Perang Gaza

Netanyahu Perintah Tim Negosiasi Israel ke Qatar untuk Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera

Komentator urusan politik saluran Israel Kan 11, Gili Cohen, melaporkan bahwa "Pada akhir konsultasi keamanan luar biasa yang berlangsung selama 6 jam

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Courtesy
Foto tanpa tanggal yang memperlihatkan empat tentara pengintai IDF yang disandera Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang dipublikasikan oleh keluarga mereka pada 16 Juli 2024. Dari kiri: Liri Albag, Agam Berger, Daniella Gilboa, dan Karina Ariev. 

SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta agar delegasi negosiasi melakukan perjalanan ke Qatar, setelah pembicaraan dengan pejabat militer dan keamanan Israel, media Israel melaporkan.

Komentator urusan politik saluran Israel Kan 11, Gili Cohen, melaporkan bahwa "Pada akhir konsultasi keamanan luar biasa yang berlangsung selama 6 jam dan membahas masalah dokumen Israel untuk kesepakatan tahanan, gencatan senjata, dan isu strategis lainnya, Kantor Perdana Menteri mengumumkan bahwa delegasi Israel akan berangkat pada hari Kamis untuk melanjutkan negosiasi."

Cohen lebih lanjut menyatakan bahwa pejabat Israel yang telah mengambil bagian dalam negosiasi adalah Kepala Staf Israel, Herzi Halevi, kepala Mossad David Barnea, dan kepala Shin Bet Ronen Bar. Selain itu, Mayor Jenderal Pasukan Cadangan Nitzan Alon dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer juga ikut serta dalam konsultasi tersebut.

Ia mencatat bahwa kelompok tersebut mewakili kabinet yang mirip dengan kabinet perang, yang akan menuju Doha, Qatar, yang dipimpin oleh Barnea.

Baca juga: Netanyahu tak Niat Selamatkan Sandera, Malah Sebut Mereka Menderita tapi tidak Sekarat

Agenda pertemuan tersebut kabarnya meliputi dampak kesepakatan pertukaran tawanan perang dan gencatan senjata di Front Utara (melawan Hizbullah) dan masalah Angkatan Bersenjata Yaman, selain juga masalah-masalah strategis.

Netanyahu fokus pada Gaza hingga pemilu AS

Dalam konteks ini, komentator urusan militer Channel 13 , Alon Ben David, menyatakan bahwa "diskusi dengan perdana menteri adalah diskusi strategis yang berlangsung beberapa jam dan membahas kemungkinan kesepakatan tahanan, tetapi juga situasi di semua lini, karena jelas bagi semua orang bahwa kesepakatan tahanan di Gaza adalah langkah pertama dalam dimulainya negosiasi dan landasan yang memengaruhi seluruh kawasan."

Ia lebih lanjut mencatat bahwa tanpa kesepakatan pertukaran tahanan, para pemukim tidak akan kembali ke Utara, di tengah menurunnya kepercayaan pada lembaga keamanan dan militer, sementara Netanyahu terus berfokus pada Gaza hingga pemilu AS selesai.

Koresponden Israel menambahkan, "Mereka tidak menyadari bahwa perdana menteri bersedia mengambil langkah untuk mengubah realitas di utara, dan sebagai balasannya, mereka tidak menyadari bahwa ia bersedia melakukan kesepakatan tahanan, dan di sinilah ada jendela kesempatan yang akan tertutup karena tidak (terbuka) selamanya."

Sumber-sumber dalam lembaga keamanan Israel khawatir bahwa "kehilangan lebih banyak waktu akan menyebabkan kita kehilangan kendali dalam kesepakatan pertukaran tahanan, khususnya koridor Netzarim," demikian laporan Israel yang diungkapkan pada hari Sabtu.

Koresponden urusan militer Nir Dvori dari Channel 12 menyatakan bahwa masyarakat internasional dan pengadilan internasional "tidak akan menunggu dan akan mulai memberikan tekanan untuk mengevakuasi koridor dan mengizinkan penduduk kembali ke Gaza utara, yang akan mencegah kami mengamankan pemulangan para tawanan."

"Ini adalah titik ungkit yang tidak boleh kita hilangkan, dan kita perlu memanfaatkan waktu ini," tambahnya.

Palestina Bersatu, 14 Faksi Temasuk Hamas-Fatah Bertemu di Beijing pada Senin

Pembicaraan Dialog Nasional Palestina akan dimulai Senin pagi di ibu kota Cina, Beijing.

Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh 14 faksi Palestina, termasuk Fatah, Hamas, Jihad Islam Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dan Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved