militan Lebanon Hizbullah melakukan latihan di desa Aaramta di Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu, 21 Mei 2023. Ribuan pejuang dari kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah menawarkan untuk datang ke Lebanon untuk bergabung dengan kelompok militan Hizbullah dalam perjuangannya melawan Israel. 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Ribuan pejuang kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah siap datang ke Lebanon bergabung dengan Hizbullah atau Hezbollah untuk bertempur melawan Israel.

Hal tersebut terjadi jika konflik yang sedang memanas ini berkembang menjadi perang besar. Demikian menurut pejabat dari faksi-faksi yang didukung Iran dan analis.

Saling tembak hampir terjadi setiap hari di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel utara sejak pejuang dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas melakukan serangan berdarah di Israel Selatan pada awal Oktober, yang memicu perang di Gaza.


Situasi di utara memburuk bulan ini setelah serangan udara Israel menewaskan seorang komandan militer senior Hizbullah di Lebanon Selatan.

Hizbullah kemudian membalas dengan menembakkan ratusan roket dan drone berisi bahan peledak ke Israel utara.

Pejabat Israel mengancam akan melakukan serangan militer di Lebanon jika tidak ada akhir yang dinegosiasikan untuk mendorong Hizbullah menjauh dari perbatasan.

Baca juga: Iron Dome Israel Terancam Kewalahan jika Perang Terbuka dengan Hizbullah, Amerika Ketar-ketir

Selama dekade terakhir, pejuang yang didukung Iran, dari Lebanon, Irak, Afghanistan, dan Pakistan bertempur bersama dalam konflik 13 tahun di Suriah, membantu mengubah keseimbangan kekuatan yang menguntungkan Presiden Suriah Bashar Assad.

Pejabat dari kelompok-kelompok yang didukung Iran mengatakan mereka juga bisa bersatu kembali melawan Israel.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan dalam sebuah pidato pada Rabu, bahwa para pemimpin kelompok dari Iran, Irak, Suriah, Yaman, dan negara-negara lain sebelumnya telah menawarkan diri mengirimkan puluhan ribu pejuang untuk membantu Hizbullah, tetapi dia mengatakan kelompoknya sudah memiliki lebih dari 100.000 pejuang.

“Kami mengatakan kepada mereka, terima kasih, tetapi kami kewalahan dengan jumlah yang kami miliki,” kata Nasrallah.

Nasrallah mengatakan, pertempuran saat ini hanya menggunakan sebagian dari kekuatan Hizbullah, yang merujuk pada personel khusus yang memiliki kemampuan menembakkan misil dan drone. Namun, hal itu bisa berubah jika terjadi perang total.

Nasrallah mengisyaratkan kemungkinan itu dalam pidato tahun 2017, di mana ia mengatakan, pejuang dari Iran, Irak, Yaman, Afghanistan, dan Pakistan “akan menjadi mitra” dalam perang semacam itu.

 
Pejabat dari kelompok-kelompok Lebanon dan Irak yang didukung Iran mengatakan, pejuang yang didukung Iran dari seluruh wilayah akan bergabung jika perang pecah di perbatasan Lebanon-Israel.

Ribuan pejuang semacam itu sudah dikerahkan di Suriah dan bisa dengan mudah menyusup melalui perbatasan yang tidak bertanda.

Beberapa kelompok tersebut telah melakukan serangan terhadap Israel dan sekutunya sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober.

Kelompok-kelompok dari apa yang disebut “poros perlawanan” mengatakan mereka menggunakan strategi “kesatuan arena”, dan mereka hanya akan berhenti berperang ketika Israel mengakhiri serangannya di Gaza.

“Kami akan bertempur bahu membahu dengan Hizbullah” jika perang total pecah, kata seorang pejabat dari kelompok yang didukung Iran di Irak kepada The Associated Press di Baghdad.

Namun demikian, dia menolak memberikan rinciannya lebih lanjut. Pejabat itu, bersama dengan pejabat lainnya dari Irak, menyampaikan beberapa penasihat dari Irak saat ini sudah berada di Lebanon.

Seorang pejabat dari kelompok Lebanon yang didukung Iran juga mengatakan, pejuang dari Pasukan Mobilisasi Populer Irak, Fatimiyoun Afghanistan, Zeinabiyoun Pakistan, dan kelompok pemberontak yang didukung Iran di Yaman, Houthi, bisa datang ke Lebanon untuk mengambil bagian dalam perang tersebut.

Qassim Qassir, seorang ahli tentang Hizbullah, setuju bahwa pertempuran saat ini sebagian besar didasarkan pada teknologi tinggi seperti penembakan misil dan tidak memerlukan banyak pejuang.

Namun, ia menyebut, jika perang pecah dan berlangsung lama, Hizbullah mungkin memerlukan dukungan dari luar Lebanon

“Mengisyaratkan hal ini bisa jadi pesan bahwa ini adalah kartu yang bisa digunakan,” kata Qassir.

Israel juga menyadari kemungkinan masuknya pejuang asing. Eran Etzion, mantan kepala perencanaan kebijakan untuk Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan dalam sebuah diskusi panel bahwa ia melihat terjadi “kemungkinan tinggi” dari “perang multi-front.”

 

Baca juga: VIDEO Hizbullah Bisa Buat Israel Tak Layak Huni dalam 72 Jam, Listrik Zionis Jadi Sasaran


Dia mengatakan, bisa ada intervensi Houthi dan milisi Irak dan “aliran besar jihadis dari tempat-tempat termasuk Afghanistan, Pakistan" ke Lebanon dan ke daerah-daerah Suriah yang berbatasan dengan Israel.

Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi minggu ini, bahwa sejak Hizbullah memulai serangannya ke Israel pada 8 Oktober, kelompok itu telah menembakkan lebih dari 5.000 roket, misil anti-tank, dan drone ke arah Israel.

“Agresi Hizbullah yang meningkat membawa kita ke ambang eskalasi yang lebih luas, yang bisa memiliki konsekuensi menghancurkan bagi Lebanon dan seluruh wilayah,” kata Hagari. “Israel akan terus berperang melawan poros kejahatan Iran di semua lini.”

Pejabat Hizbullah mengatakan mereka tidak menginginkan perang total dengan Israel tetapi jika itu terjadi mereka siap.

“Kami telah mengambil keputusan bahwa setiap eskalasi, betapa pun terbatasnya, akan dihadapi dengan tindakan balasan, dan pasti akan menimbulkan kerugian besar bagi Israel,” kata wakil pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, dalam sebuah pidato minggu ini.

Konflik besar terakhir antara Israel dan Hizbullah terjadi pada musim panas 2006, ketika keduanya bertempur dalam perang 34 hari yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Lebanon dan 140 orang di Israel.

Sejak bentrokan terakhir dimulai, lebih dari 400 orang telah tewas di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang, termasuk 70 warga sipil dan non-kombatan.

Di pihak Israel, 16 tentara dan 11 warga sipil telah tewas. Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Iran: Hizbullah Bakal Bikin Israel Jadi Pecundang Terbesar saat Perang

Pernyataan keras diungkapkan Iran terkait perang Israel dengan Hizbullah, dengan menyebut milisi Lebanon itu mampu melindungi diri dan negaranya sendiri.

Bahkan Iran menegaskan Hizbullah bakal membuat Israel menjadi pecundang terbesar jika perang keseluruhan antara kedua belah pihak terjadi.

Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan Misi Iran di PBB, Jumat (21/6/2024).


Pernyataan Iran itu muncul setelah adanya ketakutan serangan besar Israel ke Lebanon berlanjut.

“Keputusan apa pun yang diambil oleh rezim pendudukan Israel untuk menyelamatkan diri dapat menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam perang baru, yang konsekuensinya adalah kehancuran infrastruktur Lebanon serta wilayah pendudukan tahun 1948,” bunyi pernyataan tersebut dilansir dari Al-Jazeera.

“Tak diragukan lagi, perang ini akan memiliki pecundang terbesar, yang mana adalah rezim Zionis. Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, memiliki kemampuan membela dirinya sendiri dan Lebanon, mungkin waktunya untuk penghancuran rezim yang taak sah ini sudah tiba,” tambahnya.

Israel sendiri telah mengeluarkan ancaman kepada Hizbullah, yang dibekingi oleh Iran melalui Menteri Luar Negeri Israel Katz.

Ia mengatakan Israel akan segera mengambil keputusan yang diperlukan untuk mengonfrontasi Hizbullah.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada pekan ini mengatakan jika militer Israel ingin berperang dengan Lebanon, kelompoknya akan menggunakan roket dan drone untuk mengenai target di seluruh Israel.

Ia memperingatkan bahwa Hizbullah akan berperang, tanpa batasan, tanpa bantuan dan tanpa pengekangan.

Nasrallah bahkan melebarkan batasannya ke negara kecil anggota Uni Eropa (UE) Siprus.

 
Ia mengatakan pihaknya menerima informasi bahwa Israel melakukan latihan militer di Siprus untuk menyimulasikan selatan Lebanon.

Nasrallah juga menambahkan Israel berencana menggunakan bandara dan pangkalan di Siprus untuk tujuan militer jika infrastruktur menjadi target dalam perang.

“Membuka bandara Siprus, dan pangkalan untuk Israel demi menyerang Lebanon berarti bahwa Pemerintah Siprus telah menjadi bagian dari perang, dan perlawanan akan menghadapi siapa saja yang menjadi bagian dari perang,” tuturnya.

Siprus sendiri menegaskan ancaman Nasrallah tak berdasar, dan mengatakan negara kepulauan di Laut Mediterania itu memiliki hubungan bagus dengan Lebanon.

Baca juga: Info Jadwal Pembukaan CPNS 2024, Daftar di Link sscasn.bkn.go.id dan Formasi PDF

Baca juga: Tradisi Lebaran: Antara Patani-Thailand dan Aceh

Baca juga: Polda Sumbar Cari Pihak yang Viralkan Afif Maulana Tewas Disiksa Polisi, Kapolda: Tidak Ada Bukti


 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved