Jurnalis Warga

Tengku Nek Pawang Karem: Makam Keramat di Sungai Kuruk III

Makam Tengku Nek Pawang Karem, yang dikenal juga sebagai Karim Syeh Kuala, terletak di antara makam-makam warga desa.

Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Tengku Nek Pawang Karem: Makam Keramat di Sungai Kuruk III 

Oleh: Aulia Salsabila mahasiswa komunikasi penyiaran islam UIN Ar-Raniry

Aceh memiliki sejarah penyebaran Islam yang mendalam, termasuk di ujung Tamiang. Namun, kisah Tengku Nek Pawang Karem hampir terlupakan oleh zaman. Makamnya berada di Desa Sungai Kuruk III, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.

Makam Tengku Nek Pawang Karem, yang dikenal juga sebagai Karim Syeh Kuala, terletak di antara makam-makam warga desa.

Kuburan yang luas ini melambangkan keluasan hati sang pawang. Diperkirakan berusia sekitar 200 tahun, makam ini muncul dari dua batu yang diyakini masyarakat sebagai beliau dan istrinya yang muncul dalam waktu yang berbeda.

Semasa hidup, Tengku Nek Pawang Karem dikenal sebagai nelayan, terbukti dari keberadaan biduk (sampan) miliknya. Ia juga memelihara buaya yang dikalungi tali ijok, yang menurut beberapa saksi mata, tidak pernah mengganggu penduduk.

“Dahulu masyarakat melakukan ritual seperti pemujaan, namun seiring berjalannya waktu, mereka lebih memilih berdoa untuk keselamatan,” kata Atok Syamsuddin, salah satu tokoh masyarakat di Desa Sungai Kuruk III (30/7/2024).

Suatu hari, seorang warga yang kelaparan meminta ikan kepada Tengku Nek Pawang Karem. Beliau menyuruh warga tersebut mengambil ikan di biduknya, meski sebelumnya ia telah menjual semua ikannya. Kejadian ini semakin memperkuat keyakinan masyarakat akan keistimewaan beliau.

Baca juga: 7 Tentara Israel Kritis dan Luka-luka Akibat Ledakan Granat Pejuang Hamas di Gaza Selatan

“Bukan kuburannya yang keramat, tetapi orangnya,” lanjut Atok Syamsuddin.

Masyarakat sangat meyakini bahwa Tengku Nek Pawang Karem adalah orang yang berilmu dan saleh. Mereka sering berziarah ke makamnya untuk melunasi nazarnya, meminta keselamatan, hingga menolak bala dengan memotong kambing, melepas ayam, dan memberikan sedekah.

“Di sini ada tradisi Kenduri Laut. Sebelum ritual ini, ada ratib selama tiga malam, lalu diadakan kenduri di dekat makam Tengku Nek Pawang. Warga membawa wajan dan peralatan masak, dilanjutkan dengan kenduri laut menggunakan bot yang dipeusijuk, sebagai bentuk permohonan izin kepada yang punya tempat,” ujar ibu Enti salah satu penduduk Desa Sungai Kuruk III.

“Dulu, harus memotong kambing hitam dan ayam putih untuk dimakan. Kambingnya dijahit dan diisi ampas kelapa, kemudian dagingnya dibagikan kepada warga,” tambahnya.

Para peserta KKN Melayu Serumpun V Kelompok 4 Seruway yang berlokasi di desa ini turut membersihkan area makam Tengku Nek Pawang Karem dan berziarah, didampingi Pak Saman, Imam Gampong Sungai Kuruk III. Selain itu, terdapat pula cerita-cerita zaman lainnya seperti Tengku Nek Rubiyah, Tengku Hasanuddin Alue Pinang, dan Tengku Pagar gading.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved