Luar Negeri

Vladimir Putin Undang Mahmoud Abbas ke KTT Oktober, Otoritas Palestina Bakal Daftar Gabung BRICS

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirimkan undangan resmi kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menghadiri KTT BRICS di Kazan.

Editor: Faisal Zamzami
THAER GHANAIM/PPO/AFP
Foto yang disediakan oleh kantor pers Otoritas Palestina (PPO) ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) menerima presiden Palestina Mahmoud Abbas di Moskwa pada Sealsa (13/8/2024). 

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Duta Besar Otoritas Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal menyatakan bahwa pihaknya akan mendaftar untuk bergabung ke BRICS usai KTT di Kazan, Rusia pada Oktober 2024 mendatang. 

Nofal menyebut pihaknya menyambut baik digelarnya sesi khusus untuk Palestina di KTT BRICS pada 22-24 Oktober 2024 mendatang.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirimkan undangan resmi kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menghadiri KTT BRICS di Kazan.

BRICS merupakan organisasi antarpemerintahan yang saat ini beranggotakan Rusia, Brasil, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. 

"Setelah partisipasi pertama kami di konferensi tingkat tinggi tersebut, kami akan melayangkan pendaftaran untuk bergabung ke asosiasi ini," kata Nofal dikutip TASS, Senin (26/8/2024).

"Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjanjikan bahwa satu sesi akan didedikasikan secara khusus untuk Palestina. Kami mengharapkan yang terbaik dari konferensi ini."

Nofal menyebut undangan agar Otoritas Palestina menghadiri KTT BRICS adalah "pesan positif" dan bentuk dukungan terhadap masyarakat Palestina.

"Undangan ini berarti, di samping semua kejahatan, pembunuhan, dan penghancuran di Jalur gaza, pesan kami adalah bahwa Palestina ingin hidup dan berkembang," kata Nofal.

Sebelum Rusia mengundang Otoritas Palestina ke KTT BRICS, Mahmoud Abbas dan Putin diketahui bertemu di Moskow pada pertengahan Agustus lalu. 

Dalam kesempatan tersebut, Putin menyalahkan organisasi internasional seperti PBB yang dinilainya tidak tegas soal isu Palestina.

"Sikap ini ditetapkan sejak lama dan tidak tergantung situasi, kami yakin bahwa untuk menghadirkan perdamaian yang abadi, reliabel, dan stabil di kawasan, penting untuk mengimplementasikan semua keputusan PBB dan, utamanya, mendirikan negara Palestina sepenuhnya," kata Putin waktu itu.

 

Baca juga: VIDEO Detik-detik Ledakan Dahsyat Guncang Perbatasan Iran-Irak di Tengah Ketegangan Timur Tengah

Baca juga: Tes CPNS  di Lhokseumawe, Masuki Hari Ke-8, Pendaftar Capai 3.057 Orang

Baca juga: Buntut Kasus Penistaaan Agama oleh Wanda Hara, Nagita Slavina akan Dipanggil Polisi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved