Perang Gaza

Netanyahu Ingin Hapus Memori Kolektif Rakyat Palestina dengan Menghancurkan Seluruh Wilayah Gaza

Perusakan sekolah, masjid, gereja, arsip bersejarah, dan lembaga lainnya, katanya, merupakan bentuk hukuman kolektif yang ditujukan untuk menghapus me

Editor: Ansari Hasyim
AFP/FADEL SENNA
Foto yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza menunjukkan asap mengepul selama pengeboman Israel di wilayah Palestina utara pada 21 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 

SERAMBINEWS.COM - Adel Abdel-Ghafar, seorang analis politik, mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghukum warga Palestina secara kolektif di Gaza tanpa adanya kemenangan yang dapat dipersembahkan kepada daerah pemilihannya sendiri.

"Jelas bahwa ini bukan tentang pemberantasan Hamas, tetapi lebih tentang hukuman kolektif terhadap warga Palestina," kata Abdel-Ghafar, direktur program kebijakan luar negeri dan keamanan di Middle East Council on Global Affairs, kepada Al Jazeera, Rabu (17/7/2024).

Perusakan sekolah, masjid, gereja, arsip bersejarah, dan lembaga lainnya, katanya, merupakan bentuk hukuman kolektif yang ditujukan untuk menghapus memori kolektif warga Palestina.

Warga Palestina melihat puing-puing tenda yang hancur dan membangun kembali rumah-rumah mereka setelah serangan militer Israel ke kamp al-Mawasi untuk para pengungsi internal (IDP), di dekat kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada 13 Juli 2024
Warga Palestina melihat puing-puing tenda yang hancur dan membangun kembali rumah-rumah mereka setelah serangan militer Israel ke kamp al-Mawasi untuk para pengungsi internal (IDP), di dekat kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada 13 Juli 2024 (AFP/BASHAR TALEB)

"Netanyahu tidak bisa kembali ke daerah pemilihannya dan menjual gencatan senjata tanpa menghasilkan kemenangan apa pun, dan sejauh ini belum ada kemenangan besar, jadi penghancuran Gaza yang terus berlanjut adalah kemenangannya sendiri," tambahnya.

Baca juga: Kena Gangguan Mental Setelah Berperang di Gaza, Ribuan Tentara Israel Jalani Pemulihan Trauma

Warga Palestina yang dibebaskan dari tahanan Israel menceritakan penyiksaan dan penghinaan yang mereka alami

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan timnya telah merawat 13 tahanan, termasuk seorang wanita tua, yang dibebaskan pagi ini oleh tentara Israel di pos pemeriksaan Kissufim di Gaza tengah.

Saat tiba di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah, salah seorang tahanan yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa sejumlah tahanan di dalam penjara Israel telah kehilangan akal sehat akibat penyiksaan dan sengatan listrik yang mereka alami.

Tahanan yang dibebaskan Mustafa Fayyad menceritakan kondisi penahanannya yang sulit karena kurang tidur dan makanan, serta disiksa lebih dari sekali.

Nader Asaliya, seorang tuna netra, berbicara tentang kondisi penahanannya dengan mengatakan: "Mereka memperlakukan kami secara tidak manusiawi di dalam penjara dan memanggil kami anjing. Kami mengalami segala macam penyiksaan, kelaparan, dan penghinaan."

Awal bulan ini Israel membebaskan puluhan warga Palestina yang ditahan selama perang di Gaza, termasuk direktur Rumah Sakit al-Shifa, salah satu rumah sakit utama di wilayah kantong itu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved