Breaking News

Kajian Islam

Apakah Mimpi Buruk Bisa Membahayakan? Buya Yahya Lakukan Dua Hal Ini, Baca Surah Al Falaq dan An Nas

Usai mimpi buruk, kerap kali seseorang merasa kepikiran dengan apa yang dia impikan dalam tidurnya bahkan takut mimpi tersebut akan menjadi kenyataan.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YouTube 'Al-Bahjah TV'
Buya Yahya 

Apakah Mimpi Buruk Bisa Membahayakan? Buya Yahya Lakukan Dua Hal Ini, Baca Surah Al Falaq dan An Nas

SERAMBINEWS.COM - Salah satu kejadian yang biasa dialami seorang manusia ketika tertidur adalah bermimpi. Mimpi bisa berupa munculnya gambar, ide, emosi, suasana atau bahkan ingatan di masa lampau saat tidur.

Mimpi bisa dianggap menyenangkan atau pula menyedihkan, sering disebut dengan mimpi buruk tergantung interpretasi dari orang tersebut. 

Usai mimpi buruk, kerap kali seseorang merasa kepikiran dengan apa yang dia impikan dalam tidurnya, beberapa orang bahkan takut mimpi tersebut akan menjadi kenyataan, berimbas pada kehidupan atau bahkan membahayakannya.

Lantas benarkah mimpi buruk dapat membahayakan?

Pendakwah yang juga pendiri pondok pesantren LPD Al Bahjah, Cirebon, Buya Yahya dalam sebuah kajian dakwahnya mengungkap tentang mimpi buruk hingga adab jika bermimpi buruk dalam Islam.

Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Jumat (12/7/2024), Buya Yahya mengatakan, jika anda mimpi buruk anda tak perlu khawatir karena mimpi buruk tidak akan membahayakan anda. 

Baca juga: Ramai Dibicarakan Soal Pemakaian Gelar Haji Sepulang dari Tanah Suci, Buya Yahya Berikan Pandangan

Begitu pula jika anda mimpi buruk, hendaknya anda tidak perlu memikirannya. 

Hal tersebut sesuai dengan hadis Nabi SAW.  

"Maka hendaknya tidak terlalu memikirkan dari mimpi yang telah dialami tadi, kalau kita mimpi jelek adalah katan Nabi, 'jika engkau mimpi jelek itu adalah mimpi, tidak akan membahayakanmu dan jika engkau mimpi baik itu adalah kabar gembira, bersenanglah engkau'," terang Buya Yahya

Begitu juga sebaliknya, jika anda bermimpi baik itu berarti adalah kabar gembira dan bersenanglah.

"Jika kebaikan yang kita lihat dalam mimpi kita senang," tegas Buya Yahya.

Meski tak perlu risau soal mimpi buruk, Buya Yahya kemudian menambahkan ada beberapa hal yang perlu kita lakukan apabila mimpi buruk itu datang. 

Baca juga: Sering Niatkan Mandi Wajib Padahal Tidak Berhadas Besar, Buya Yahya: Jangan Permainkan Ibadah

Pertama, cukup anda meludah sebanyak tiga kali ke kiri lalu disambung membaca surah Al Falaq dan An Nas.

"jika kita melihat mimpi yang tidak baik, itu adalah mimpi dan tidak akan membahayakanmu. Cukup engkau meludah tanpa mengeluarkan ludah di mulutmu ke kiri tiga kali kemudian engkau membaca ayat seperti Al Falaq dan An Nas, selesai," imbuhnya.

Terakhir kata Buya, penting melakukan hal-hal diatas tanpa rasa ragu, dengan cara begitu, diharapkan anda tak perlu lagi menaruh rasa khawatir dengan mimpi buruk dan tak perlu suudzon atau berburuk sangka.

"Dan jangan rasa ragu lagi dengan mimpi, jangan suudzon kepada siapapun, itu kan Nabi mengajarkan, kalau mimpi jelek cukup anda menoleh ke kiri kemudian anda meniupkan atau meludah tanpa mengeluarkan ludah kemudian setelah itu anda baca Al Falaq dan An Nas, katakanlah mimpi adalah mimpi," pungkas Buya Yahya.

Kenapa Anak Yatim Banyak yang Bandel dan Nakal? Ternyata Ini Sebabnya Kata Buya Yahya

Banyak anggapan di masyarakat bahwa anak yatim adalah anak yang nakal dan bandel. Hal tersebut bukan serta merta terucap begitu saja, pasalnya banyak dari mereka yang merasakan kenakalan dari anak yatim tersebut.

Seorang anak yatim dapat diartikan sebagai seorang anak yang belum baligh yang ditinggalkan oleh ayahnya karena telah meninggal dunia.

Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa anak yatim sering dianggap sebagai anak yang nakal dan bandel. Nah, benarkah demikian?

Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini, sebagaimana dilansir Serambinews.com dari tayangan video di kanal Youtube Al-Bahjah TV dikutip Selasa (9/7/2024).

Dalam video tersebut Buya Yahya membantah adanya pernyataan bahwa semua anak yatim itu nakal dan bandel.

Buya Yahya pun menjelaskan alasan kenapa beliau membantah pernyataan tersebut.

"Mungkin ada sebagain yang kesal dengan anak yatim yang katanya nakal, anak yatim tidak harus nakal," kata Buya Yahya. 

Buya Yahya menghimbau agar kita semua tidak mengatakan bahwa anak yatim itu bandel karena semua ada sebabnya.

Ada alasan tertentu mengapa anak yatim nakal, menurut Buya, karena anak tersebut telah kehilangan kasih sayang orang tua.

Ketika ayahnya meninggal dunia, lalu sang ibu yang berperan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan, sehingga anak tersebut cenderung tidak mendapat perhatian.

"Kalau kita kembalikan, kita lacak, kita rinci kenapa anak yatim nakal, anak yatim nakal setelah abahnya meninggal, ibunya kan bingung cari uang kemudian sehingga anak itu kurang terawat," sambung Buya Yahya. 

Lalu jika muncul pertanyaan dan menyalahkan ibunya kenapa harus mencari nafkah? Dalam hal ini Buya Yahya menegaskan bahwa hal tersebut terjadi karena sesama manusia juga tidak memperhatikan kondisi anak yatim sehingga mengharuskan sang ibu bekerja keras.

"Ibunya cari uang, 'loh kok kenapa ibunya cari uang?' karena kita tidak memperhatikan anak yatim, yang salah tetep kita! Sebab kalau masih ada bapaknya kan bakapnya yang kerja dan barangkali ibunya masih menjaganya, tapi sekarang ibunya bekerja lantas siapa yang menjaga dia?," timpal Buya Yahya. 

Untuk itu, Buya Yahya mengimbau agar kita lebih memperhatikan kondisi anak yatim agar tidak ada lagi anggapan anak yatim nakal. 

"Ibunya kerja cari duit, kita nggak perhatikan anak yatim, gimana nggak nakal? Jangan salahkan anak yatim," pungkas Buya Yahya.  

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved