Kajian Islam

Jenis Surah Pendek yang Sebaiknya Dibaca Saat Shalat Tahajud, Ini Penjelasan Ustad Adi Hidayat

Adapun jenis surah yang pertama, lanjut Ustadz Adi Hidayat, yaitu surah yang ringan.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
Tribunnewswiki.com
Ustaz Adi Hidayat (UAH) - Surah Pendek Apa yang Sebaiknya Dibaca Saat Shalat Tahajud ? Ini Surahnya Menurut Ustad Adi Hidayat 

SERAMBINEWS.COM - Surah pendek atau surah Alquran apa saja yang sebaiknya dibaca dalam shalat tahajud?

Membaca surah pendek atau ayat-ayat Alquran juga dianjurkan ketika menunaikan shalat sunnah, termasuk shalat tahajud.

Diketahui, surah pendek atau ayat Alquran lainnya dibacakan pada rakaat pertama dan kedua, tepatnya usai membaca surah Al-Fatihah.

Untuk surah yang dibacakan, pada dasarnya ada banyak surah Alquran yang bisa dipilih untuk dibaca ketika melaksanakan shalat tahajud.

Namun, diantara sekian banyak daftar surah Alquran tersebut, adakah yang paling dianjurkan untuk dibacakan dalam shalat tahajud?

Surah yang dianjurkan dibaca saat shalat tahajud 

Mengenai surah yang dianjurkan dibaca saat mengerjakan Shalat Tahajud sebenarnya sudah pernah dibahas oleh Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah kajian yang disiarkan di salah satu stasiun televisi.

Kajian Ustaz Adi Hidayat yang membahas mengenai persoalan itu kemudian ditayangkan kembali dalam potongan video oleh kanal YouTube Ceramah Pendek.

Dalam potongan video berdurasi 12 menitan yang diunggah YouTube Ceramah Pendek, Ustaz Adi Hidayat mengatakan, ada tiga jenis surah yang bisa dipilih oleh umat muslim untuk dibaca dalam shalat tahajud.

Surah tersebut, kata Ustadz Adi Hidayat, merupakan surah yang sering dibaca oleh Rasulullah.

"Surah apa yang dibaca oleh Nabi?,"

"Secara singkat ada tiga jenis surah yang umumnya dibacakan oleh Nabi SAW dalam kesempatan shalat malamnya," kata Ustadz Adi Hidayat dalam video tersebut.

Berikut tayangan video penjelasan Ustaz Adi Hidayat mengenai jenis surah yang dibaca Rasulullah saat Shalat Tahajud.

- Jenis surah pertama

Adapun jenis surah yang pertama, lanjut Ustadz Adi Hidayat, yaitu surah yang ringan.

"Satu, surat yang ringan, surat yang ringan,"

"Saya tidak katakan pendek ya, ingat baik-baik, surat yang ringan yang diisyaratkan bagi para pemula yang menunaikan shalat tahajud," terangnya.

Ustaz Adi Hidayat kemudian memberi contoh dalil mengenai jenis surah pertama yang dibaca Rasulullah saat mengerjakan Shalat Tahajud.

Dalil tersebut tercantum dalam surah Al-Muzzammil ayat 20 dengan potongan ayat sebagaimana berikut.

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ

"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran...."

Berdasarkan ayat tersebut, jenis surat pertama yang bisa dibaca dalam tahajud ialah surah ringan yang dihafalkan.

Bagi Nabi Muhammad SAW, lanjut Ustadz Adi, keringanannya itu ialah 100 ayat Surah Al Baqarah, atau 10 hingga 11 ayat terakhir surah Ali Imran yang dibaca dalam satu rakaat.

"Jadi ukuran ringannya itu relatif. Ringan bagi Nabi belum tentu ringan bagi kita. Tapi prinsipnya cari yang ringan," terang Ustaz Adi.

- Jenis surah kedua

Jenis surah kedua ialah surah-surah yang tersusun dalam Alquran secara tertib, dengan tujuan mengulang yang dihafal atau memperbanyak yang dibaca.

"Kalau yang tadi yang ringan-ringan, sekarang justru terbalik. Panjang, tapi panjangnya ini diurutkan," lanjutnya.

Bagi yang sudah mengahafal Alquran, sambung Ustadz Adi, ini adalah kesempatan untuk mengulang hafalannya sebagaimana dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad.

- Jenis surah ketiga

Selanjutnya jenis surah ketiga yaitu memilih surah-surah yang sesuai dengan kebutuhan atau keperluan pelaksana tahajud.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, jenis surah ini adalah yang paling jarang dilakukan oleh pelaksana shalat tahajud.

"Ini jenis terakhir, dan ini sangat jarang dilakukan. Padahal Nabi, itu banyak disebutkan dalam riwayat, sering mencontohkan ini," kata Ustaz Adi Hidayat.

Sebagai contoh memilih surah-surah yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya bagi yang sedang mencari nafkah, maka lebih baik membaca ayat-ayat tentang rezeki untuk meminta kemudahan pada Allah Swt.

Begitupula untuk masalah lainnya yang diperlukan oleh pelaksana shalat tahajud, bisa memilih ayat-ayat yang sesuai untuk dibacakan dalam ibadah malam ini.

Sebagaimana diketahui, semua surah Alquran berisi pedoman hidup dan semua permasalahan soal kehidupan ada di dalamnya.

Tata Cara Shalat Tahajud

1. Niat

Dalam video YouTube Taman Surga TV berjudul Apakah Niat Dalam Shalat Harus Dilafazkan? Ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang pelafazan niat sholat.

Ia menjelaskan jika niat adalah amalan wajib yang harus dilakukan agar suatu perbuatan bisa dimasukkan ke dalam kategori ibadah.

"Kata Imam As Syafii, niat (sholat) itu dihadirkan dalam hati bersamaan dengan takbir, Anda mengangkat tangan Anda begini lisan mengucapkan 'Allahuakbar' dalam hati Anda tunjukkan 'Saya berniat sholat duhur'," jelasnya.

Niat dilantunkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa asli penutur dalam hati.

Tak ada tuntunan atau contoh dari Nabi tentang pelafazan niat dalam shalat.

Namun Nabi melakukan pelafazan niat saat umrah dan haji.

Pelafazan niat dalam shalat dilakukan dalam kondisi tertentu.

Semisal agar sesorang yang sedang dalam keadaan waswas dapat fokus beribadah.

Namun kondisi ini hanya dilakukan saat was-was yang luar biasa.

Penggunaan niat dalam bahasa Arab terjadi lantaran nabi dan sahabat menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa asli mereka.

Adapun sebagian ulama memberikan contoh niat sholat tahajud sebagai berikut

"Ushalli Sunnatat Tahajjudi Rak'ataini Lillaahi Ta'alaa. Allahu Akbar."

Artinya: Aku niat shalat sunat tahajjud dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar.

2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah

3. Membaca surat Al Fatihah

4. Membaca surat dalam Alquran.

5. Ruku’ dengan tuma’ninah

6. I’tidal dengan tuma’ninah

7. Sujud dengan tuma’ninah

8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

9. Sujud kedua dengan tuma’ninah

10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

11. Membaca surat Al Fatihah

12. Membaca surat dari Alquran.

13. Ruku’ dengan tuma’ninah

14. I’tidal dengan tuma’ninah

15. Sujud dengan tuma’ninah

16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

17. Sujud kedua dengan tuma’ninah

18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah

19. Salam

20. Doa

Doa setelah tahajud

Setelah mengakhiri shalat tahajud dengan salam, selanjutnya membaca doa.

Doa yang dibaca bisa doa singkat sebagai berikut.

"Rabbanaa aatinaa fid dunya hasanatan, wa - fil aakhirati hasanatan, waqinaa adzaaban naar."

Artinya :

"Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka".

Atau doa lain hadis Bukhari bahwa Rasulullah membaca doa:

"Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardli wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa'dukal haq. Wa liqa'uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan naru haq. Wan nabiyyuna haq. Wa Muhammadun shallallahu alaihi wasallama haq. Was sa'atu haq."

"Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Faghfirli ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a'lantu, wa ma anta a'lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah."

Artinya:

"Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar."

"Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved