11 Siswa di Subulussalam Disambar Petir
Sejumlah Meteran Hingga Kabel Listrik di Suka Makmur Subulussalam Ikut Disambar Petir
Joka mengatakan sambaran petir bukan hanya mengenai para pelajar dan warga sekitar, namun turut merusak fasilitas PLN di sana.
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Abdul Hamid Padang mengatakan jika peristiwa itu terjadi saat hujan melanda Desa Suka Makmur termasuk lokasi pejara sedang PKL.
Joka yang merupakan mantan kepala Desa Suka Makmur mengaku jika para pelajar tumbang usai disambar petir “Benar, ada sembilan siswa PKL kita yang terkena sambaran petir, sekarang dalam penanganan,” kata
Kesebelas siswa yang menjadi korban sambaran petir masing-masing tujuh orang wanita, empat pria.
Adapun nama para korban yaitu Hendrika, Raihan, Mandra dan Adek Kombih.
Sementara pelajar perempuan Marlina, Salimah, Gita Novita, Nadia Herawati, Sarmila, Ranita dan Eva Wati.
Selain sebelas siswa SMK Pertanian yang sedang PKL, sambaran petir juga menimpa empat warga setempat.
Korban pihak warga setempat masing-masing Novaida Hasugian, Dio perdana, M Rizky syahromi dan Ramadhan manik.
Joka mengatakan jika korban sudah tertangani setelah mendapat bantuan dari warga sekitar dengan cara menanam dalam lumpur.
Beberapa korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam untuk mendapat penanganan medis. Adapula korban dibawa kembali oleh orang tuanya ke rumah untuk untuk dibobati.
Sebelumnya, usai terkena petir, sebelas korban langsung dilumpuri untuk penyelamatan.
“Alhamdulillah korban selamat dan sebagian udah dievakuasi ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut,” terang Joka
Seperti kebiasaan turun temurun masyarakat Kota Subulussalam, pascakejadian sambaran petir di Penanggalan, penduduk sekitar berjibaku memberikan pertolongan dengan cara tradisional.
Korban petir ini ditanam dalam kubangan lumpur dan dilumpuri hingga tersisa kepala dan wajah. Tak hanya itu, warga juga membaluri lumpur dengan es batu dengan tujuan agar semakin dingin.
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Yah, menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Sudah menjadi kebiasaan apabila ada orang yang terkena sambaran petir langsung ditanam dalam lumpur sebagai pertolongan pertama.
Biasanya, para korban baru diangkat dari kubangan lumpur setelah benar-benar menggigil. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.