Kupi Beungoh
Kegagalan Tu Sop Jadi Wakil Mualem, Dampak Serius bagi Ulama dan Umat, Apa yang Mesti Dilakukan?
Saat menyerahkan rekomendasi dukungan ini, Abu Paya Pasi antara lain menjelaskan kepada Mualem bahwa ini merupakan aspirasi ulama seluruh Aceh
Oleh: Tgk. Muhammad Amin Kaway*)
PARTAI Aceh akhirnya mengumumkan nama sosok yang akan menjadi calon wakil gubernur yang akan mendampingi Muzakir Manaf atau Mualem di Pilkada Aceh 2024.
Sebelumnya sempat diberitakan, bahwa pengumuman bakal calon wakil gubernur Aceh dari Partai Aceh ini ditunda ditunda, dari awalnya tanggal 15 Agustu 2024, ke tanggal 25 Agustus 2024.
Tapi entah karena ada kemajuan signifikan entah karena desakan, pada tanggal 15 Agustus kemarin, Partai Aceh mengumumkan hasil seleksi calon wakil gubernur dan sejumlah kepala daerah di kabupaten/kota.
Dalam pengumuman itu disampaikan bahwa DPP Partai Aceh telah memilih Ketua DPW Partai Gerindra, Fadhlullah SE sebagai sosok yang akan menjadi pendamping Mualem di gelaran Pilkada Aceh 2024.
Pengumuman ini sekaligus menjadi akhir dari perjuangan elemen sipil, santri, dan ulama yang menginginkan Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop Jeunib menjadi calon wakil gubernur yang akan mendampingi Muzakir Manaf.
Dikutip dari pemberitaan Serambinews.com, Kamis (15/8/2024), pengumuman Dek Fadh sebagai Cawagub Mualem, hanya beberapa jam berselang setelah ulama kharismatik Aceh, Abu Paya Pasi, datang ke kediaman Mualem.
Dalam kesempatan itu, Abu Paya Pasi menyerahkan rekomendasi dukungan ulama seluruh Aceh kepada Mualem agar memilih Tu Sop sebagai cawagub yang akan mendampingi dirinya.
Saat menyerahkan rekomendasi dukungan ulama Aceh ini, Abu Paya Pasi antara lain menjelaskan kepada Mualem bahwa ini merupakan aspirasi ulama seluruh Aceh.
Tapi, hanya beberapa jam setelah itu, DPP Partai Aceh memutuskan bahwa bukan Tu Sop yang dipilih untuk menjadi pendamping Mualem.
Arus Politik Islam dan Kredibilitas Ulama
Penulis berpendapat, kegagalan Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab, yang dikenal sebagai Tu Sop Jeunieb, sebagai calon wakil gubernur mendampingi Muzakir Manaf membawa dampak yang signifikan, terutama bagi dayah dan umat Islam di Aceh.
Peristiwa ini juga mencerminkan arus politik Islam dan kredibilitas ulama di provinsi ini.
Meskipun didukung oleh klaim 1.300 ulama, kegagalan Tu Sop justru memperkecil nama besar ulama di Aceh.
Dukungan yang besar seharusnya memberikan kekuatan politik yang signifikan.
Namun kenyataan bahwa dukungan ini tidak mampu mengantarkan Tu Sop ke posisi calon wakil gubernur, menimbulkan kesan bahwa pengaruh ulama di Aceh tidak lagi sekuat yang diharapkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.