Punya Gaji Tinggi, Pegawai Pajak Ini Pilih Resign dan Jadi Tukang Gosok WC di Australia, Kenapa?

Pria asal Jakarta ini rela meninggalkan pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Padahal, ia sudah berkarir

|
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi - Punya Gaji Tinggi, Pegawai Pajak Ini Pilih Resign dan Jadi Tukang Gosok WC di Australia, Kenapa? 

SERAMBINEWS.COM - Memiliki pekerjaan yang tetap menjadi impian hampir banyak orang.

Apalagi jika karir sedang berada di zona terbaik dengan gaji yang juga cukup besar, tentu saja membuat seseorang akan berpikir berulang kali untuk meninggalkan pekerjaannya itu.

Namun hal itu tampaknya tidak berlaku bagi seorang Warga Indonesia (WNI) bernama MD Husain (40).

Pria asal Jakarta ini rela meninggalkan pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Padahal, ia sudah berkarir dan mengabdi selama 20 tahun.

Namun Husain justru memilih mengundurkan diri dari PNS dan memilih tinggal di Australia.

Kisah unik MD Husain yang rela resign setelah 20 tahun bekerja sebagai pegawai pajak ini dibagikan di media sosial X (Twitter) belum lama ini.

Pria yang akrab disapa Bang Madhink ini pun ramai diperbincangkan warganet, lantaran mengatakan bahwa dirinya merupakan orang Indonesia pertama yang mengundurkan diri dari PNS demi menjadi tukang gosok WC.

Lalu, seperti apa kisah Husain setelah resign dari PNS?

Baca juga: Kisah Mahasiswa Dipajaki Rp286 Juta sama Bea Cukai karena Alat Penelitian,Padahal Ada Izin Menristek

Berawal temani istri kuliah

Diketahui, Husain saat ini tinggal di Australia.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/6/2024), ia bersama dengan istri dan tiga anaknya pindah ke Negara Kanguru karena sang istri sedang melanjutkan kuliah untuk jenjang pendidikan Strata 3 (S3) di University of Sydney, Australia.

Saat ini, Husain bekerja jadi operator forklift di salah satu perusahaan yang berlokasi di Sydney, New South Wales (NSW).

Sebelum pindah ke Australia, Husain bekerja sebagai PNS di DJP.

Ia memulai karirnya di instansi pemerintahan ini sejak 2002.

Pada 2022, Husain memutuskan untuk menemani sang istri kuliah di Australia.

Istrinya memilih untuk melanjutkan studi di University of Sydney karena di sana terdapat studi dan topik penelitian yang diinginkan.

Selain itu, Australia merupakan negara yang mengizinkan membawa pasangan untuk menemani selama kuliah.

Pasangan yang ikut menemani juga diperbolehkan untuk bekerja secara full time, dan apabila sudah memiliki anak, maka sekolahnya akan ditanggung negara alias gratis.

“Kemudian kita memilih Sydney karena kotanya cukup besar dan masih banyak membutuhkan tenaga kerja,” cerita Husain kepada Kompas.com, Selasa (25/6/2024) sebagaimana dikutip dari pemberitaannya.

Ia dan ketiga anaknya menggunakan dependent student visa karena mengikuti visa belajar (student visa) milik istrinya.

Baca juga: Kisah Nurul Khalisa dari Aceh, Gagal Beasiswa 13 Kali Akhirnya Lolos ke Australia melalui LPDP

Awalnya, ia memilih untuk mengambil cuti di luar tanggungan negara pada Sabtu (1/7/2023) dan dapat diambil maksimal selama tiga tahun ditambah satu tahun.

Namun setelah mengambil cuti selama beberapa bulan sambil melihat peluang yang ada di Australia, ia memutuskan untuk resign pada Senin (1/4/2024).

Menurut Husain, saat pengajuan resign, tidak ada kendala karena teman-teman sejawat dan atasannya sudah mengetahui niatnya menemani istri kuliah.

“Teman-teman dan atasan sebenarnya jauh-jauh hari sudah tahu kalau saya ingin mendukung istri saya yang senang kuliah. Dia cita-citanya memang ingin gelar Ph.D (setara dengan gelar doktor di Indonesia). Selain itu, kultur untuk kuliah lagi sangat terbuka untuk pegawai,” ungkap Husain.

Kehidupan awal di Australia

Husain mengungkapkan, ia pun meninggalkan zona nyamannya di Jakarta karena saat itu ia sudah menempati posisi Penelaah Keberatan dan Banding dengan gaji yang cukup besar.

Saat awal tinggal di Australia, ia dan keluarga harus menyesuaikan berbagai hal, seperti meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan mengatur keuangan.

Pada Juli 2023, ia dan keluarga sementara bertahan hidup dari uang tabungan selama cuti di luar tanggungan negara.

Sesuai dengan peraturan, ketika mengambil cuti di luar tanggungan negara, ia tidak mendapatkan gaji maupun tunjangan sama sekali dari pemerintah.

“Saya sempat tiga minggu nganggur di sini. Saya pokoknya apa yang ada di internet, di aplikasi cari kerja saya apply (masukkan) semua. Yang dibutuhkan sertifikasinya apa ya saya ikuti,” tuturnya.

Untuk mendapatkan pekerjaan di Australia, seseorang harus memiliki beberapa sertifikasi kemampuan khusus yang sesuai dengan bidangnya.

Husain menuturkan, tidak ada batasan usia untuk menjadi pekerja di Australia selagi orang tersebut mampu untuk melakukan pekerjaan.

Ia sering menjumpai lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun yang masih giat bekerja karena belum pensiun.

Baca juga: Putra Pidie Terpilih Jadi Ketua BEM Curtin University, Kampus Terbesar di Australia, Ini Profilnya

Di Australia, umumnya seseorang akan pensiun ketika sudah berumur 67 atau 68 tahun.

“Yang ada di sini tes fisik. Misalnya pekerjaan untuk buruh di pabrik yang angkat-angkat barang, kamu akan dites fisik oleh perusahaan. Misalnya bisa angkat berapa kilogram, tangannya ke atas, ke tengah, ke samping untuk memastikan tidak ada cedera,” katanya.

Pekerjaan pertama yang ia dapatkan yaitu menjadi pegawai salah satu supermarket ternama di Australia, Woolworths.

Sebagai pegawai Woolworths, setiap harinya Husain akan menyusun sayuran, buah-buahan, dan memanggang beberapa jenis daging.

Sempat jadi petugas kebersihan di sekolah

Karena ingin mendapatkan penghasilan yang lebih, ia melamar pekerjaan sebagai petugas kebersihan di salah satu sekolah dasar (SD) di Australia.

Saat melamar di pemerintah NSW, ia tidak membutuhkan sertifikasi khusus karena sudah mempunyai tiga anak.

Menurut Husain, apabila yang melamar masih belum berkeluarga, maka akan diberikan beberapa pertanyaan dan tes, seperti tingkat emosi hingga jejak kekerasan seksual kepada anak.

“Akhirnya saya diterimalah menjadi cleaning service. Cleaning service ya semua, bersihin kamar, bersihin toilet, buangin sampah, bersihin kelas dan library. Kerjanya sebelum anak-anak masuk dan setelah anak-anak pulang,” ucapnya.

Sebagai petugas kebersihan, ia bekerja selama empat jam sehari dan mendapatkan gaji 30 dollar Australia atau Rp 326.000 per jam.

Baca juga: Kisah Nurul Khalisa dari Aceh, Gagal Beasiswa 13 Kali Akhirnya Lolos ke Australia melalui LPDP

Namun seperti sewajarnya tempat umum, terkadang Husain harus membersihkan sisa-sisa kotoran yang ada di kamar mandi.

Ia juga membersihkan karpet di kelas dan membuang sampah setelah anak-anak selesai jam sekolah.

Husain menjalani kehidupan sebagai seorang petugas kebersihan di SD selama enam bulan, mulai Juli 2023 hingga Desember 2023.

Pekerjaannya saat menjadi petugas kebersihan itulah yang akhirnya ia jadikan cuitan di media sosial X dan viral.

Ketika masih menjadi petugas kebersihan, ia mendapatkan informasi bahwa menjadi seorang operator forklift gajinya cukup tinggi karena membutuhkan keahlian khusus.

Ia sempat mengambil sertifikat keahlian khusus pada Oktober-Desember 2023 dan akhirnya resmi bekerja sebagai operator forklift mulai Januari 2024 hingga sekarang. 

Pekerjaan jasa dihargai tinggi di Australia

Husein menyampaikan, pekerjaan di bidang jasa merupakan pekerjaan yang mendapatkan nilai gaji tinggi di Australia.

Setelah dua minggu pindah ke Australia, kebetulan kunci rumahnya rusak dan harus memanggil tukang kunci ke rumah.

Ketika sudah selesai, ia harus membayar sekitar 500 dollar Australia atau Rp 5 juta hanya untuk membetulkan kunci rumah.

Baca juga: Ini Sosok Pemilik Mobil Bernopol PIDIE di Australia, Lulusan STM Pidie yang Berkarir di Australia

“Saya kerja baru dua minggu di sini, kunci rumah rusak dan manggil tukang kunci. Itu nangis-nangis, bayarnya 500 dollar atau sekitar Rp 5 juta,” ungkapnya dengan tertawa.

Tak hanya tukang kunci, ia mengatakan bahwa pekerjaan supir taksi merupakan pekerjaan yang dibayar mahal.

Seorang supir taksi di Australia bisa mendapatkan bayaran 40-50 dollar Australia atau Rp 435.800-Rp 544.784 per jam.

Tarif tersebut belum termasuk apabila sopir menarik penumpang di malam hari, weekend, atau hari libur nasional yang harganya bisa berkali-kali lipat.

Ia juga menjelaskan bahwa tukang susun bata dan tukang listrik memiliki gaji yang tinggi karena membutuhkan keahlian khusus di bidangnya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved