Kesehatan
Banyak yang Masih Ragu, Mana yang Lebih Berbahaya Antara Mie Instan dan Bumbunya?
dr Tan mengatakan, komponen mi dari mi instan merupakan produk rafinasi yang berasal dari terigu atau tepung gandum.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
"Kecukupan garam mampu menahan air dalam tubuh. Bekerja sama dengan kalium menjaga tekanan darah, kesehatan jantung, dan ginjal," kata Tan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/1/2024), sebagaimana dikutip dari pemberitannya.
Namun, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagaimana dikutip dari laman resminya, terlalu banyak asupan natrium berakibat pada air yang lebih banyak pada pembuluh darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan volume cairan darah, yang berimbas pada peningkatan tekanan darah.
Kebutuhan asupan garam per hari bagi dewasa sehat sesuai anjuran dari Kementerian Kesehatan adalah 2000 miligram natrium atau setara dengan satu sendok teh garam per orang per hari.
Baca juga: Makan Mi Instan dan Nasi Sekaligus, Ketahui Jumlah Kalori yang Dikonsumsi
Sementara itu, berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2019, asupan natrium harian tergantung dari usia dan jenis kelamin.
Khusus orang dewasa sehat, angka kecukupan natrium berkisar 1000-1500 miligram per orang per hari atau setara dengan setengah sampai tiga perempat sendok teh garam.
Di sisi lain, menurut Kementerian Kesehatan, MSG yang banyak terkandung dalam bumbu mi instan terdiri dari tiga zat, yaitu asam glutamat (78 persen), natrium (12 persen), dan air (10 persen).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0-120 miligram per kilogram berat badan.
Meski tergolong aman dikonsumsi, asupan MSG per hari tetap harus dibatasi untuk menghindari potensi efek yang merugikan.
Mi picu gula darah naik dan turun
Lebih lanjut dr Tan mengatakan, komponen mi dari mi instan merupakan produk rafinasi yang berasal dari terigu atau tepung gandum.
Menurutnya produk rafinasi atau makanan yang mengandung karbohidrat rafinasi bukanlah bahan pangan utuh lagi.
Jenis karbohidrat ini berbeda dengan beras pecah kulit, beras merah, beras coklat, atau beras hitam, yang mana kulit arinya masih utuh, sehingga lebih lama dicerna menjadi gula.
Meski tak dapat dikatakan berbahaya, menurutnya, produk rafinasi tidak dibutuhkan oleh tubuh, bahkan dapat membuat gula darah naik dan turun secara cepat.
"Cepat membuat gula darah (seperti) yoyo. Sebab rafinasi mudah diserap jadi gula darah, dan anjlok lagi," jelas Tan.
Baca juga: Batasan Konsumsi Mi Instan: Maksimal 2 Bungkus per Pekan Menurut Ahli Gizi
| Jangan Dikonsumsi Berlebihan, 11 Makanan Sehat yang Ternyata jadi Penyebab Berat Badan Bertambah |
|
|---|
| Rekomendasi Menu Makan Malam untuk Penderita Kolesterol, Murah Tetap Sehat |
|
|---|
| Dr Zaidul Akbar Bongkar! Ternyata Sakit Lambung Selama Ini Bukan karena Makanan tapi Pikiran Sendiri |
|
|---|
| 8 Manfaat Jus Buah Delima untuk Kesehatan, Tinggi Antioksidan, Bagus untuk Kulit dan Gula Darah |
|
|---|
| ‘Dingin Seperti Kulkas’, Seksolog dr Boyke Jelaskan Istilah Frigidity: Impoten pada Wanita |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.