Opini
Rencana Kontingensi Menyambut PON XXI 2024
Di balik kemeriahan dan gegap-gempita yang akan hadir dalam event itu, perlu disadari juga akan potensi kondisi kontingensi yang bisa muncul bencana
Dr Ir Bambang Setiawan ST MEngSc, Kepala Departemen Teknik Kebumian/Dosen Prodi Teknik Geologi Fakultas Teknik USK
DALAM hitungan beberapa minggu lagi akan diselenggarakan event nasional Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024, dimana Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara yang menjadi tuan rumahnya. Event olahraga terbesar di Indonesia ini rencananya akan diikuti ribuan atlet dari 38 provinsi di Indonesia. Kegiatan kompetisi olahraga tiap 4 tahunan ini tentunya akan menarik banyak pengunjung baik itu ke Provinsi Aceh dan juga ke Provinsi Sumatera Utara.
Beberapa provinsi telah menyiapkan jumlah kontingen yang akan mereka kirimkan dalam PON XXI ini. Sebagai contoh, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikabarkan menyiapkan sebanyak 444 atlet dan 130 pelatih untuk PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 untuk 49 cabang olahraga.
Provinsi Papua diberitakan juga akan memberangkatkan paling tidak 374 atlet yang telah lolos PON XXI Aceh-Sumatera Utara untuk 52 cabang olahraga. Jika kita sederhanakan saja perwakilan dari tiap provinsi minimal 300 atlet saja, maka jumlah kontingen rombongan (olahragawan) yang dikirim ke Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara paling tidak 11.400 orang atlet dan itu belum lagi pelatih, tenaga medis, dan tenaga pendukung lainnya.
Antusiasme berbagai pihak dalam menyambut perhelatan olahraga di tanah air ini juga sudah terasa sejak lama di Provinsi Aceh. Beberapa pihak yang menjadi tuan rumah seperti Kota Sabang, sebagai destinasi wisata favorit, juga sudah bersiap dengan akan membludaknya pengunjung yang akan datang dalam sebulan selama PON XXI 2024 berlangsung.
Sementara untuk Kota Banda Aceh, sebagai tuan rumah dengan jumlah venue olahraga terbanyak di Provinsi Aceh, juga bersiap dengan akomodasi hunian bagi para atlet dan delegasi PON XXI Aceh-Sumatera Utara yang membutuhkan sekitar 7.000 kamar.
Di balik kemeriahan dan gegap-gempita yang akan hadir dalam event itu, perlu disadari juga akan potensi kondisi kontingensi yang bisa muncul akibat berbagai hal, termasuk akibat bencana geologi, seperti gempa yang bagi sebagian besar masyarakat Aceh sudah menjadi hal yang cukup biasa, tetapi tidak demikian halnya bagi para pendatang (atlet, perwakilan, atau supporter) yang dari luar Aceh.
Mengingat terjadinya bencana geologi seperti gempa dapat terjadi kapan saja, maka sudah semestinya kita perlu memiliki sebuah rencana kontingensi agar kita dapat meramaikan pesta olahraga terbesar di Indonesia itu dengan nyaman dan tenang.
Langkah kontingensi
Jika didasarkan pada sejarah dan potensi bencana yang ada di Provinsi Aceh, sudah selayaknya kontingensi terhadap bencana sangat diperlukan dalam merespons event PON XXI 2024 ini, khususnya pada saat acara pembukaan yang rencananya akan dilakukan di Stadion Harapan Bangsa di Kota Banda Aceh, dimana ribuan orang akan hadir pada saat itu.
Kontingensi menurut terminologi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan yang masih diliputi ketidakpastian dan berada di luar jangkauan. Untuk konteks Aceh, kontingensi ini bisa muncul akibat bencana geologi, seperti gempa. Mempersiapkan rencana kontingensi sebelum bencana sangat penting untuk meningkatkan kapasitas individu dalam tanggap terhadap bencana yang timbul dan sekaligus meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana.
Kontingensi terhadap bencana diperlukan untuk dapat mencapai kondisi respons bencana yang efektif. Akan sangat bagus sekali, jika kontingensi terhadap bencana itu adalah sebuah rencana aksi yang dimiliki oleh seluruh masyarakat, dimana setiap bagian dalam komunitas akan melakukan sebuah aksi sebagaimana peran yang telah ditentukan.
Sepertinya untuk saat ini, bagi penduduk atau penghuni Kota Banda Aceh atau calon pendatang di Kota Banda Aceh, perlu mempunyai sebuah kontingensi terhadap bencana secara individu atau keluarga, khususnya, nanti pada saat pembukaan PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Beberapa langkah yang sifatnya umum berikut ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk antisipasi terhadap kontingensi akibat bencana.
Langkah awal dalam menyusun sebuah rencana kontingensi terhadap bencana adalah memahami kondisi dan situasi. Pemahaman kondisi dan situasi yang ada saat ini di lingkungan sekitar akan memberikan dampak yang sangat baik pada rencana kontingensi yang akan disusun. Begitu juga dengan pemahaman akan kondisi dan situasi yang akan terjadi pada saat kejadian yang tidak diharapkan itu terjadi.
Langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi risiko bencana. Identifikasi resiko bencana geologi dapat menggunakan data kejadian-kejadian di masa lampau atau data rujukan seperti data Resiko Bencana Indonesia (RBI) atau data-data berita dan sumber terpercaya lainnya.
Langkah ketiga adalah analisis potensi dampak bencana, yang mana permasalahan yang mungkin dihadapi pada saat terjadi bencana harus teridentifikasi. Langkah yang terakhir yaitu mengembangkan strategi respons atau tanggap-darurat. Pada langkah ini, tindakan-tindakan yang diperlukan terkait dengan dampak bencana pada setiap komponen utama yang diidentifikasi pada langkah 3 sesuai dengan urutan waktu “sebelum bencana”, “saat bencana” dan “setelah bencana”. Setiap individu harus tahu mengenai tindakan yang perlu dilakukan pada ketiga urutan waktu itu.
Rencana kontingensi merupakan salah satu alat terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan keluarga untuk melindungi diri mereka dalam keadaan darurat. Rencana kesiapsiagaan darurat keluarga, lengkap dengan daftar kontak selama keadaan darurat perlu dipersiapkan.
Saat merencanakan apa yang harus dilakukan selama keadaan darurat, pastikan untuk mempertimbangkan anggota keluarga yang memiliki kebutuhan khusus dan anggota keluarga yang rentan lainnya, seperti anak-anak dan orang tua. Setiap orang dalam keluarga harus memahami apa yang harus dilakukan, seperti ke mana harus pergi, dan apa hal mendesak yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat.
Komunikasi dan evakuasi
Dalam era modern ini, komunikasi menjadi hal yang sangat vital. Oleh karena itu, dalam rencana pola komunikasi dengan anggota keluarga menjadi hal yang sangat krusial. Buat rencana komprehensif untuk berkomunikasi jika kita terpisah dari keluarga selama keadaan darurat. Buat lembar atau kartu dengan semua nomor telepon dan informasi yang mungkin dibutuhkan setiap individu dalam keluarga, dan pastikan setiap anggota keluarga memiliki salinan rencana komunikasi.
Perlu kita ketahui juga bahwa jika terjadi keadaan darurat, saluran telepon dan menara telepon seluler mungkin kelebihan beban atau padam. Kita dapat mencoba menggunakan pesan teks jika opsi komunikasi normal tidak tersedia. Akan lebih baik jika kita memiliki rencana darurat lainnya untuk saling menghubungi.
Pastikan setiap anggota keluarga memiliki ponsel atau kartu telepon prabayar yang cukup untuk menghubungi kontak darurat jika diperlukan.
Rencana evakuasi juga menjadi hal yang penting dalam situasi darurat. Sebagai sebuah keluarga, diskusikan ke mana kita akan pergi jika terjadi keadaan darurat. Diskusikan ke mana anak-anak akan pergi jika mereka berada di sekolah atau tempat penitipan anak atau hotel atau venue olahraga atau tempat wisata/kuliner pada saat keadaan darurat, dan pastikan mereka juga tahu ke mana kita akan pergi.
Jika perlu lakukan praktik atau drill dari rencana kontingensi keluarga yang sudah disepakati. Atur latihan evakuasi untuk keluarga guna memastikan semua orang tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi jika terjadi keadaan darurat. Perbarui rencana sesuai dengan masalah yang muncul. Selamat memeriahkan PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Semoga kita senantiasa terhindar dari malapetaka, bala, dan bencana.
“Ya Allah, hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemungkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.