Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Mengenang Ismail Haniyeh, Mantan PM Palestina dan Tokoh Sentral Hamas yang Dibunuh di Iran

Haniyeh adalah salah satu anggota pendiri Hamas termuda yang mempunyai hubungan dekat dengan pemimpin spiritual kelompok itu, Sheikh Ahmed Yassin.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Eddy Fitriadi
ANWAR AMRO/AFP
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran. 

Peran kepemimpinannya di Hamas berawal pada 1997, ketika ia menjadi sekretaris pribadi Yassin dan menjadi orang kepercayaannya.

Keduanya pernah menjadi target percobaan pembunuhan yang gagal oleh Israel pada tahun 2003.

Baca juga: Sosok Fuad Shukr, Komandan Hizbullah Target Serangan Israel di Beirut, Tangan Kanan Hassan Nasrallah

Namun Yassin terbunuh beberapa bulan kemudian.

Ketika Hamas berpartisipasi dalam pemilihan legislatif Palestina pada 2006, Haniyeh diusung sebagai calon legislatif utama.

Kelompok ini memenangkan mayoritas kursi di parlemen dan Haniyeh ditunjuk menjadi Perdana Menteri Otoritas Palestina atau Palestinian Authority (PA).

Namun, PA yang dipimpin oleh Haniyeh mendapat kecaman dari komunitas internasional.

Bantuan yang ditujukan kepada PA pun dibekukan, sehingga memberikan tekanan keuangan yang signifikan pada badan pemerintahan tersebut.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari partai Fatah memecat Haniyeh dan membubarkan pemerintahannya pada Juni 2007.

Hal itu dilakukan setelah faksi-faksi Palestina saling berperang selama berbulan-bulan.

Meski demikian, Hamas yang dipimpin oleh Haniyeh kemudian membentuk pemerintahan otonom di Jalur Gaza.

Baca juga: Pembunuhan Ismail Haniyeh akan Berdampak ke Seluruh Kawasan, Hamas: Mati Syahid Demi Palestina

Representasi Hamas di luar negeri

Haniyeh telah melakukan perjalanan dalam misi diplomatik ke Iran dan Turkiye selama perang Gaza, bertemu dengan presiden Turkiye dan Iran.

Pada 2017, Haniyeh terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal.

Pada Desember 2019, dia meninggalkan Jalur Gaza, kemudian tinggal di Turkiye dan Qatar dalam tujuannya untuk mewakili Hamas di luar negeri.

Selama perang Israel-Hamas, Haniyeh memimpin delegasi Hamas dalam perundingan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

Dia juga menjadi delegasi Hamas dalam perjanjian damai dengan Fatah yang difasilitas China baru-baru ini.

3 putra Haniyeh tewas di Gaza

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved