Jurnalis Warga
Belajar dan Bertumbuh, Kisah Inspiratif Magang di Yala, Thailand
Saya ingin menjelajahi dunia pendidikan di luar batas negara saya dan membuka cakrawala pengetahuan. Perjalanan saya dimulai dari persiapan yang matan
Oleh: Sofi Fazri, Mahasiswa Program Studi Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, melaporkan dari Yala, Thailand
JUNI 2024 menjadi bulan yang tak terlupakan dalam hidup saya. Dengan semangat membara dan rasa ingin tahu yang menggebu-gebu serta dengan tekad yang kuat, saya melangkahkan kaki ke Negeri Gajah Putih, Thailand, untuk mengikuti program magang internasional.
Saya ingin menjelajahi dunia pendidikan di luar batas negara saya dan membuka cakrawala pengetahuan. Perjalanan saya dimulai dari persiapan yang matang, melengkapi berbagai persyaratan, dan mengikuti tahapan demi tahapan. Hingga akhirnya, pada 7 Juni 2024 pukul 12.15 WIB saya berangkat naik pesawat FireFly ke Penang, Malaysia, lalu lanjut dengan naik mobil van ke Sekretariat Yayasan Al-Hidayah Waqaf Foundation For Education And Social Development Songkhla, Thailand.
Kemudian saya singgah satu malam sampai pagi, lalu melanjutkan perjalanan menuju Yala, Thailand.
Baca juga: Kisah Inspiratif, Prof Abdul Manan, Anak Petani Miskin Raih Gelar Profesor di UIN Ar-Raniry
Intinya, saya siap untuk memulai petualangan baru yang penuh inspirasi.
Disambut hangat
Setibanya di Yala, saya disambut hangat oleh komunitas Sekolah Satit Phatna Witya. Senyum ramah para staf pengajar dan siswa begitu memikat, membuat saya langsung merasa diterima dan menjadi bagian dari keluarga baru. Lingkungan sekolah yang hijau dan asri memancarkan aura positif, memberikan kesan pertama yang tak terlupakan.
Saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari komunitas yang begitu hangat dan mendukung. Orang-orang di sini pun sangat ramah dan baik.
Setelah rapat dan berdiskusi, saya ditugaskan sebagai guru di kelas K.3 Darussalam. Di sanalah saya memulai petualangan mengajar yang penuh tantangan dan kebahagiaan.
Sebagai peserta magang, saya dihadapkan pada berbagai tantangan. Di antaranya, harus mengelola kelas yang beragam, dengan siswa yang berasal dari berbagai latar belakang dan kemampuan.
Tugas saya bervariasi, mulai dari membantu guru di kelas, merencanakan kegiatan belajar, hingga membantu siswa yang belum memahami pelajaran. Saya juga diberi kesempatan untuk mengajar beberapa mata pelajaran, seperti bahasa Inggris dan seni.
Sekolah tempat saya magang memiliki kurikulum yang beragam dan komprehensif. Sebagai guru TK, saya bertanggung jawab untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, serta mengembangkan keterampilan motorik dan sosial anak-anak.
Metode pengajaran yang digunakan sangat interaktif dan berpusat pada anak. Kami sering menggunakan permainan edukatif, cerita, dan kegiatan seni untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan efektif. Pengalaman ini sangat berharga karena saya bisa langsung menerapkan teori yang telah dipelajari di tempat saya kuliah.
Bahasa Thailand pun menjadi rintangan yang harus saya lalui, tetapi saya tidak khawatir karena ada guru-guru yang berasal dari Malaysia yang mengajar di Sekolah Satit Phatna Witya. Bahasa mereka tidak jauh beda dengan bahasa Indonesia karena satu rumpun sebagai bahasa Melayu.
Namun, saya tak gentar. Saya terus belajar dengan penuh semangat, berusaha memahami budaya dan kebiasaan setempat. Dengan berkomunikasi dengan guru-guru di Thailand saya sedikit bisa berbahasa Thailand walaupun masih banyak salah dalam pengucapan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.