Berita Banda Aceh
Lokakarya ICAIOS: Mahasiswa dan Akademisi Serukan Penanganan Pengungsi yang Humanis
Menurutnya, lokakarya ini menjawab pertanyaan-pertanyaan miring atau asumsi negatif terkait pengungsi khususnya Rohingya di Aceh.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDACEH - International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) menggelar lokakarya pemetaan problematika dan saran rekomendasi penanganan pengungsi di Aceh, Rabu (17/7/2024) di ruang seminar Anthony Reid ICAIOS, Darussalam, Banda Aceh.
Lokakarya ini diikuti oleh beberapa akademisi serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Universitas Syiah Kuala, Universitas Malikussaleh, UIN Ar-Raniry, Universitas Muhammadiyah, Universitas Abulyatama serta Universitas Bina Bangsa Getsempena.
Turut hadir dalam lokakarya ini perwakilan Jesuit Refugee Indonesia, Hendra Lawhan Saputra serta perwakilan komunitas anak muda The Leader.
Berlangsung setengah hari, kegiatan ini dipandu oleh Peneliti Senior ICAIOS, Dr Muhammad Riza Nurdin.
Lokakarya ini diawali dengan diskusi problematika penanganan pengungsi di Aceh, para peserta lokakarya kemudian memetakan isu pengungsi pada empat dimensi yaitu agensi, sosial budaya, ekonomi, dan hukum.
Melalui diskusi bersama, para peserta kemudian merumuskan rekomendasi agar penanganan pengungsi di Aceh dapat lebih baik dan humanis.
Adapun sejumlah rekomendasi yang dirumuskan antara lain, pertama, perlunya sinergi antar pemangku kepentingan (pentahelix) dalam penanganan pengungsi, baik koordinasi, komunikasi atau pelayanan.
Kedua, edukasi yang komprehensif lintas aspek oleh lintas agensi, baik untuk masyarakat (host) ataupun pengungsi.
Ketiga, Pemerintah, masyarakat sipil (CSO), media dan akademisi/kampus memainkan perannya masing-masing dalam penangangan pengungsi.
Keempat, Penguatan regulasi seperti evaluasi terhadap implementasi Perpres 125/2016, penegakan hukum terutama terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Kelima, pendekatan berbasis bukti sehingga informasi yang beredar tidak berdasarkan asumsi sehingga mencegah misinformasi atau berita bohong.
Baca juga: Ultimatum Polda Aceh, Hukuman Bagi Penyelundup Rohingya Sangat Berat
Keenam, Pendokumentasian praktek-praktek baik penanganan pengungsi di Aceh dan publikasi yang lebih masif.
Terakhir, Penguatan jejaring peduli pengungsi untuk penanganan yang lebih baik dan humanis.
Salah seorang peserta lokakarya dari mahasiswa memberikan testimoninya terhadap kegiatan yang digagas oleh ICAIOS ini.
Menurutnya, lokakarya ini menjawab pertanyaan-pertanyaan miring atau asumsi negatif terkait pengungsi khususnya Rohingya di Aceh.
“Lokakarya ICAIOS ini telah memberikan banyak informasi akurat dan bukti akademis terkait pengungsi. Persepsi saya yang sebelumnya negatif terhadap pengungsi, sekarang lebih berubah ke ke arah positif,” pungkas salah satu mahasiswa yang pernah terlibat dalam demo menentang pengungsi Rohingya di Aceh.
Sementara itu, peserta lain dalam acara tersebut berpendapat bahwa organisasi mahasiswa harus berkolaborasi dan mengambil tindakan untuk mengatasi masalah pengungsi internasional di Aceh guna mencegah dampak negatif terhadap reputasi para mahasiswa.
Dr Reza Idria sebagai Direktur Eksekutif ICAIOS mengatakan, acara ini merupakan kontribusi dunia kampus terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat.
“Kita ingin menunjukkan bahwa para akademisi termasuk para mahasiswa tidak hanya fokus pada publikasi atau pencapaian akademik, tapi juga ikut merespon isu-isu yang beredar di masyarakat. Semoga rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dapat memberi masukan bagi pemangku kepentingan terkait,” tutupnya.(*)
Baca juga: Forum ICONIC-ICAIOS Bahas Burong Tujoh di Masyarakat Aceh hingga Reaksi Neutrino, Partikel Subatom
| Warga Abdya Dipulangkan dari Malaysia Karena Sakit Autoimun, Langsung Dirujuk ke RSUDZA |
|
|---|
| Mubes PIRA Banda Aceh, Prof Hasanuddin Serukan Kebangkitan Marwah Pidie Raya |
|
|---|
| Pemerintah Aceh Akan Tata Ulang HGU |
|
|---|
| Realisasi Belanja Negara di Aceh Sudah Rp 32 Triliun, Penerimaan APBN Rp 3,8 T |
|
|---|
| Perbaikan Jalan Majid Ibrahim Gampong Merduati Rampung Akhir Tahun |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.