Konflik Palestina vs Israel
Serang Lebanon, AS Akui Tak Mungkin Bantu Israel Pertahankan Diri Bila Perang Meluas
Jenderal AS mengatakan, pihaknya tidak mungkin bisa membantu Israel mempertahankan diri melawan perang Hizbullah yang lebih luas.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Hal itu disampaikannya kepada awak media saat melakukan perjalanan ke Botswana untuk pertemuan para menteri pertahanan Afrika.
Para pejabat Israel telah mengancam akan melakukan serangan militer di Lebanon jika tidak ada langkah negosiasi untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan.
Tindakan ini diambil setelah lebih dari delapan bulan serangan semakin intens terhadap kota-kota dan pos-pos militer di Israel utara.
Beberapa hari yang lalu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menyetujui dan memvalidasi rencana serangan di Lebanon.
Langkah ini diambil bahkan ketika AS berupaya mencegah pertempuran tersebut berkembang menjadi perang besar-besaran.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berharap, solusi diplomatik dapat dicapai. Tetapi akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang berbeda jika diperlukan.
″Kami bisa bertarung di beberapa bidang dan kami siap melakukan itu,” ucapnya Minggu kemarin.
Masalah tersebut diperkirakan akan muncul pekan ini ketika Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengunjungi Washington untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan pejabat senior AS lainnya.
Penasihat senior Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, bertemu dengan para pejabat di Lebanon dan Israel pekan lalu dalam upaya untuk meredakan ketegangan.
Hochstein mengatakan kepada wartawan di Beirut pada Selasa lalu bahwa ini adalah situasi yang sangat serius, diperlukan solusi diplomatik untuk mencegah perang yang lebih besar.
Sementara Pejabat Pentagon mengatakan, pihaknya juga menyampaikan kekhawatirannya tentang konflik yang lebih luas ketika dia berbicara dengan Gallant melalui panggilan telepon baru-baru ini.
"Mengingat banyaknya serangan roket yang kami lihat terjadi dari kedua sisi perbatasan, kami tentu saja prihatin dengan situasi tersebut," kata Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon pada pekan lalu.
"Secara publik maupun pribadi telah mendesak semua pihak untuk memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan tersebut, dan sekali lagi, untuk mencari solusi diplomatik," sambungnya.
Diketahui sejak tanggal 8 Oktober 2023 lalu, pasukan yang dipimpin Hizbullah telah menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan hampir setiap hari.
Dan dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah telah melancarkan serangan lebih jauh ke wilayah Israel utara sambil mengancam infrastruktur sensitif di kota besar Haifa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.