LPPM USK dan BPOM Aceh Dorong Produksi Garam Higienis Berstandar SNI di Desa Lam Ujong
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Binaan Gampong yang diprakarsai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
SERAMBINEWS.COM - Desa Lam Ujong hari ini menjadi pusat perhatian dengan digelarnya kegiatan sosialisasi bertema "Sosialisasi Produksi Garam Rakyat Higienis dan Berstandar SNI".
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Binaan Gampong yang diprakarsai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala.
Acara ini dihadiri oleh para petani garam setempat, tim Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Beuramo Sejahtera, serta pemateri dan narasumber dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Aceh.
Ketua Pelaksana Pengabdian, Prof. Saiful, mengarahkan jalannya kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan garam rakyat yang diproduksi oleh masyarakat desa.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desa Lam Ujong Pak Anwr Ishak. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada LPPM Universitas Syiah Kuala dan BPOM Aceh atas inisiatif dan dukungan yang diberikan kepada para petani garam di desa ini.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena dapat membantu kami meningkatkan kualitas garam yang kami produksi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," ujarnya. Prof. Saiful, selaku Ketua Pelaksana Pengabdian, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada petani garam dan BUMG gampong Lam Ujong mengenai teknik produksi dan pengolahan garam yang higienis dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, petani garam dan BUMG di Desa Lam Ujong dapat meningkatkan kualitas produksi mereka, sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional, serta memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan masyarakat," ungkap Prof. Saiful.
Pemateri dari BPOM Aceh memberikan pemaparan mendalam mengenai pentingnya produksi garam yang higienis dan berstandar SNI. Mereka menjelaskan bahwa garam yang diproduksi dengan cara yang higienis dan sesuai dengan standar yang ditetapkan akan memiliki kualitas yang lebih baik, lebih aman untuk dikonsumsi, dan dapat mencegah berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh kontaminasi.
Sesi pertama diisi dengan presentasi mengenai standar higienis dalam produksi garam dan pentingnya mengikuti SNI. Para petani garam diberikan pemahaman mengenai risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh garam yang tidak higienis dan bagaimana memastikan bahwa garam yang mereka produksi memenuhi standar tersebut.
Petani garam dan BUMG diajarkan mengenai teknik-teknik produksi yang higienis. Selain itu, para petani juga diberikan informasi mengenai pentingnya yodium dalam garam dan bagaimana memastikan kandungan yodium yang cukup dalam setiap produk garam yang dihasilkan.
"Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani garam. Dengan teknik produksi yang lebih baik, kualitas garam yang dihasilkan akan meningkat dan memenuhi standar yang dipersyaratkan," kata Bu Nurlinda salah satu narasumber dari BPOM Aceh.
Setelah sesi sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke kantor BUMG Beuramo Sejahtera dan Pusat Produksi Garam Rakyat Desa Lam Ujong. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan gambaran nyata kepada para peserta mengenai penerapan teknik produksi garam yang higienis dan standar SNI.
Di kantor BUMG, peserta diberikan penjelasan mengenai proses manajemen produksi dan distribusi garam yang efektif. Mereka juga melihat langsung bagaimana BUMG Beuramo Sejahtera mengelola produksi garam mulai dari tahap awal hingga siap untuk dipasarkan. Sementara di Pusat Produksi Garam Rakyat Desa Lam Ujong, peserta dapat melihat langsung proses produksi garam dengan teknologi evaporasi tertutup yang lebih efisien dan higienis.
"Kunjungan ini sangat bermanfaat karena kami bisa melihat langsung penerapan teknik yang diajarkan dalam sosialisasi dan pelatihan," ungkap seorang petani garam.
Setelah kunjungan lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para narasumber mengenai berbagai hal terkait produksi garam higienis dan SNI.
Banyak pertanyaan yang diajukan, mulai dari teknis produksi, kendala yang mungkin dihadapi, hingga cara mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses produksi.
Para narasumber dari BPOM Aceh memberikan jawaban yang komprehensif dan solusi praktis untuk setiap pertanyaan yang diajukan.
Mereka juga menekankan pentingnya komitmen dan konsistensi dalam menerapkan standar higienis dan SNI dalam setiap tahap produksi garam.
Ketua Pelaksana Pengabdian, Prof. Saiful, menutup kegiatan dengan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terlaksananya kegiatan ini.
Beliau juga menegaskan komitmen LPPM Universitas Syiah Kuala untuk terus mendampingi para petani garam dalam meningkatkan kualitas produksi mereka. "Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik bagi para petani garam di Desa Lam Ujong untuk menghasilkan garam yang higienis dan memenuhi standar SNI.
Kami akan terus mendukung dan memberikan pendampingan yang diperlukan agar tujuan ini dapat tercapai," ujar Prof. Saiful.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi produksi garam rakyat di Desa Lam Ujong. Dengan peningkatan kualitas garam yang dihasilkan, petani garam dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar, baik lokal maupun internasional.
Selain itu, dengan mengikuti standar SNI, garam yang dihasilkan akan lebih aman untuk dikonsumsi, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan masyarakat. Para petani garam yang mengikuti kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang baru, mereka dapat mengajarkan dan membagikan teknik-teknik produksi yang higienis kepada petani garam lainnya, sehingga peningkatan kualitas produksi garam dapat terjadi secara merata.
Beberapa peserta yang mengikuti kegiatan ini memberikan testimoni positif mengenai manfaat yang mereka peroleh dari sosialisasi ini.
"Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. Banyak hal baru yang kami pelajari mengenai teknik produksi yang higienis dan standar SNI. Kami yakin dengan menerapkan apa yang kami pelajari, kualitas garam yang kami hasilkan akan meningkat dan lebih aman untuk dikonsumsi," ungkap salah satu petani garam.
Ketua BUMG Beuramo Sejahtera juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada LPPM Universitas Syiah Kuala dan BPOM Aceh atas dukungan dan bimbingan yang diberikan. "Kami sangat berterima kasih atas inisiatif ini. Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, kami mendapatkan banyak pengetahuan baru yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas produksi garam kami," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi ini, LPPM Universitas Syiah Kuala bersama BPOM Aceh merencanakan beberapa program pendampingan dan evaluasi untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diberikan benar-benar diterapkan oleh para petani garam.
Program ini akan mencakup monitoring dan evaluasi berkala, serta pemberian bantuan teknis jika diperlukan.
Selain itu, akan dibentuk kelompok kerja di tingkat desa yang terdiri dari perwakilan petani garam, BUMG Beuramo Sejahtera, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan keberlanjutan program ini. Kelompok kerja ini akan bertugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan teknik produksi yang higienis dan memonitor penerapan standar SNI di lapangan.
Kegiatan sosialisasi produksi garam rakyat higienis dan berstandar SNI yang dilaksanakan oleh LPPM Universitas Syiah Kuala bekerja sama dengan BPOM Aceh dan BUMG Beuramo Sejahtera di Desa Lam Ujong merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan produksi garam nasional.
Dengan edukasi dan pelatihan yang diberikan, para petani garam diharapkan dapat menerapkan teknik produksi yang lebih baik, sehingga menghasilkan garam yang berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi.
Komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program dan pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, Indonesia dapat meningkatkan kualitas produksi garam rakyat dan mencapai kemandirian dalam produksi garam yang higienis dan memenuhi standar SNI.(*)


BPOM Jemput Bola, Dampingi Pelaku Usaha Registrasi Pangan Olahan |
![]() |
---|
Jarang Diketahui, Inilah Manfaat Mandi Air Garam Untuk Kesehatan |
![]() |
---|
Dosen USK Kembangkan Sabun Cuci Tangan Berbasis Garam di Aceh Besar |
![]() |
---|
USK Dorong Inovasi Petani Garam Melalui Branding Kemasan dan Produk Sabun Cuci Piring Berbasis Garam |
![]() |
---|
Keren! MPP Kota Langsa Kini Miliki ATM BPOM, Pertama di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.